Pawang Matematika
__________________________Benua yang dapat di artikan sebagai daratan yang luas di permukaan bumi. Arti namanya tidak beda jauh dengan sikap dan sifatnya.
Benua atau biasa di panggil Ben oleh teman-temannya. Ia di juluki sebagai Pawang Matematika. Bagaimana tidak, pemuda itu berbeda dengan teman-temannya yang lain. Ketika semua siswa mengerjakan soal dengan kepala yang hampir meledak, Benua justru terlihat sangat santai dalam mengerjakan sebuah soal.
Tetapi, ada sisi lain dari Benua yang sering kali guru-guru sayangkan. Walaupun pintar, Benua sering kali berbuat ulah bersama dengan teman-temannya.
Bagaimana tidak, Benua masuk ke dalam salah satu kelompok yang di ketuai oleh Jiwa teman dekatnya sendiri. Vestor, Benua bisa merasakan adanya keluarga baru yang tercipta di sana.
Benua sedang membaca buku dengan sampul yang berwarna hitam dengan tulisan ekslopedia besar berwarna putih di sampul buku tersebut.
Tidak mengenal tempat, dimanapun Benua berada jika ia bosan maka ia hanya akan membuka buku dan membacanya.
Seperti halnya sekarang, beberapa teman-temannya yang lain sedang sibuk dengan makanan di hadapan mereka, berbeda dengan Benua yang hanya memesan air botol mineral dan membuka buku lalu membacanya.
"Ben, mata lo nggak sakit baca mulu?" Cakra, teman yang duduk tepat di depannya bertanya padanya.
Benua menutup bukunya dan menyimpannya, Ia menatap Cakra. "Ribet banget lo Cak, yang gue pake mata gue sendiri."
"Yeyy, gue cuma perhatian sama lo. Seharusnya lo juga senang dapet perhatian dari Cakra yang gantengnya dapet nembus langit ke tujuh ini," ucap Cakra penuh dengan percaya diri.
"Ben jijik kali di perhatiin sama lo." Guntur, cowok itu melemparkan kulit kacang kewajah Cakra.
"Tau lo Cak, tuh lo perhatiin cewek-cewek yang lo baperin. Nggak takut dapet karma lo." Jiwa menggelengkan kepalanya karena sifat Cakra yang senang mempermainkan hati seorang perempuan.
"Justru nih ya, karma yang takut deketin gue karena pesona gue yang dalam ini sedalam sungai amazon bisa jadi penangkal karma buat nyamperin gue," ucap Cakra tambah percaya diri.
"Pantesan aja otak lo mungkin udah kemakan sama ikan piranha di sana. Jadi lo sekarang hanya tinggal tubuh tanpa otak."
"Lo sirik ya Ben sama kegantengan gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HERMOSO
Teen Fiction~Dia datang dengan membawa sebaris tanya dan seikat tawa~ Benua Aksa Prawiba, sang pawang matematika. Sumber jawaban berjalan di SMA Darma, berkencan dengan buku dan pelajaran hampir setiap harinya. Hal itulah yang membuat hubungan Benua putus denga...