Persiapin Diri Kalian Besok!
_____________________________Sashi menatap Kakaknya dengan tatapan tajam, ia marah karena tadi malam saat Benua mengantar Sashi pulang Kakaknya itu memarahi Benua.
Padahal Benua sudah melindunginya sampai ia babak belur seperti itu, tapi Kakaknya masih terus saja menyalahkan Benua.
"Makan Sashi!" Perintah Kak Tio tegas. Pasalnya Sashi hanya menyimpangkan kedua tangannya didepan dada sambil bersandar dikursi dan memalingkan wajahnya.
Bibirnya juga ia memajukan seperti ikan yang membutuhkan air untuk bernafas.
Sashi hanya menatap Kakaknya dengan tatapan sengit. "Kak Tio itu apa-apaan sih, kenapa harus marahin pacar Sashi. Kak Benua itu udah berusaha buat lindungin aku Kak, Kak Tio gak liat dia sampe babak belur gitu," Ucap Sashi marah.
Tio menghela nafas gusar. "Tapi Shi, jika saja kalian gak keluar kejadiannya gak akan kayak gitu. Lagian Kakak nggak sepenuhnya marah sama Benua."
Memang benar, Tio sempat marah karena melihat kondisi adiknya yang berantakan ditambah lagi dengan Benua yang babak belur. Sebagai seorang kakak tentu saja khawatir akan kondisi adiknya.
Seburuk-buruknya seorang Kakak, ia akan tetap menyayangi adiknya. Tetapi cara menunjukkannya saja yang berbeda.
Satrio juga sempat mengatakan jika ia tidak akan mengizinkan Sashi keluar lagi apalagi dimalam hari.
Tapi Satrio perlahan-lahan mengerti, Benua sudah menjaga Sashi dengan baik. Buktinya Benua rela terluka karena Sashi, dan tanpa Sashi ketahui Satrio mengucapkan terima kasih pada Benua karena sudah menjaga Sashi dengan baik.
"Kak Tio nggak setuju ya kalau aku pacaran sama Kak Benua?"
"Bukannya gitu Shi."
"Terus maksud Kak Tio apa? Kak Tio gak suka kalau aku pacaran gitu?"
"Sashi, tugas seorang Kakak itu ngebuat adiknya bahagia. Jika kamu bahagia, kenapa Kakak harus gak suka?"
"Kakak cuma gak mau terjadi sesuatu yang buruk pada kamu. Sekarang kamu itu tanggung jawab Kakak."
Sashi tersenyum. "Kak Tio itu baik, makasih sudah menjadi Kakak Sashi yang super duper baikkkkk." Perasaan Sashi sangat mudah berubah, jika tadi ia kesal dan marah tetapi sekarang sudah berbeda.
"Sekarang makan, jangan sampai kamu tambah kurus. Ntar di bonceng Benua kamu terbang lagi."
~⚪⚪⚪~
"BETAPA MALANG NASIBKU."
"Lo kenapa Cak?, Kayak galau gitu." Tanya Guntur, lihatlah Cakra sekarang cowok gila itu sedang duduk di bawah sambil menyilang kedua kakinya dan mendongak keatas. Kepala Cakra ia tumpukan diatas kursi bambu berwarna cokelat.
Sekarang anak-anak VESTOR sedang berkumpul di bengkel Bang Jay. Bengkel itu tidak pernah sepi, karena Bengkel Bang Jay sudah menjadi rumah keduaa bagi mereka.
Anak anak VESTOR bisa datang kapan saja, selagi masih dalam keadaan normal (maksudnya tidak mabuk). Bengkel Bang Jay juga dijadikan sebagai titik berkumpul untuk membahas sesuatu yang penting.
Seperti mengatur strategi penyerangan, Karena di samping bengkel Bang Jay terdapat sebuah posko yang berbentuk persegi panjang dengan tembok setinggi satu meter di sekelilingnya.
"Mau minggat tapi masih bergantung sama orang tua, eh Tur lo nggak mau nampung gue gak?" Tanya Cakra yang menatap Guntur dengan wajah memelas.
"Mending gue nampung cicak dari pada lo, lumayan ada yang bantuin gue buat basmi nyamuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
HERMOSO
Teen Fiction~Dia datang dengan membawa sebaris tanya dan seikat tawa~ Benua Aksa Prawiba, sang pawang matematika. Sumber jawaban berjalan di SMA Darma, berkencan dengan buku dan pelajaran hampir setiap harinya. Hal itulah yang membuat hubungan Benua putus denga...