Seruni Anjani
______________Sashi berjalan menuju kelas seorang diri. Rindu tidak menemaninya karena gadis itu sedang pergi ke ruang PMR katanya ada rapat dadakan mengenai penerimaan anggota baru PMR.
Sashi berjalan sambil membawa tumbler air minumnya yang berwarna ungu. Sampai ia tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang karena posisi mereka yang tidak terlihat karena perbelokan di koridor kelas.
Tumbler air minumnya jatuh dan pecah, Sashi membelalakkan matanya. Ia merasa di rugikan, tetapi Sashi tidak menyadari tumbler pecahnya yang masih berisikan air membasahi buku seseorang.
"Yaa pecah kan." Sashi mengambil tumbler air minumnya.
Ia menatap orang yang ia tabrak. "Lo Kak Benua," Sashi sedikit terkejut. "Kak tumbler air minum gue pecah, pokoknya kakak harus tanggung jawab. Kakak harus ganti sesuai sama bentuk dan warnanya. Ini tuh tumbler kesayangan gue." Rengek Sashi.
Benua menyerngit. "Gue juga rugi, lo nggak liat buku gue basah. Tumbler lo masih bisa di ganti sedangkan buku gue lo bisa ganti?"
"Tapi kan Kakak yang nabrak, Kakak ganti yaaa plisss. Soalnya gue nggak punya uang buat belli lagi." Sashi menyatukan kedua tangannya memohon kepada Benua.
"Terus nasib buku gue gimana? Lagian lo juga nabrak gue kan, jadi kita sama-sama salah dong."
Sashi mendelik kesal, ia menghentakkan kakinya di lantai. "Mentang-mentang kakak tuh ganteng bisa seenaknya sama cewek. Kak Benua tuh harusnya ngalah sama cewek, Kakak kan lebih tua dari pada gue, seorang kakak tuh harus ngalah sama adiknya."
"Lo bukan adik gue."
"Kak Benuaaaaa." Geram Sashi. "Kalau gitu kak Benua harus ngalah sama calon pacar kakak."
Benua semakin pusing, mungkin waktu Sashi kecil gadis itu di berikan ASI di campur dengan oli. Bicaranya sangat licin.
"Cewek aneh."
"Kak Benua bisa denger detak jantung gue nggak. Detaknya tuh kenceng banget kalau di dekat-dekat Kak Benua. Mungkin karena kakak ganteng kali yaa."
Benua semakin di buat pusing. "Obat lo belum di minum ya?" Tanya Benua.
"Gue nggak sakit kak, jantung gue aja yang aneh kalau di dekat Kakak."
Benua mengambil bukunya yang setengah basah di lantai. Buku ini bukanlah sembarang buku, di sini terdapat banyak catatan rumus-rumus matematika dan fisika. Ada pula catatan penting dari mata pelajaran yang lain.
"Kakak mau kan ganti rugi?" Tanya Sashi.
"Nggak." Benua kemudian berjalan meninggalkan Sashi. Yang hanya bisa merengek meminta ganti rugi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERMOSO
Teen Fiction~Dia datang dengan membawa sebaris tanya dan seikat tawa~ Benua Aksa Prawiba, sang pawang matematika. Sumber jawaban berjalan di SMA Darma, berkencan dengan buku dan pelajaran hampir setiap harinya. Hal itulah yang membuat hubungan Benua putus denga...