T i g a p u l u h t i g a

1.9K 155 0
                                    

Melamun
__________________

Jam pelajaran terakhir dikelas Sashi diisi oleh Bu Rika selaku guru Biologi yang terkenal killer dan galak.

Sashi tidak mendengarkan Bu Rika yang sedang menjelaskan tentang reproduksi sel. Gadis itu terus menatap tangan kanannya yang tadi di cium oleh Benua.

Beraninya Benua melakukan hal itu di sekolah. Sashi tidak habis fikir akan tindakan Benua. Karena Benua fikiran Sashi menjadi kurang jernih.

PUKKK

"Aww." Ringis Sashi. Punggung tangannya baru saja dipukul menggunakan spidol oleh Bu Rika.

"Ngelamun apa kamu? Kalau pikiran kamu tidak disini lebih baik kamu keluar daripada di kelas dan mengganggu saya mengajar," Ucap Bu Rika tegas.

Nyali Sashi menciut, ia menunduk dan sesekali menoleh kearah Rindu yang duduk disebelah Sashi dan menatapnya iba.

"Maaf Bu, saya sakit perut jadi ngelamun," Bohong Sashi.

"Sashiku sayang, mau gue bawa ke UKS gak?" Teriak Bayu dari bangku belakang.

Sashi langsung memutar kepalanya menatap Bayu dengan sengit. Sementara murid yang lain meneriaki Bayu.

"Rindu bawa Sashi ke UKS, kalau Bayu yang ngantar bukannya malah ke UKS tapi malah ke KUA," Ucap Bu Rika. Niat hati ingin melontarkan lelucon, tetapi semua murid hanya menampilkan ekspresi datar.

"Ibu kok gituin saya sih," ucap Bayu pura-pura kesal.

Bu Rika menatap Bayu kecut. "Rindu antar Sashi ke UKS." Suruh Bu Rika.

"Eh nggak usah Bu, jam pulang juga bentar lagi. Nggak papa kok Sashi dikelas aja, saya janji akan berusaha merhatiin Ibu," Ucap Sashi.

Bu Rika mengangguk lalu kembali berjalan kedepan dan melanjutkan menjelaskan materi. Kali ini Sashi menyimak Bu Rika yang sedang mengajar, ia Tidak ingin kembali disemprot oleh amarah gurunya itu.

Hal berbeda terjadi di kelas Benua sekarang. Ulangan Kimia dijam terakhir. Cuaca panas menambah kepulan asap tak kasat mata diatas kepala mencoba berfikir keras.

Benua sudah sampai disoal terakhir, ulangan Kimia kali ini terdiri dari 5 soal dengan di ikuti oleh anak bengeknya. 1 soal berjumlahkan 3 pertanyaan.

Jiwa, pemuda itu tampak sedang berfikir keras. Mencoba mengingat apa yang sudah Cahaya ajarkan padanya. Cahaya memang sudah menjadi penerang bagi hidup Jiwa. Tanpa Cahaya hidup Jiwa akan suram.

Guntur, dia baru saja menjawab 3 soal Kimia dibantu dengan handphone yang berada diatas pahanya. Sesekali ia melirik kedepan dimana Bu Lia sedang duduk sambil bertelvon ria.

Cakra, pemuda itu menguap dan mengedarkan pandangannya ke kiri dan ke kanan. Menatap Benua yang tampak serius mengerjakan soal terakhir.

"Temanku Benua yang ganteng dan baik hati, jawabannya dong Kakak," Ucap Cakra memelas.

Benua melihat kearah kertas jawaban Cakra yang masih kosong. "Cakra, itu nomor satu jawabannya mudah, lo gak tau cara ngitung biloks?"

Cakra menggeleng lemah ditambah ekspresi seperti anak bayi yang tersakiti. "Nggak Ben, yang gue tau cuma ngitung jumlah mantan gue," Ucap Cakra.

"Otak lo taruh dimana sih Cak, bego tau nggak lo. Kasian orangtua lo sekolahin lo Susah-susah," Omel Benua.

"Ben, marahin gue bentaran aja. Gue mohon jawaban lo nomor satu sampe lima," Mohon Cakra.

"Nggak, kali ini lo harus cari sendiri jawabannya," Ucap Benua.

Cakra menutup kedua wajahnya frustasi, lalu menatap Benua dengan mata yang berkaca-kaca. "Ini gue udah berusaha nyari sendiri jawabannya Ben, Lo nya aja nggak mau bantu gue ngasih contekan."

HERMOSOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang