Lo Cewek Gila
______________"Tapi Kak lukanya tuh harus diobatin."
Sashi tetap keras kepala dan memaksa Benua agar mengobati luka lebam yang terdapat di ujung mata kanannya.
"Gue mau pulang!" Benua sudah siap-siap ingin menyalakan sepeda motornya.
"Sebentar doang kok Kak cuma dikompres air hangat aja," Sashi memegang lengan kanan Benua menahannya untuk tidak pergi.
"Nggak usah."
Tidak ada jalan lain, Sashi mengambil kunci motor Benua dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya.
"Mau Lo tuh apa sih?" Benua melepaskan helm yang dipakainya dengan kasar dan berusaha mengambil kunci motornya dari tangan Sashi. "Kembaliin nggak?"
"Nggak, sebelum luka Kak Benua gue obatin," ucap Sashi tetap pada keinginannya mengobati luka lebam Benua.
Walaupun hanya luka lebam, Sashi sangat ingin mengobatinya. Karena gadis itu harus bertanggung jawab, Benua seperti ini karena mengantarkannya pulang.
"Nggak perlu diobatin, luka kecil gini bakalan sembuh." Benua sudah terbiasa mendapatkan luka seperti ini, bahkan lebih para dari sekarang.
"Tapi Kak itu lebam loh, nanti bengkak gimana? Iya sih walaupun bengkak Kakak bakalan tetap ganteng, tapi kan kasian wajahnya"
"Bacot, kembaliin kunci motor gue." Benua berusaha mengambilnya dari tangan Sashi, tetapi gadis itu malah membuat sesuatu yang mengakibatkan kedua mata Benua melotot tidak habis fikir akan tindakan gadis itu.
Sashi memasukkan kunci Benua kedalam baju kaos yang ia kenakan. "Apa? Nih ambil kalau berani," tantang Sashi.
"Lo cewek gila."
Mau gak mau Benua harus menuruti kemauan Sashi, dari pada ia tidak mendapatkan kunci motornya, bagaimana ia bisa pulang.
~⚪⚪⚪~
Sashi memeras handuk berwarna putih yang ia celupkan kedalam baskom yang berikan air hangat dan mulai mengompres luka lebam Benua yang terdapat di ujung mata dan bibirnya.
Sashi mengobati luka Benua di teras rumah, Ia sudah menawarkan kepada Benua untuk masuk kedalam rumah. Tetapi Benua menolak karena rumah Sashi yang sepi tidak ada orang.
Dengan penuh kehati-hatian, Sashi mengompres luka Benua dengan pelan agar tidak membuat Benua merasa kesakitan.
"Dari tadi kek Kak langsung nurut aja, kan kasian wajahnya kalau bengkak," Ujar Sashi dan masih menempelkan handuk di ujung mata kanan Benua.
Wajah Sashi begitu dekat dengan Benua, sampai hembusan nafas Sashi saja dapat Benua rasakan anginnya.
Benua dapat menatap Sashi sedekat bahkan sedetail ini. Wajah Sashi bersih tanpa ada jerawat atau goresan yang tercetak diwajahnya.
Benua juga larut dalam aroma tubuh Sashi yang harum. Wangi Vanila, cukup memabukkan bagi Benua.
Saat ingin mengompres di bagian ujung bibir Benua, Sashi baru menyadari bahwa jarak wajahnya begitu dekat dengan wajah Benua.
Sashi dapat melihat dengan jelas bola mata hitam Benua yang menatapnya. Dengan jahil, Sashi meniup wajah Benua sehingga membuat Benua menutup kedua matanya karena angin yang dikeluarkan dari mulut Sashi menerpa wajahnya.
"Kak Benua ganteng, gue cantik ya?" Ucap Sashi dan juga menatap mata Benua. "Atau mau gue cium lagi, mumpung sepi kan?" Goda Sashi dengan menaik naikkan kedua alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERMOSO
Teen Fiction~Dia datang dengan membawa sebaris tanya dan seikat tawa~ Benua Aksa Prawiba, sang pawang matematika. Sumber jawaban berjalan di SMA Darma, berkencan dengan buku dan pelajaran hampir setiap harinya. Hal itulah yang membuat hubungan Benua putus denga...