Rintik hujan 23

15.5K 1K 41
                                    

Rintik tersenyum sambil menatap sebuah keluarga kecil yang terlihat sangat bahagia. Rintik selalu ingin merasakan apa yang di namakan keluarga, tapi ia tidak bisa. Melihat itu semua, membuat Rintik teringat ucapan Bundanya.

Flashback on

Rintik kecil tersenyum karena hari ini adalah hari pertamanya sekolah. Tiba-tiba senyumannya luntur ketika melihat teman sebayanya yang di antar oleh kedua orangtuanya.

"Bunda. Mereka kok di anter sama ayah bundanya? Tapi Rintik kok cuma di anter sama Bunda? Ayah Rintik mana Bunda?" Tanya Rintik.

Ekspresi Bundanya seketika berubah. Ia berjongkok lalu mengusap lembut rambut Rintik." Kenapa Rintik nanya kayak gitu?"

"Rintik cuma pengen tau aja, dari dulu Bunda nggak pernah cerita tentang ayah sama Rintik. Emang ayah kemana sih Bunda?" Tanya Rintik.

Air mata Bundanya menetes namun segera di hapus." Ayah ada kok Rintik, tapi Ayah nggak bisa ketemu kita." Jawabnya.

"Kenapa ayah nggak bisa ketemu Rintik? Ayah nggak punya uang ya buat nyusul kita ke sini?" Tanya Rintik.

"Waktunya belum tepat untuk bunda kasih tau semuanya, suatu saat kamu bakal mengerti." Ucap Bunda. Sedangkan Rintik masih tidak mengerti.

Flashback off

Air mata Rintik mengalir." Rintik pengen deh, ngerasain di peluk sama Ayah bukan cuma di peluk sama Bunda. Rintik pengen ketemu secara langsung sama Ayah. Ayah nggak kangen apa sama Rintik? Rintik kangen banget sama ayah, walaupun Rintik nggak pernah liat muka ayah. Kapan itu semua terjadi?"

Saat Rintik tengah larut dalam pikirannya tiba-tiba ada seorang anak kecil yang menghampirinya dan membawakan setangkai bunga mawar." Nih buat kakak."

Rintik menerimanya tapi ia masih bingung siapa yang memberinya bunga mawar ini." Bunga ini dari siapa?" Tanya Rintik.

"Dari kakak itu." Anak kecil itu menunjuk ke arah laki-laki yang berdiri agak jauh dari Rintik. Rintik tidak bisa jelas melihat siapa orang itu. Rintik kembali menatap bunga mawar yang ternyata terdapat sebuah kertas yang bertuliskan.

Jangan nangis, soalnya kalo lo nangis. Lo tambah jelek.

"Siapa sih yang ngasih bunga ini?" Gumam Rintik.

"Gue yang ngasih." Suara bariton seseorang membuat Rintik menolehkan kepala. Ternyata yang memberi bunga ini adalah si cowok tengil, Elang? Batin Rintik.

Rintik melirik sekilas ke arah Elang lalu kembali memalingkan wajahnya. Elang tersenyum kecil." Gue punya suatu tempat yang bisa buat lo ngelampiasin semua beban di pikiran lo." Ucap Elang.

"Dimana tempatnya?" Tanya Rintik.

"Ikut gue!" Elang menarik pergelangan tangan Rintik. Rintik masih bingung tetapi ia hanya pasrah mengikuti langkah Elang.

🌿🌿🌿

Rintik masih tidak mengerti dengan tempat yang ia datangi bersama Elang. Tempat ini terlalu asing untuknya." Ini dimana sih?" Tanya Rintik.

"Tempat ini biasa gue gunain saat gue banyak pikiran. Lo bisa teriak sepuasnya di sini, keluarin semua beban yang ada di pikiran lo." Ucap Elang.

Rintik sedikit melangkahkan kakinya mendekati danau, suasananya sejuk dengan adanya angin yang berlalu lalang. Rintik menarik nafasnya dalam-dalam."GUE BENCI!" Teriak Rintik.

Elang tersenyum dengan melipatkan kedua tangannya di dada." Lebih keras lagi!"

"GUE BENCI!!! GUE BENCI LO YANG UDAH NINGGALIN GUE! GUE BENCI LO YANG UDAH KHIANATIN CINTA GUE! GUE BENCI LO, LANGIT!" Teriak Rintik.

Elang terkekeh pelan mendengar teriakkan Rintik." Gimana udah lega?" Tanya Elang.

Rintik menghela nafas sejenak lalu menganggukkan kepala." Makasih." Ucap Rintik.

"Mau ke rumah pohon nggak?" Tanya Elang.

"Emang ada?"

Elang tidak menjawab ia justru langsung menarik tangan Rintik." Lo bisa manjat kan?" Tanya Elang.

"Lo ngeraguin gue? Gini-gini gue tuh bisa manjat, pohon mangga tetangga gue aja sering gue panjat." Ujar Rintik sombong.

"Kembaran monyet dong lo? Suka manjat pohon." Ucap Elang.

"Wah sialan lo, ngatain gue monyet! Cantik gini di bilang monyet." Rintik mengibaskan rambutnya.

"Udah sana lo naik!"

Rintik mendongakkan kepala menatap rumah pohon yang tepat ada di atasnya. Lalu ia segera memanjang pohon itu, tak butuh waktu lama akhirnya ia pun sudah sampai di rumah pohon tersebut dan di ikuti oleh Elang.

Rintik menatap sekeliling rumah pohon tersebut, kosong tidak ada apa-apanya." Lo sering ke sini?" Tanya Rintik. Elang menganggukkan kepala.

"Ngapain aja lo kesini?" Tanya Rintik.

"Tidur." Jawab Elang. Ia mulai memposisikan dirinya untuk rebahan, ia menjadikan paha Rintik sebagai bantal. Saat Rintik ingin protes sudah di sela oleh Elang." Gini aja, sampai gue bangun." Ucap Elang. Rintik hanya mengangguk pasrah.

Elang mengambil tangan Rintik lalu meletakkannya di rambutnya." Elus." Ujar Elang. Rintik awalnya ragu tapi ia mulai mengelus-elus rambut Elang.

Rintik menatap wajah Elang yang nampak damai saat tidur berbeda dengan Elang yang sangat jahil terhadapnya. Tanpa sadar bibirnya mulai membentuk sebuah lengkungan." Andai aja lo itu Langit." Batin Rintik.










Bersambung…

Jangan lupa vote and coment
SEE YOU NEXT PART 💕

Rintik hujan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang