Rintik hujan 35

15.6K 993 93
                                    

Sedari tadi Langit tidak pernah fokus, dia mengaduk-aduk makanannya. Ia masih memikirkan keadaan Rintik yang sebenarnya. Kenapa Rintik bisa ada di rumah sakit? Kenapa Elang lebih tau keadaan Rintik ketimbang dirinya?

"Kamu pasti mikirin Rintik ya?" Tanya Tania membuyarkan lamunan Langit.

"Iya."

"Ya udah kamu jenguk aja dia di rumah sakit. Aku tau kok, kamu cemburu kan? Kalo Elang deket-deket sama Rintik?" Tanya Tania.

Langit menaikan satu alisnya." Lo nggak papa kalo gue deket lagi sama Rintik?" Tanya Langit.

Tania tersenyum." Ya nggak papa lah, kan kita udah sepakat untuk jadi sahabat tanpa melibatkan perasaan." Ucap Tania.

Langit beranjak dari tempat duduknya."Thanks, Tan." Ia berlalu pergi meninggalkan Tania.

Tania menatap punggung Langit." Aku sebenarnya cemburu, Lang. Tapi aku sadar, Rintik banyak menderita karena aku." Batin Tania.

🌿🌿🌿

Ceklek!

Langit membuka kenop pintu ruangan Rintik. Ia melangkah kakinya menghampiri Rintik yang masih terlelap. Tangan terulur untuk mengelus-elus rambut Rintik.

Rintik merasa terganggu, ia perlahan membuka matanya. Rintik membelalakkan matanya." Langit!"

"L-lo ngapain ke sini?" Tanya Rintik.

"Gue mau jenguk lo, emangnya nggak boleh?" Tanya Langit.

"Ini masih jam pelajaran, mending lo balik ke sekolah." Ucap Rintik tanpa mau menatap Langit.

"Lo nggak suka kalo gue jenguk?" Tanya Langit.

"Bukannya gue nggak suka, seharusnya lo nggak perlu bolos juga buat jenguk gue. Sebentar lagi kenaikan kelas, emang lo mau nggak naik kelas?" Tanya Rintik.

Langit tersenyum mendengar perkataan Rintik, ternyata Rintik masih memikirkannya." Lo masih peduli sama gue?"

"Pede banget lo, gue cuman nasehatin lo. Bukan berarti gue peduli sama lo." Ucap Rintik. Langit tersenyum kecil.

"Lo sakit apa?" Tanya Langit.

"Bukan apa-apa." Jawab Rintik cuek.

Langit tiba-tiba menggenggam tangan Rintik. Rintik melototkan matanya." Lo mau ngapain?" Tanya Rintik.

Langit menatap lekat manik mata Rintik." Kasih gue satu kesempatan buat memperbaiki semuanya. Gue nyesel dulu pernah putusin lo, sekarang gue mau mulai ini dari awal, lo mau kan?"

Rintik menelan ludahnya." Lo serius? Tapi gue nggak bisa, gue nggak sempurna. Gue nggak cocok sama lo, gue lumpuh, Lang." Lirih Rintik.

Langit membulatkan matanya." L-lo lumpuh?"

Rintik menganggukkan kepalanya." Iya, gue kecelakaan dan itu yang buat gue nggak bisa jalan lagi. Lo pasti berubah pikiran kan?"

Langit menggelengkan kepala." Gue nggak berubah pikiran, gue tetep serius sama ucapan gue tadi. Gue bakal nerima lo apa adanya. Gue nggak peduli mau lo lumpuh atau apa, gue tetep cinta sama lo. Jadi jawaban Lo?"

Langit menatap Rintik penuh harapan.  Rintik menarik nafasnya." Gue..."

🌿🌿🌿

Bruk!

Barang yang ingin Billa ambil, jatuh ke lantai. Ia menunduk mengambil barang tersebut dan memasukkan kedalam keranjang belanjaan nya. Ia kembali memilih-milih barang.

"Billa..."

Billa menolehkan kepalanya ketika mendengar seseorang memanggil namanya." Pelangi!"

Pelangi langsung memeluk Billa." Lo kemana aja sih, Bil? Gue kangen banget sama lo." Ucap Pelangi.

Billa menyunting senyuman." Gue juga kangen sama lo, gue selama ini di Indonesia kok." Ujar Billa.

Pelangi melepaskan pelukannya." Bukannya lo pergi ke London?" Tanya Pelangi.

"Emang. Tapi gue udah balik sebelas tahun yang lalu."

"Kok gue nggak pernah lihat lo?"

Billa mengangkat bahunya." Nggak tau, mungkin kita emang baru diketemuin  sekarang. Oh ya? Lo apa kabar?" Tanya Billa.

"Baik, lo sendiri gimana?"

"Sama."

Pelangi mengangguk paham." Anak lo gimana kabarnya? Gue pengen ketemu sama dia."

"Anak gue baik-baik aja, kapan-kapan gue bakal kenalin sama lo. Kalo anak lo namanya siapa?"

"Langit Sirius Arkana, panggilannya Langit."

Billa mengernyitkan dahinya." Kok kayak pernah denger nama itu ya?"

Pelangi melambaikan tangannya di depan wajah Billa." Hei lo kok bengong sih?"

Billa terhenyak." Eh iya? Em... Gue ada urusan yang harus gue selesain sekarang. Gue pergi ya, byee." Billa berlalu pergi meninggalkan Pelangi.

🌿🌿🌿

"Kenapa papa nggak coba jelasin semuanya sama Rintik dan bundanya?" Tanya Tania.

Alfa menghela nafas."Papa nggak yakin mereka mau menerima papa kembali setelah apa yang papa perbuat selama ini."

Tania menundukkan kepalanya." Ini semua salah Tania, pah. Andai aja Tania nggak pernah ada, pasti semuanya nggak bakal kayak gini. Pasti papah bisa berkumpul bersama keluarga papa dan Rintik pasti bisa merasakan kasih sayang seorang ayah."

"Ini bukan salah kamu. Ini sudah menjadi takdir yang tuhan berikan sama papa. Kamu jangan pernah menyalahkan diri sendiri."

Tania menghela nafas." Selama ini Rintik menderita karena Tania. Tania udah rebut kebahagiaan Rintik. Tania juga merasa bersalah karena pernah rebut Langit dari Rintik. Andai aja Tania nggak mentingin perasaan Tania sendiri." Lirih Tania.

Pikiran Alfa melayang ke Rintik." Apakah kamu sangat menderita selama ini?"

🌿🌿🌿

Senyum Elang selalu mengembang. Ia mencium aroma bunga yang ia beli untuk Rintik. Tangan Elang terulur untuk membuka kenop pintu ruangan Rintik, tetapi ia melihat Rintik tengah berpelukan dengan Langit. Ia menarik tangannya kembali.

Sakit!

Itulah yang ia rasakan. Melihat orang yang kita cintai berpelukan dengan seorang lelaki. Mau marah? Bukan siapa-siapanya. Mau melarang? Tidak punya hak apa-apa. Elang tidak bisa apa-apa sekarang, ia hanya bisa melihat adegan yang membuat hatinya teriris.

"Gue cinta sama lo, Rin."

Elang tidak sengaja mendengar ucapan Langit. Langit menyatakan perasaannya kepada Rintik. Apakah ia sudah terlambat? Apa tidak ada peluang lagi untuk Elang menjadikan Rintik sebagai miliknya?

Elang menghela nafas pasrah. Ia menatap bunga yang ia beli lalu membuangnya ke dalam tempat sampah. Elang berjalan pergi dengan perasaan kecewa.










Bersambung…

Pendek ya? Maaf, otak aku cuma sampai sini mikirnya.

Jangan lupa vote and coment. Kalo perlu spam next
SEE YOU NEXT PART 💕

Rintik hujan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang