Rintik hujan 30

15.7K 1K 80
                                    

"Rin!" Panggil Langit. Rintik memberhentikan langkahnya ia diam tidak membalikkan badannya, ia menunggu ucapan Langit selanjutnya.

Langit menghela nafas sejenak." Masih ada nggak nama gue di hati Lo?"

Deg!

Rintik membalikkan badannya menghadap Langit yang sedang menunggu jawabannya." Masih." Jawab Rintik, senyum di wajah langit merekah ketika mendengarnya.

Rintik menarik nafasnya." Tapi akan segera hilang." Lanjutnya.

Senyum di wajah Langit memutar." Kenapa?" Tanya Langit.

Rintik memalingkan wajahnya." Gue nggak mau netapin nama orang yang udah nyakitin gue." Jawab Rintik lalu melenggang pergi meninggalkan langit.

Langit menatap nanar punggung Rintik yang mulai menjauh dari hadapannya." Maaf." Lirih Langit.

🌿🌿🌿

"Ngapa lo, kusut amat tuh muka." Ucap Elang sembari memberikan botol mineral ke Rintik.

"Nggak papa." Jawab Rintik.

"Sakit?" Tanya Elang.

Rintik menggelengkan kepala." Nggak."

"Laper?" Tanya Elang.

Rintik mengangguk lemah." Iya."

Elang terkekeh pelan." Makan, gue traktir." Ucap Elang.

Mata Rintik berbinar-binar mendengar traktiran." Serius?" Tanya Rintik, Elang mengangguk." Demi apa?" Tanya Rintik.

"Demi rasa sayang gue ke elo." Jawab Elang. Rintik mencebikan bibirnya." Dih!"

Elang berdiri, ia menundukkan kepalanya menatap Rintik yang masih duduk." Ayo, mau gue traktir nggak lo?" Tanya Elang.

"Gue males jalan deh El, capek badan gue abis olahraga." Ucap Rintik dengan wajah memelas.

Elang menghembuskan nafas kasar, ia berjongkok di depan Rintik. Rintik menautkan alisnya." Mau ngapain lo?" Tanya Rintik.

"Naik, gue gendong. Tadi katanya males jalan?" Jawab Elang.

Rintik awalnya ragu-ragu, tapi kalau di pikir juga lumayan biar tidak terlalu capek. Rintik naik ke punggung Elang. Elang menggendong Rintik menuju kantin. Rintik meletakkan kepalanya di pundak Elang." Gue berat nggak sih?" Tanya Rintik.

"Berat." Jawab Elang.

Rintik mengerucutkan bibirnya." Ish masak gue berat sih, perasaan makan gue nggak banyak deh."

"Lima piring nggak banyak?" Batin Elang.

"Ya udah kalo gitu lo turunin gue aja, gue nggak mau Lo capek gara-gara gendong gue." Ucap Rintik.

"Gue bakal tetep gendong lo, ntar lo capek kalo jalan. Biarin gue aja yang capek, lagipula gue cowok, nggak ada apa-apanya kalo cuma gendong lo doang." Ucap Elang. Rintik tersenyum mendengarnya.

🌿🌿🌿

"Ibu kenapa ya kok manggil saya?" Tanya Rintik kepada Bu Ningsih. Rintik pun bingung kenapa ia tiba-tiba di panggil oleh Bu Ningsih, saat ia telah sampai di ruang kepala sekolah. Ia terkejut kenapa Langit pun juga ada di sini. Atau mungkin Langit juga di panggil oleh Bu Ningsih? Entahlah.

"Ibu mau kamu sama Langit tampil saat perpisahan kelas XII." Ujar Bu Ningsih. Langit tersenyum dalam hati sedangkan Rintik gelisah. Kalau seperti ini bisa gagal rencananya untuk move on.

"Kalian bisa rundingin dulu apa yang akan kalian tampilkan, ibu mau pergi sebentar." Bu Ningsih melenggang pergi meninggalkan Rintik dan Langit dalam keadaan canggung.

"Kita mau nampilin apa?" Tanya Rintik.

"Terserah." Jawab Langit.

Rintik kesal mendengar jawaban Langit. 'terserah' apa itu bisa di sebut sebagai jawaban? Kata terserah itu mengandung banyak arti. Rintik kesal sendiri jadinya.

Drrtt drrtt drrtt

Rintik merogoh sakunya lalu membuka ponselnya dan ternyata terdapat pesan dari Elang. Rintik terkekeh pelan membacanya.

Elang ilalang 🐮

Woi lu kemana? Gue udah lama nungguin lo, bisa lumutan gue nungguin lo.

Langit tak sengaja melihat pesan dari Elang di ponsel Rintik. Jadi ini alasan Rintik senyum-senyum sendiri." Seberapa deketnya lo sama Elang?" Tanya Elang.

"Cuma temenan aja." Jawab Rintik tanpa mau mengalihkan pandangannya.

"Jauhi dia!" Ucap Langit.

Sontak Rintik menolehkan kepalanya menatap Langit." Kenapa Lo nyuruh gue jauhi Elang?" Tanya Rintik.

"Dia nggak baik buat lo." Jawabnya.

"Gue bisa nentuin sendiri mana yang baik dan mana yang nggak, lagipula gue selalu bahagia kalo sama Elang. Lo nggak berhak nyuruh gue jauhi Elang." Rintik pergi meninggalkan Langit.

🌿🌿🌿

Bugh!

Langit memukul rahang Elang. Elang tersungkur di lantai dengan menghapus sudut bibirnya yang berdarah." Sampai kapan pun gue nggak bakal jauhi Rintik." Ucap Elang.

Bugh!

Langit kembali menonjok wajah Elang." Lo itu nggak baik buat Rintik! Lo cuma jadiin dia umpan buat mancing gue!" Desis Langit.

Bugh!

Elang membalas pukulan Langit."Ya itu dulu, tapi setelah gue kenal dia. Sekarang gue nggak ada niatan buat mainin dia lagi." Sahut Elang.

"Inget bro, lo itu cuma mantannya Rintik, lo nggak berhak larang gue buat deketin dia. Bukannya lo selalu cuek sama Rintik, kenapa sekarang beda? Lo udah ada rasa sama dia?" Tanya Elang.

Langit diam tidak menjawab. Elang tersenyum miring." Lo nyesel karna udah ninggalin dia?" Tanya Elang.

"Lo goblok! udah ninggalin cewek sebaik Rintik demi cewek munafik kayak Tania."

Bugh!

Langit menonjok wajah Elang." Jangan pernah hina Tania!" Sentak Langit.

Elang terkekeh pelan." Lo egois, man! Lo nyuruh gue buat jauhi Rintik tapi Lo nggak terima kalo gue hina Tania."

"Ya! Gue emang egois! Lo bener, gue udah mulai cinta sama Rintik, gue nyesel udah mutusin dia! Dan gue nggak suka kalo lo deket-deket sama Rintik!" Ucap Langit.

"Langit..." Lirih seseorang yang sedari tadi mendengar semuanya.











Bersambung…

Lancar ya puasanya, kalo nggak kuat boleh buka kok wkwk🤣

Jangan lupa vote and coment
SEE YOU NEXT PART 💕

Rintik hujan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang