Semenjak kejadian dimana langit mencium bibir Rintik, mereka berdua menjadi saling menjauh. Bukan hanya Langit tetapi Elang juga, setiap kali berpapasan dengan Rintik, Elang selalu pergi tanpa menyapa ataupun bertanya. Ia juga sekarang jarang tersenyum dengan Rintik berbeda dengan dulu, setiap Rintik sedih pasti Elang lah yang selalu membuatnya tertawa. Apa itu masih berlaku sekarang?
" Es krim yang manis buat tuan putri yang nggak kalah manisnya." Elang memberikan es krim rasa strawberry kepada Rintik.
Rintik menerimanya dengan tersenyum." Thanks."
Rintik tersenyum getir mengingat kembali ketika Elang memberikan es krim agar Rintik tidak menangis lagi. Seperti anak kecil memang, tetapi Rintik suka. Elang selalu punya cara agar Rintik tersenyum.
"Jangan nangis, ntar jelek."
"Bodo!"
Elang mengambil tisu lalu menghapus air mata Rintik." Lo lebih cantik tanpa air mata." Ucap Elang. Rintik tersenyum dalam hatinya.
Air mata Rintik terjatuh. Ia segera menepisnya dengan kasar." Gue kangen lo, El. Sekarang yang hapus air mata gue siapa? Sekarang yang hibur gue siapa? Gue pengen kita kayak dulu."
🌿🌿🌿
Langit mengusap wajahnya frustasi, ia bingung harus bagaimana sekarang. Rintik menjauh darinya, ia juga merasa bersalah karena tidak bisa menahan egonya. Ia terlalu cemburu melihat Elang menyatakan kepada Rintik. Ia tidak bermaksud mencium Rintik di depan umum, ia yakin jika Rintik tidak akan bisa memaafkannya kembali.
"Lo kenapa, Lang?" Tanya Dito.
Langit menggeleng lemah." Nggak papa."
Ketiga temannya saling pandang lalu mengangkat bahunya. Fino menghela nafas melihat perubahan sikap Langit, meskipun ia masih tidak terima dengan kejadian dimana Langit meninggalkan Rintik tetapi ia yakin jika Langit sudah menyesal." Perjuangin dia kembali, bro" Ucap Fino.
Semua orang mengalihkan pandangannya ke Fino." Maksud lo?" Tanya Langit.
Fino tersenyum kecil." Gue tau lo pasti pengen banget Rintik nggak ngejauh dari lo?" Tebak Fino, langit mengangguk membenarkan." Terus sekarang gue harus gimana?"
"Minta maaf sama dia, jelasin semuanya. Gue yakin dia mau maafin lo." Jawab Fino sembari meminum minumannya.
"Lo nggak papa kalo gue deket lagi sama Rintik?" Tanya Langit.
Fino tertawa mendengar pertanyaan Langit. Ia merogoh sakunya, ia mengeluarkan cincin dari dalam sakunya." Gue udah punya cewek dan gue udah tunangan sama cewek gue."
Semua orang menganga tidak percaya. Selama ini Fino tidak pernah cerita jika ia sudah memiliki pasangan." Kok lo nggak pernah ngasih tau kalo lo udah tunangan? Lo juga nggak ngundang kita?" Tanya Zidan.
"Gue di jodohin sama dia, awalnya gue nolak tapi kalian kan tau bokap gue kayak gimana? Ya gue setuju aja."
"Terus?"
"Nggak ada cinta di antara kita, gue sama dia udah kayak orang asing kalo ketemu. Dia cewek yang unik di mata gue, dia tertutup kecuali sama keluarganya, dia nggak mau di sentuh sama cowok manapun termasuk gue."
"Dia cewek berhijab? Namanya siapa?" Tanya Dito.
Fino mengangguk membenarkan." Hmm. Namanya Annisa."
"Wih enak dong lo? Bisa dapet cewek yang begituan. Cewek yang kayak gitu udah langka sekarang, udah ngapain aja lo sama dia?" Tanya Zidan.
Fino menoyor jidat Zidan, temannya yang satu ini sangat mesum." Kurangin tuh pikiran mesum lo, gue nggak ngapa-ngapain sama dia. Dia aja kalo mau gue gandeng selalu nolak. Katanya 'maaf, kita belum muhrim'."
Semuanya tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Fino, mereka tidak menyangka jika Fino yang terkenal badboy akan menikah dengan wanita berjilbab seperti Anissa.
🌿🌿🌿
Rintik tak sengaja berpapasan dengan Elang. Ia melihat Elang yang sedang bergandengan tangan dengan Dhisya. Elang hanya melirik sekilas lalu kembali melanjutkan langkahnya. Dhisya tersenyum miring ke arah Rintik. Rintik tidak menghiraukannya, ia terus menatap Elang." El!"
"Lo kenapa sekarang berubah? Kenapa lo ngejauh dari gue? Gue ada salah sama lo?" Tanya Rintik.
"Ya jelas lah salah, pakek nanya lagi! Lo itu mikir nggak sih?! Selama ini Elang itu udah baik banget sama lo, eh tapi lo malah nyakitin dia!" Sahut Dhisya.
Rintik menatap tajam ke arah Dhisya."Gue nggak nanya sama lo! Gue nanya sama Elang! Kenapa lo nyaut nyaut sih?!"
"Terserah gue lah! Lagipula, percuma lo nanya sama Elang, dia juga nggak bakal mau jawab pertanyaan lo. Ya kan sayang?" Dhisya melirik ke arah Elang. Elang menanggapinya dengan senyuman.
Rintik membelalakkan matanya." Sayang?" Batin Rintik.
"Ya udah lah, gue males debat sama lo. Gue mau berduaan aja sama Elang. Yuk, Sayang." Dhisya dan Elang berlalu meninggalkan Rintik yang masih mematung di tempat.
" Elang sama Dhisya pacaran?" Batinnya.
🌿🌿🌿
Rintik berjalan menelusuri koridor yang nampak ramai karena ini adalah jam pulang, Rintik menenteng tas ranselnya. Semua orang menatap Rintik dengan tatapan yang sulit di artikan.
" Ihh gue tuh ilfil tau sama dia, dulu pacaran sama langit terus di putusin dan kemarin di tembak sama Elang eh tapi malah ciuman sama Langit."
"Murahan banget ya jadi cewek!"
"Kelihatannya polos tapi aslinya enggak!"
"Jangan-jangan dia udah nggak perawan lagi!"
"Bisa jadi, langit kan dulu nggak suka sama dia tapi sekarang malah ngejar-ngejar dia. Udah di cobain kali!"
Sudah cukup! Rintik tidak mau mendengarkannya lagi, ia berjalan sembari menutup kedua telinganya agar tidak mendengarkan cemooh orang-orang tentang dirinya. Rintik berlari keluar dari area sekolah, tetapi sebuah tangan kekar mencegahnya." Rintik..."
Rintik membulatkan matanya, ia mengenali suara itu. Suara yang sangat familiar di telinganya. Rintik menghempaskan tangannya dengan kasar." Mau apa lagi lo?!"
"Rin, dengerin gue dulu. Gue mau minta maaf, gue nggak bermaksud ngelakuin itu. Gue cemburu lihat lo sama Elang." Ujar Langit.
"Seharusnya Lo nggak lakuin itu, Lang. Sekarang semua orang hina gue, Elang juga menjauh dari gue! Apa kurang puas?! Selama ini, Lo udah bikin gue sakit hati berkali-kali?!"
Langit menundukkan kepalanya merasa menyesal dan bersalah."Maaf."
"Maaf nggak cukup buat ngembaliin semuanya, apa lo bisa bikin gue deket lagi sama Elang?! Apa lo bisa bikin semua orang nggak hina gue lagi?!"
"Gue akan ngelakuin apapun agar lo bisa maafin gue."
Rintik menghapus air matanya, ia memalingkan wajahnya." Jangan pernah hadir di hidup gue lagi!"
Langit mengangguk pasrah." Kalo itu yang lo inginkan, gue akan lakuin. Lo harus selalu inget, Rin. Gue cinta sama Lo." Langit pergi meninggalkan Rintik.
Rintik menatap sendu kepergian Langit. Setetes air mata jatuh dari pelupuknya." Gue juga cinta sama lo, Lang."
Bersambung…
Jangan lupa vote and coment
SEE YOU NEXT PART 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik hujan [COMPLETED]
Teen Fiction[SEBAIKNYA SEBELUM MEMBACA INI, LEBIH BAIK BACA CERITA PELANGI TERLEBIH DAHULU] (Ceritanya sudah tamat tapi malas merevisi, harap maklum jika ada typo!) Rintik hujan Capella itulah namanya, seorang gadis yang selalu berusaha mendapatkan cinta seoran...