Rintik hujan 48

17K 1.1K 342
                                    

Ceklek!

Billa membuka pintu kamar Rintik, namun ia tidak melihat Rintik bersiap-siap. Rintik malah masih menangis di sisi ranjang. Hati bisa teriris melihat keadaan putrinya." Sayang..."

Rintik menolehkan kepalanya." Bunda, Rintik nggak mau ke luar negeri hiks..."

Billa memalingkan wajahnya tak sanggup menatap putrinya."Maafin Bunda, Rintik. Tapi kita harus pergi, ini yang terbaik buat kita."

Rintik tertawa garing." Terbaik buat kita? Itu cuma terbaik buat Bunda! Bukan buat Rintik! Bunda egois! Bunda ngambil keputusan tanpa sepengetahuan Rintik!"

"Bunda lakuin semua itu demi kamu! Bunda mau kamu bahagia! Kamu lihat sendiri, di Indonesia kamu menderita!" Bentak Billa.

Rintik menatap Billa sendu." Apa dengan tinggal di luar negeri, bisa membuat hidup aku bahagia?" Tanya Rintik.

"Bagaimana jika di sana aku tidak bahagia? Di sini setidaknya Rintik punya orang yang sayang sama Rintik. Rintik punya Langit, Rintik juga punya ayah yang sayang sama Rintik." Ucap Rintik.

Billa tersenyum sinis." Ayah? Ayah kamu nggak pernah sayang sama kamu! Dia cuma sayang sama Tania! Ingat Rintik! ayah kamu udah ninggalin kita demi Tania dan mamahnya!"

"Itu dulu Bunda! Bukannya sekarang ayah akan kembali lagi sama kita?" Tanya Rintik.

"Itu semua mimpi!" Bentak Billa. Billa menarik dagu Rintik." Ayah kamu nggak pernah ada niatan buat kembali lagi sama kita! Dan kamu harus tau! Ayah kamu itu cuman sayang sama Tania, bukan sama kamu!"

Sungguh sakit hati Rintik mendengar kalimat tersebut keluar dari mulut Bundanya." Tapi kan Rintik anak kandungnya hikss... Hiks..."

"Anak kandung nggak menjamin semuanya, Rintik!" Billa menggenggam erat tangan putrinya." Jangan keluarin air mata kamu untuk hal yang nggak berguna! Bunda didik kamu untuk jadi wanita kuat, bukan lemah seperti ini!"

Rintik hanya bisa menangis. Sekuat apapun wanita, mereka pasti punya sisi rapuhnya. Seperti Rintik, dia memang terlihat kuat namun hatinya tidak.

"Bunda kasih kamu waktu tiga hari! Setelah itu, kamu nggak bisa nolak lagi untuk ikut Bunda ke luar negeri!"

🌿🌿🌿

Brak!

Alfa melemparkan berkas-berkas yang membuat sekretaris nya terkejut. Ia menundukkan kepalanya takut melihat aura menyeramkan dari bos-nya.

"Apa-apaan ini! Kenapa kamu mengambil keputusan tanpa sepengetahuan saya?!" Bentak Alfa kepada sekertaris nya bernama Rina.

Rina menunduk ketakutan." Maafkan saya pak, tetapi Bu Billa sendiri yang ingin mengundurkan diri dari kantor."

"Panggil dia kesini!" Suruh Alfa.

Rina mengangguk patuh." Baik, Pak." Rina berjalan keluar dari ruangan Alfa.

Alfa mengusap wajahnya frustasi." Aku nggak akan biarin kamu pergi lagi, Bil." Ucapnya dalam hati.

Tok tok tok!

"Masuk." Sahut Alfa ketika mendengar suara ketukan pintu.

Billa melangkahkan kakinya mendekati Alfa." Ada apa anda memanggil saya?" Tanya Billa dengan nada dingin.

"Bil, kamu dengerin penjelasan aku dulu! Jangan gegabah kayak gini, aku nggak mau kehilangan kalian lagi." Ucap Alfa.

"Maaf, saya malas membicarakan hal sepele seperti itu. Jika tidak ada yang penting, saya permisi." Kata Billa.

Rintik hujan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang