Ciuman seperti apa?
_______________________Dengan membawa Tupperware berwarna biru tua dan Tumbler air berwarna ungu, Sashi berjalan menuju meja kantin yang diduduki oleh Guntur dan Cakra.
Brak
Sashi meletakkan Tupperware diatas meja dengan kasar, sehingga mengundang perhatian Guntur dan Cakra yang terkejut dibuatnya.
"ALLAHU AKBAR," Ucap Cakra kaget, lalu menatap Sashi dengan nyalang. "Nih si mulut oli ngagetin aja."
Sashi memutar kedua bola matanya, lalu menatap kearah Guntur yang sedang celingak celinguk. Leher Guntur hampir putus karena menengok ke belakang Sashi.
"Nyari apa sih Kak Guntur, nyari Rindu ya? Rindu dikelas dia sakit perut mungkin pms. Kak Guntur sana deh nyamperin Rindu, kasian dia dikelas sendiri."
Tanpa aba-aba lagi, Guntur bangkit dari posisinya dan berlari meninggalkan Cakra dan Sashi.
Sashi menggeleng-gelengkan kepalanya. "Semoga hubungan aku gak kayak mereka berdua, saling sayang tapi gengsian." Gumam Sashi.
"Teman lo tuh, gengsinya minta ampun. Masih sayang tapi pura-pura move on. Emang dasarnya cewek gitu, ribet."
Brak
Sashi menggebrak meja dengan Tumbler air minumnya. "Cewek ribet karena cowok gak bisa ngertiin perasaan cewek."
"Cewek aja yang terlalu baperan."
"Panteslah cewek baperan, cowok juga selalu ngasih harapan sama janji-janji manis. Gini ya Kak Cakra di dunia ini gak bakalan ada cewek yang baperan kalau cowok yang nggak ngasih perasaan dan perhatian lebih."
"Nah ini poin pentingnya. Udah dikasih perhatian lebih tapi cewek selalu aja bilang kalau cowok itu sama aja, sama-sama ninggalin cewek kalau udah bosan. Seharusnya cewek juga ngertiin cowok dong, jangan mau jadi manusia egois. Ditanya baik-baik bilangnya nggak tau, terserah, hm, yaudah. Maksudnya apa sih, cewek emang makhluk hidup ter ribet sepanjang masa."
"Cewek ngomong gitu karena cowoknya kurang peka."
"Nah ini lagi, gimana bisa peka kalau cewek ditanya gak tau maunya apa."
"Nye nye nye nye." Sashi mengeluarkan jurus andalannya ketika kalah berdebat, ditambah dengan ekspresi yang sesuai dengan ucapannya barusan.
"Mati kutukan loh jadi cewek." Ejek Cakra.
"Nye Nye nye nye, aku kesini mau nyari Kak Benua. Kok dia gak ada dikantin?" Tanya Sashi.
"Benua di kelas, lagi belajar buat persiapan ulangan Kimia sebentar." Ucap Cakra.
"Terus?"
"Apa Sashi sayang?"
"Terus Kak Cakra kenapa gak ikut belajar?"
"Benua udah belajar, jadi gue udah merasa terwakilkan."
Mana bisa begitu? Sashi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Cowok emang manusia tersantai, berbeda dengan cewek.
Ketika akan ulangan, cowok hanya sibuk bermain game beda dengan cewek yang udah mati-matian belajar. Tetapi anehnya saat pembacaan nilai ulangan malahan orang yang nggak belajar mendapatkan nilai tinggi dibandingkan dengan belajar.
Positif thinhking aja, mungkin dia dibantu oleh si Mbah.
Sashi meletakkan Tupperware dan tumbler di atas meja Benua. Lalu ia sedikit.membungkukkan badannya dan menatap Benua dari bawah lalu tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERMOSO
Teen Fiction~Dia datang dengan membawa sebaris tanya dan seikat tawa~ Benua Aksa Prawiba, sang pawang matematika. Sumber jawaban berjalan di SMA Darma, berkencan dengan buku dan pelajaran hampir setiap harinya. Hal itulah yang membuat hubungan Benua putus denga...