Gue Berhak Karena Dia Cewek Gue
__________________________Apa yang kalian lakukan jika menunggu seseorang terlalu lama?
Duduk sambil bermain ponsel untuk mengurangi kebosanan?
Ngemil?
Duduk termenung sambil memikirkan kesalahan yang diperbuat tadi?
Sudah ada niat dalam hati untuk membunuh seseorang yang kita tunggu karena terlalu lama?
Sashi terduduk sambil menunduk, gadis itu menatap sepatunya yang ia gerak-gerakkan diatas tanah untuk mengurangi kebosanan akibat menunggu Kakaknya terlalu lama.
Sampai seorang pemuda dengan kaos putih dibalut jaket Levis berwarna hitam dengan celana jenas panjang dan terdapat robekan dilutut.
Jujur saja ada perasaan takut dari dalam diri Sashi, ia cukup tau banyak tentang tindak kejahatan di kota besar apalagi di ibukota Jakarta ini. Tapi Sashi berusaha menampik perasaan takutnya, jika memang dia penjahat maka Sashi akan berkata bahwa dialah penjahat tertampan yang pernah Sashi lihat.
Sashi menatap pemuda yang sudah duduk di sampingnya dengan kedua tangan ia sanggahan di tempat duduk halte, gadis itu malah memberikan senyum kepadanya. Senyum manis dan begitu tulus kepada orang asing.
"Sashi, Sashi Auzora," Ucap tiba-tiba orang yang duduk di samping Sashi.
"Lo, lo tau nama gue?" Terkejut, tentu saja.
Pemuda disampingnya menyengir. "Ingat gak sama anak cowok yang sering narik-narik rambut Lo kalau jalan dikoridor?"
Sashi berusaha berfikir, jujur saja Sashi paling tidak suka menjawab teka teki seperti ini. Ayolah tidak usah berbelit-belit, bukankah lebih cepat lebih baik? Sashi menggeleng. "Gue gak ingat."
Sashi mendengar pemuda itu menghela nafas gusar. "Lo gak ingat anak cowok pas lo kelas dua SMP yang sering nyembunyiin Tumbler air minum lo kalau lagi olahraga?"
"Anak cowok yang sering nyembunyiin Tumbler gue?" Gumam Sashi mengulang sedikit perkataan pemuda disampingnya.
"Oohhh gue ingat sekarang." Saking senangnya, Sashi memukul-mukul dan mendorong bahu pemuda yang duduk disebelahnya. "Lo Kak Yudistira anak 9.5 itu kan? Kak Yudistira yang tubuhnya bongsor itu, tapi kok sekarang beda sih. Apa gue salah kali ya kok jadi tampan gini sih."
"Nggak, Lo bener kok gue Yudistira."
Sashi mulai merubah posisinya menghadap ke Yudistira. "Kak Tira udah beda ya sekarang, lebih ganteng beda sama yang dulu sekarang perfecto."
"Ya namanya juga berevolusi kan." Yudistira Prakas, pas SMP tubuhnya memang sedikit berisi tapi tidak terlalu gemuk juga tapi sekarang penampilannya cukup berubah drastis.
Tubuh tinggi tegap, otot yang kuat mungkin karena keseringan berolahraga dan juga rambut lebat yang hitam tapi tidak terlalu panjang. Perfecto.
"Iya sih."
"Lo juga berubah, tambah cantik aja." Pipi Sashi memerah. Sashi memang mudah baper, digoda sedikit aja ia blushing.
"Kak Tira bisa aja."
"Lo kok belum pulang?" Tanya Yudistira.
"Lagi nunggu Kak Tio." Yudistira menganggukkan kepalanya. Walaupun ia tidak mengenal Kak Tio ataupun bertemu dengannya.
Setelah mengganti seragam basketnya dengan Hoodie berwarna army, Benua pergi menuju parkiran dan melakukan sepeda motornya keluar gerbang sekolah.
Sampai di ambang gerbang pada saat ia menoleh ke kiri, matanya menangkap seseorang yang tidak asing baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERMOSO
Teen Fiction~Dia datang dengan membawa sebaris tanya dan seikat tawa~ Benua Aksa Prawiba, sang pawang matematika. Sumber jawaban berjalan di SMA Darma, berkencan dengan buku dan pelajaran hampir setiap harinya. Hal itulah yang membuat hubungan Benua putus denga...