Hubungan Rintik dan Langit sudah berjalan selama satu bulan. Meskipun dalam satu bulan itu Langit tidak ada perubahan sama sekali, ia selalu cuek dan kurang perhatian sama Rintik tapi Rintik tidak mempermasalahkan itu. Yang terpenting adalah hubungannya dengan Langit baik-baik saja. Terkadang Rintik pun bingung melihat perubahan sikap Fino terhadapnya, Fino selalu menjauh darinya. Entah apa yang membuatnya seperti itu m Rintik tidak mengetahuinya.
Berbeda dengan Elang, dia selalu mendekati Rintik dan selalu menganggu Rintik. Rintik selalu kesal setiap kali ia bertemu dengan Elang. Padahal Rintik sudah bilang jika ia mempunyai pacar, tetapi Elang bersikeras untuk mendekatinya dan mengganggunya. Untung saja ia tidak satu sekolah dengan Elang, bisa darah tinggi nantinya.
"Woi."
Vani menepuk pundak Rintik. Rintik menatap datar ke arah Vani yang sudah mengagetkannya, untung saja Rintik tidak jantungan.
"Selow atuh, mukanya gitu amat mbak. Nih buku lo, makasih udah ngasih contekan ke gue. Lumayan, walaupun tulisan lo kurang jelas." Ucap Vani.
"Udah gue kasih contekan, ngehina tulisan gue lagi. Untung lo temen gue, kalo nggak udah gue makan lo dari tadi."
Vani menyengir kuda dengan mengangkat jari telunjuk dan tengahnya." Peace." Ucap Vani, Rintik memutarkan bola matanya malas lalu memasukkan bukunya ke dalam tas.
"Gimana hubungan lo sama Langit?" Tanya Vani.
"Baik kok, ya walaupun sih. Langit tuh cuek, kurang perhatian tapi aslinya dia itu perhatikan banget kok sama gue. Kalo lo gimana? Lo baik-baik aja kan sama Dito?" Tanya Rintik.
Vani mengangguk mantap." Baik, malah tuh ya. Sekarang Dito makin romantis sama gue. Padahal kita pacaran karna terpaksa." Jawab Vani.
Rintik tersenyum masam." Andai aja Langit kayak Dito pasti gue bahagia banget. Selama ini aja Langit lebih banyak waktu buat Tania ketimbang buat gue." Batin Rintik.
🌿🌿🌿
Senyum manis terukir di wajah Rintik. Dengan tangan yang membawa sebuah kotak berisi sarapan untuk Kekasihnya--- Langit. Setiap kali adik kelasnya menyapanya, Rintik selalu membalasnya dengan senyuman.
Sesampainya di kelas Langit, Rintik menghela nafas. Semoga saja hari ini Langit mau menerima bekal dari Rintik. Rintik berjalan mendekati meja Langit. Teman Langit mengerti langsung keluar dari kelas.
"Selamat berpacaran bro." Ucap Zidan lalu pergi bersama dengan Dito dan Fino.
"Mau ngapain?" Tanya Langit.
Rintik tersenyum lalu duduk di samping Langit." Nih, Rintik bawain nasi goreng buat Langit. Rintik suapin ya." Ucap Rintik sembari menyendok kan nasi gorengnya.
"Gue bisa makan sendiri!" Ucap Langit.
Rintik mengerucutkan bibirnya." Kali ini aja ya? Pliss." Ucap Rintik dengan mengeluarkan puppy eyes nya.
"Hmm."
Rintik tersenyum senang lalu menyodorkan sendok yang berisi nasi goreng." Aaa..." Langit dengan terpaksa membuka mulutnya.
"Gimana enak nggak?" Tanya Rintik.
"Biasa aja." Jawab Langit. Wajah Rintik yang senang berubah menjadi lesu tapi ia berusaha senyum kembali. Dia kembali menyuapi Langit.
🌿🌿🌿
"Langit, gue boleh nggak ngomong sesuatu sama Lo?" Tanya Tania.
"Ngomong apa?" Tanya Langit.
"Tapi gue takut, setelah gue ngomong ini. Lo pasti bakal jauhi gue." Ucap Tania dengan menundukkan kepalanya.
"Gue nggak bakal jauhi lo." Sahut Langit.
"Beneran?" Tanya Tania, langit menganggukkan kepala sebagai jawaban. Tania menarik nafasnya." Sebelumnya gue minta maaf karena gue nggak berani ungkapin ini semua sama lo. Gue harus jelasin ini semua sama lo, gue nggak bisa pendem ini terus."
Langit menatap lekat Tania." Maksud lo?" Tanya Langit.
"Gue suka sama lo." Ucap Tania." Gue tau perasaan gue ini salah, nggak seharusnya gue suka sama sahabat gue sendiri. Tapi gue nggak bisa bohongin perasaan gue sendiri, setiap kali lo sama Rintik. Gue cemburu, Lang. Lo nggak perlu bales perasaan gue kok, yang penting setelah lo tau ini semua. Gue harap lo nggak menjauh dari gue." Jelas Tania.
Langit tidak menyangka jika selama ini Tania suka kepadanya. Ia menggenggam tangan Tania." Gue juga suka sama lo." Ucap Langit.
Deg
Tania membulatkan matanya lalu melepaskan genggaman tangan Langit." Lo nggak usah boong hanya untuk nyenengin gue. Gue nggak papa kok. Lama kelamaan juga gue bakal bisa hilangin perasaan ini." Ucap Tania.
"Gue nggak boong, Tan. Gue serius, gue juga udah lama suka sama lo. Gue nggak mau bilang ini semua dari awal, karna gue nggak mau persahabatan ini rusak." Ucap Langit.
"Tapi lo udah punya Rintik, gue nggak mau ngerusak hubungan kalian." Ucap Tania.
"Gue nggak cinta sama dia." Sahut Langit.
"Tapi Lo kan pacaran sama dia." Ucap Tania.
Benar kata Tania, Langit memang sudah berpacaran dengan Rintik kurang lebih satu bulan tetapi Langit tidak pernah merasakan cinta dengan Rintik. Dia selalu risih dengan kehadiran Rintik berbeda dengan Tania, ia selalu merasa nyaman entah sebagai sahabat atau lebih.
"Gue bakal putusin dia!"
Bersambung…
Hohoho dah mulai konflik nih, sengaja di percepat biar cepet kelar nih cerita, puyeng pala gua mikir nih cerita.
SEE YOU NEXT PART 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik hujan [COMPLETED]
Fiksi Remaja[SEBAIKNYA SEBELUM MEMBACA INI, LEBIH BAIK BACA CERITA PELANGI TERLEBIH DAHULU] (Ceritanya sudah tamat tapi malas merevisi, harap maklum jika ada typo!) Rintik hujan Capella itulah namanya, seorang gadis yang selalu berusaha mendapatkan cinta seoran...