Rintik hujan 36

15.2K 976 72
                                    

Hari demi hari Rintik lalui dengan kepalsuan, ia tampak kuat di depan orang banyak tetapi dalam hatinya ia lemah. Terus meratapi nasib kedepannya. Sekarang ia tidak lagi sempurna, kedua kakinya tidak berfungsi lagi. Dia bukan seperti orang lainnya yang juga tidak sempurna, mereka bisa menerima ini semua dengan lapang dada. Tetapi Rintik tidak bisa, ia selalu mengeluh dalam doanya. Berharap ada mukjizat yang tuhan berikan kepadanya agar bisa berjalan kembali. Apalagi sekarang pikirannya di tambah dengan Elang yang mulai menjauh darinya, Elang memang selalu menjenguk Rintik dan membantunya belajar jalan. Tapi Elang tidak pernah berbicara apapun sama Rintik. Apakah Rintik ada salah dengan Elang? Entahlah, Rintik pusing memikirkannya.

"Sayang, hari ini kamu sudah boleh pulang. Apa kamu masih mau masuk sekolah?" Tanya Billa.

Rintik menimbang-nimbang perkataan Billa, dengan keadaannya yang seperti ini. Apakah bisa ia bersekolah seperti biasanya. Apalagi jika murid di sekolah mengejeknya karena lumpuh. Rintik menggelengkan kepala." Rintik mau homeschooling aja, Bun."

Billa mengangguk menyetujui." Ya udah kalo gitu, Bunda bakal cari guru bimbingan buat kamu. Bunda tinggal dulu ya." Billa berlalu pergi meninggalkan Rintik dan Elang dalam keadaan canggung.

"Em... El? Lo kenapa sih? Kok sekarang lo berubah sama gue? Gue ada salah ya sama lo?" Tanya Rintik.

"Nggak ada."

Rintik menghembuskan nafasnya mendengar jawaban singkat dari Elang." Kalo gue nggak ada salah sama lo, kenapa lo selalu diemin gue?"

"Mau aja."

Rintik mengerucutkan bibirnya." Ish! Lo mah kayak gitu. Lo kan tau? Kalo gue nggak suka di cuekin."

Elang menghela nafas jengah." Iya maaf, gue nggak bakal cuekin lo lagi."

Rintik tersenyum mendengarnya." Nah gitu dong!" Jeda sejenak." Alasan lo cuekin gue kenapa sih?"

"Gue cemburu lihat lo sama langit."

Rintik membelalakkan matanya lalu tawanya seketika meledak." Lo cemburu?! Gila! Gila! Gila! Buat apa sih lo cemburu? Lagipula gue sama Langit nggak ada apa-apa kok."

Elang menautkan kedua alisnya." Bukannya Lo sama Langit balikan?"

Rintik meredakan tawanya." Gue nggak balikan sama dia."

Entah kenapa mendengar jawaban dari Rintik membuat Elang tersenyum senang. Jika Rintik tidak kembali lagi kepada Langit, ada harapan lagi untuk Elang.

"Terus yang kemarin?" Tanya Elang.

Rintik mengetuk-ngetuk dagunya seperti tengah mengingat." Oh yang itu? Emang sih Langit ngajak gue balikan tapi gue belum siap kasih jawabannya."

"Alhamdulillah." Ucap Elang tanpa sadar.

Rintik mengerutkan keningnya." Loh kok Alhamdulillah?" Tanya Rintik.

"Nggak papa, gue lagi seneng aja makanya gue bilang Alhamdulillah." Ucap Elang. Rintik mengangguk paham.

"Mau jalan-jalan sebentar?" Tawar Elang. Rintik tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

🌿🌿🌿

"Mau pesan apa, tuan putri?"

Rintik terkekeh pelan mendengar Elang memanggilnya dengan sebutan tuan putri." Terserah kau saja, pelayan." Ucap Rintik.

"Jelek banget panggilan buat gue, masak pelayan. Pangeran kek atau apa gitu?" Kesal Elang.

Dengan gemas Rintik mencubit pipi Elang." Iya iya pangeran."

"Pangeran jomblo maksudnya." Lanjut Rintik. Rintik tertawa terbahak-bahak sembari memegangi perutnya.

Elang mengelus-elus pipinya bekas cubitan Rintik."Bentar lagi juga punya pacar." Ucap Elang.

"Emang siapa yang bakal jadi pacar lo?"

"Elo lah!"

"Hah!"

🌿🌿🌿

Pelangi meletakkan nampan yang berisi makanan untuk Langit, ia mengerutkan keningnya ketika melihat Langit yang termenung di balkon. Pelangi berjalan menghampiri Langit." Langit." Panggil Pelangi.

Langit menolehkan kepalanya ke belakang." Kenapa mah?" Tanya Langit.

"Kamu kenapa sih? Akhir-akhir ini mamah perhatiin kamu sering ngalamun?" Tanya Pelangi.

"Nggak papa kok mah."

"Kamu nggak bisa bohongin mama Langit!" Tegas Pelangi.

Langit menghela nafas, inilah kelemahan dirinya. Langit tidak bisa membohongi Pelangi, mamahnya itu selalu saja tahu jika Langit tengah menyembunyikan sesuatu." Ini soal Rintik mah."

Pelangi mengerutkan keningnya." Rintik kenapa?" Tanya Pelangi.

"Rintik kayaknya udah nggak ada rasa sama aku." Ucap Langit.

"Kok kamu bisa ngomong kayak gitu?"

"Kemarin Langit udah ngajak Rintik balikan, tapi Rintik belum bisa ngasih jawabannya."

"Kalo Rintik belum bisa kasih jawabannya, bukan berarti perasaan Rintik ke kamu itu udah hilang. Mungkin aja dia itu belum siap buat jalin hubungan lagi sama kamu, bisa juga dia takut kejadian itu terulang kembali. Kan kamu tau Rintik susah percaya sama cowok tapi pas dia udah percaya sama kamu, kamu malah ninggalin dia."

Langit menundukkan kepalanya merasa bersalah, ia menyesal karena telah meninggalkan Rintik. Dan sekarang saat ia sudah menyadari bahwa dirinya cinta dengan Rintik. Semuanya sudah terlambat, apakah Rintik mau menerimanya kembali?

"Dia juga lagi deket sama cowok mah."

"Namanya siapa? Masih gantengan kamu atau dia?"

"Namanya Elang, jelas masih gantengan Langit." Ucap Langit dengan menyisir rambutnya ke belakang.

Pelangi terkekeh pelan."Namanya Elang aja? Nggak ada lanjutannya?"

"Elang Triton Sanjaya." Jawab Langit.

Pelangi mengerutkan keningnya mencoba mengingat sesuatu." Sanjaya? Apa dia anaknya Galaxi?"

🌿🌿🌿

"Rin..."

Panggil Elang tanpa menatap Rintik, ia masih fokus menyetir. Rintik menolehkan kepalanya." Apa?"

"Gue boleh nggak nanya sesuatu sama Lo?"

"Nanya apa?"

Elang menarik nafasnya lalu menghembuskan nya." Lo masih cinta sama Langit?"

Rintik membulatkan matanya. Seketika ia merasa gugup karena Elang menanyakan soal itu." K-kok lo nanya itu?"

"Gue cuma mau nanya." Ujar Elang.

Elang menatap lekat manik mata Rintik." Kalo seandainya antara gue sama Langit sama-sama punya perasaan sama lo, lo bakal milih siapa?"

Deg!










Bersambung…

Jangan lupa vote and coment
SEE YOU NEXT PART 💕

Rintik hujan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang