Rintik hujan 20

15.3K 1.1K 53
                                    

Malam ini keluarga Langit dan Fino sedang berkumpul. Langit adalah sepupunya Fino dan Fino sepupunya langit. Kenapa bisa begitu? Karena Fino adalah anaknya Maura. Masih inget kan? Sama Maura? Aku harap kalian masih ingat.

Pelangi dan Maura memandang aneh ke Langit dan Fino yang sedari diam, tidak seperti biasanya."kalian kok tumben diam aja?" Tanya Pelangi.

Langit dan Fino saling melirik sekilas lalu kembali menundukkan kepala. Maura dan Pelangi saling pandang." Kalian lagi ada masalah?" Tanya Maura.

"BIASA MI, REBUTAN CEWEK!" Teriak Fira yang berjalan menghampiri mereka dengan membawa Snack di tangannya.

"Kalian rebutan cewek?!" Tanya Maura dan Pelangi serempak. Langit dan Fino hanya diam menundukkan kepala.

"Iya mereka rebutan cewek! Marahin aja! Fira bakal jadi pendukungnya!" Kompor Fira. Langit dan Fino melotot ke arah Fira sedangkan Fira menampilkan wajah polosnya.

"Bukannya kamu udah punya Rintik, ngapain masih rebutan cewek?" Tanya Pelangi kepada langit.

"Lah itu mah yang Fira maksud, bang Langit sama bang Fino tuh rebutin kak Rintik." Sahut Fira.

"Kok kamu tau?" Tanya Pelangi.

Fira memperlihatkan deretan giginya." Fira nggak sengaja denger kalo bang Fino tuh suka sama kak Rintik. Ya kan Bang?" Tanya Fira yang mendapat pelototan mata dari Fino.

"Fino! Rintik itu pacarnya Rintik, kamu nggak boleh deketin Rintik. Kamu mau jadi pebinor?" Tegur Maura kepada Fino.

Fino menghela nafas jengah." Udah mantan kali mi, jadi nggak papa dong kalo Fino deketin Rintik?" Jawab Fino.

Pelangi membulatkan matanya." Kamu putus sama Rintik?!" Tanya Pelangi.

Langit langsung beranjak dari kursinya." Langit ada janji sama temen mah, Langit pergi dulu. Assalamualaikum." Pamit Langit dan langsung melenggang pergi. Pelangi geleng-geleng kepala melihat tingkah laku langit.

🌿🌿🌿

Setelah menjemput Tania, Langit berfikiran untuk mengajak Tania pergi ke pasar malam. Mata Tania berbinar-binar melihat lampu yang kelap-kelip serta wahana-wahana yang ada di sana. Telapak tangannya mengusap-usap lengannya, cuaca malam ini sangat dingin untuknya. Langit yang melihat itu langsung melepas jaketnya dan memasangkannya ke Tania. Tania mendongakkan kepalanya lalu tersenyum.

"Mau naik yang mana?" Tanya Langit.

Tania menggelengkan kepala lalu menatap langit." Aku masih kepikiran sama Rintik, dia pasti sakit hati banget ya?" Ucap Tania.

Langit menggenggam tangan Tania dengan lembut." Ssttt lo nggak usah pikirin dia, malam ini gue mau kita seneng seneng." Ucap Langit. Tania tersenyum dengan menganggukkan kepala.

Langit menatap dalam-dalam manik mata Tania. Tania merasa gugup di tatap langit seperti itu." Seperti janji gue. Gue udah mutusin Rintik dan gue bakal nembak lo. Will you be my girlfriend?"

Tania menatap Langit tidak percaya, ada rasa bahagia di dalam hatinya. Ia menggigit bibir bawahnya lalu dengan cepat menganggukkan kepala." Yes, I Will." Jawab Tania dengan suara pelan antara malu dan gugup.

Langit tersenyum senang lalu memeluk Tania." Thanks." Ucap Langit. Tania menganggukkan kepala dan membalas pelukan Langit.

🌿🌿🌿

Air mata Rintik masih terus berjatuhan dari pelupuk matanya. Tatapannya kosong, angin malam seolah-olah menjadi saksi atas kesedihannya malam ini. Semuanya berakhir, tidak ada lagi semangat Rintik di pagi hari. Rintik memejamkan matanya mengingat kenangan-kenangan yang terlukis di memorinya.

" Langit cobain deh gulali ini, pasti enak banget." Rintik memberikan gulali warna merah muda ke Langit. Langit menerimanya lalu memakannya.

Rintik tersenyum senang." Gimana enak kan?" Tanya Rintik.

"Hmm." Jawab Langit.

Kenangan saat Rintik memaksa Langit menemaninya pergi ke taman. Air mata rintik jatuh kembali mengingat kenangan itu.

"Langit tau nggak sih? Kenapa Rintik selalu siapin sarapan buat Langit?" Tanya Rintik sembari membuka bekal makanannya.

"Nggak!" Jawab Langit.

"Karna Rintik nggak mau Langit sakit, rintik tau kok. Langit itu nggak pernah sarapan pas di rumah. Jadi Rintik selalu bawain bekal ini, supaya Langit mau  sarapan. Buka dong langit mulutnya!" Langit dengan terpaksa membuka mulutnya.

Rintik tersenyum miris mengingat itu. Ia selalu memaksa Langit untuk sarapan. Langit bahkan terkadang menolak mentah-mentah hal itu. Tapi Rintik tetap kekeh, itu juga buat kebaikan Langit.

"LANGIT!"

Rintik berteriak memanggil nama Langit. Ia berlari menghampiri Langit." Ish! Langit kok ninggalin Rintik sih? Rintik kan mau pulang bareng sama Langit."

"Naik!"

Rintik dengan cepat naik ke atas motor Langit lalu melingkarkan tangannya di pinggang langit." Nggak usah peluk!" Ketus Langit.

Rintik mengerucutkan bibirnya. Ia tidak menuruti perintah langit, ia malah semakin erat memeluk Langit." Kalo Rintik nggak peluk Langit, nanti Rintik bisa jatuh." Ucap Rintik. Langit berdecak sebal lalu menjalankan motornya.

Langit selalu risih jika Rintik peluk. Ia selalu menghindar dari Rintik. Tapi semakin Langit menghindar semakin pula Rintik mendekat.

Rintik mengambil selembar foto. Saat dirinya dan Langit pergi ke taman. Di foto itu terlihat jelas jika Rintik tersenyum bahagia tetapi Langit tersenyum paksa." Foto ini aja bisa menjelaskan bahwa selama ini lo nggak pernah bahagia sama gue. Maafin gue yang selama ini selalu memaksa lo, gue sayang sama lo. Semoga lo bahagia, Lang. Meskipun bukan sama gue."










Bersambung…

Huwaaa Rintik yang tegar ya 😭😭😭
Jangan lupa vote and coment nya guys
SEE YOU NEXT PART 💕

Rintik hujan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang