Cup!
Bibir Langit dan Rintik menempel. Mereka membelalakkan matanya melihat bibir keduanya menempel. Rintik langsung menjauhkan wajahnya. Sedangkan Langit menggaruk tengkuknya." Bego lo Langit!" Batin Langit.
"Rasi, kamu nggak boleh kayak gitu. Kasian kakak cantiknya." Ucap Langit kepada Rasi.
Rintik tertegun mendengar Langit menyebutnya 'kakak cantik'. Tapi segera di tepisnya, ia tidak boleh baper dengan Langit.
Rasi menundukkan kepalanya." Maafin Rasi." Lirihnya. Rasi menatap sayu ke arah Rintik." Kakak cantik, maafin Rasi ya."
Rasi mencubit pipi Rasi gemas." Iya nggak papa kok. Kakak pergi dulu ya." Pamit Rintik.
Saat ingin melangkah pergi, pergelangan tangannya di cekal oleh Langit." Tunggu!" Cegah Langit.
Langit melangkah mendekati Rintik. Rintik membulatkan matanya karena jarak di antara mereka sangatlah dekat. Tiba-tiba Langit berjongkok di depan Rintik. Dan itu membuat jantung Rintik berdetak lebih cepat.
"Tali sepatu lo lepas." Ucap Langit sembari mengikatkan tali sepatu Rintik. Ia sangat telaten mengikatnya. Rintik menahan nafasnya mencoba menghilangkan rasa gugupnya.
"Thanks." Ucapnya gugup.
Rasi menarik-narik rok Rintik." Kakak cantik." Panggil Rasi. Rintik menundukkan kepalanya dengan mengangkat satu alisnya.
"Itu rok kakak kok ada merah-merah nya?" Tanya Rasi sambil menunjuk ke belakang rok Rintik yang terdapat bercak-bercak darah.
Rintik membelalakkan matanya." Anjir! Gue PMS!" Jeritnya dalam hati.
Rintik menggigit bibir bawahnya cemas. Kenapa ia bisa lupa bahwa ini adalah tanggal datang bulannya. Rintik merutuki dirinya sendiri. Sekarang ia harus bagaimana?
Langit yang peka dengan keadaan Rintik saat ini. Ia langsung melepaskan jaketnya, menarik Rintik untuk mendekat ke arahnya. Dan melingkarkan jaket tersebut ke pinggang ramping Rintik." Pake ini dulu, buat nutupin itu Lo."
"Ta-tapi jaket lo gimana?" Tanya Rintik.
"Nggak papa. Kita beli pembalut sekarang." Ucap Langit. Rintik mengangguk, dan mereka pergi untuk membeli pembalut buat Rintik.
🌿🌿🌿
Sesampainya di supermarket. Ternyata Rasi sudah terlelap di pangkuan Rintik. Gadis mungil itu sangat menggemaskan saat tidur. Langit dan Rintik saling tatap tatapan." Rasi gimana?" Tanya Rintik dengan suara yang teramat pelan supaya tidak membangunkan Rasi.
"Biar gue gendong." Jawab Langit. Langit dengan pelan-pelan menggendong Rasi dan berjalan keluar dari mobil.
Mereka berjalan dengan Rasi yang terlelap dalam gendongan Langit. Rintik langsung menuju ke barang yang ia butuhkan saat ini. Ia tidak sengaja bertemu dengan seorang ibu-ibu.
"Eh itu suaminya ya mbak?" Tanyanya.
Rintik membelalakkan matanya. Ia dan Langit saling pandang lalu menggeleng." Bukan Bu." Jawab Rintik tersenyum canggung.
"Masa sih mbak? Padahal kalian cocok banget loh, apalagi ada anak kecil itu. Udah kayak ayah ibu sama anaknya." Ujarnya.
Rintik tersenyum kikuk." Maaf Bu, tapi kami nggak ada hubungan apa-apa."
"Kenapa kalian nggak pacaran aja?" Tanyanya lagi. Sungguh ibu ini sangat kepo sekali!
Saat Rintik ingin menjawab, Langit memotongnya." Doain aja Bu." Jawab Langit yang mendapat pelototan mata dari Rintik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik hujan [COMPLETED]
Teen Fiction[SEBAIKNYA SEBELUM MEMBACA INI, LEBIH BAIK BACA CERITA PELANGI TERLEBIH DAHULU] (Ceritanya sudah tamat tapi malas merevisi, harap maklum jika ada typo!) Rintik hujan Capella itulah namanya, seorang gadis yang selalu berusaha mendapatkan cinta seoran...