L i m a

3.1K 300 7
                                    

Sashi Cenayang
________________________

Brakkk

Jiwa memukul meja di hadapannya dengan keras sehingga membuat yang mendengarnya terkejut.

"Beraninya nyerang diam-diam."

"Namanya juga banci Wa, maklumin aja," Ucap Guntur santai.

Sedangkan Sashi, ia terkejut melihat aurah kemarahan Jiwa yang menyeramkan tetapi tetap ganteng di mata Sashi.

Sashi bersembunyi di balik punggung Benua. Benua membawanya ke bengkel Bang Jay dan Sashi mengikutinya saja karena ia takut orang yang berniat jahat padanya tadi datang.

Sedangkan Cakra, pemuda itu terus menatap ke arah Sashi yang bersembunyi di belakang punggung Benua.

Kemudian Cakra menghampiri Sashi dan menarik tangannya untuk menunjukkan dirinya. Benua hanya diam melihat tingkah Cakra.

"Lo malu ya ngeliat ke gantengan gue yang dapat nembus langit ketujuh ini," Ucap Cakra dengan penuh  percaya diri.

Guntur memicingkan matanya. "Bukannya lo temannya Rindu?" Tebak Guntur walaupun ia sudah sangat yakin bahwa gadis yang bersembunyi di balik punggung Benua adalah teman daru mantan kekasihnya.

"Dan Kak Guntur mantannya Rindu," Ucap Sashi dengan memutar kedua bola matanya malas.

Cakra tertawa mendengar perkataan Sashi. "Kasian benar deh hidup lo Tur, Mantan bwahahah."

Sashi merasa risih mendengar tawa keras dari Cakra. Kemudian ia bergeser ke samping Benua yang didekatnya ada Jiwa.

"Eh mau kemana di dekat gue aja," Ucap Cakra menatap Sashi.

"Nggak, Rindu bilang jangan dekat-dekat sama Kak Cakra."

"Emang kenapa, apa karena pesona gue yang sedalam sungai amazon ini dapat membuat kepala lo berkunang-kunang seperti ada kupu-kupu yang beterbangan di kepala lo? Tapi kalau gue sih kayaknya hati gue yang di terbangin kunang-kunang, terang ngeliat lo."

Sashi menyerngit jijik mendengar perkataan Cakra. Sashi akui Cakra cukup ganteng, alis tebal dengan lesung pipi di sebelah kanan, manis.

Tapi sikapnya yang aneh membuat Sashi risih sangat risih. "Emang bener apa yang Rindu bilang, Kak Cakra itu reptil jelmaan manusia yang hobinya makan hati perempuan."

Guntur tertawa mendengarnya. Sekarang bengkel Bang Jay memang hanya tinggal mereka berempat, semua anak-anak Vestor sudah pulang sedangkan Bang Jay ia kedalam entah untuk apa.

"Pesona seorang Cakra yang katanya sedalam sungai amazon seketika surut kesedot, Hahaha"

Dari pada berurusan dengan Cakra, Sashi memilih berbalik menatap Jiwa. "Hai kak Jiwa," Sapa Sashi.

"Ben lo dapet dari mana nih cewek, kayak cenayang gitu tau nama kita semua." Benua hanya mengangkat bahu menanggapi perkataan Cakra.

"Dia tau dari Rindu," Ucap Guntur.

"Kok bisa?" Tanya Cakra.

"Teman barunya Rindu," Ucap Guntur.

"Kak Jiwa ganteng deh, di liat dari jauh aja ganteng apalagi di liat dari deket." Sashi terus memandang Jiwa dengan mata berbinar, sedangkan Jiwa ia hanya mengacuhkan Sashi.

Pesona seorang Jiwa memang sangat kuat. Telinganya sudah terbiasa mendengar pujian terhadap dirinya.

"Eh lo, di dengar Ca-"

"Jiwa."

Ucapan Cakra terpotong karena seorang gadis menghampiri Jiwa. Sashi terdiam, perempuan di depannya sangat cantik. Bahkan Sashi sempat ternganga dan mematung melihat Cahaya.

HERMOSOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang