Berharap Dua Kali Tetapi Masih Saja Dikecewakan
_____________________Bel tanda berakhirnya kegiatan belajar mengajar sudah berdering 1 jam yang lalu, sekolah sudah mulai sepi hanya ada beberapa siswa dan siswi yang masih berada di sekolah mungkin mereka mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Sashi dan Rindu berjalan di koridor kelas satu menuju parkiran. Rindu akan mengantar Sashi sampai halte di depan tempat dimana Sashi menunggu Kak Tio.
Mereka berdua pulang agak telat karena melakukan kegiatan kerja kelompok. Mereka memilih melakukannya disekolah daripada dirumah alasannya cuma satu mereka tidak ingin merepotkan satu sama lain untuk berkunjung kerumah teman yang akan melakukan kerja kelompok dan hal itu juga dapat menghemat ongkos.
Sashi menarik lengan Rindu sehingga membuatnya sedikit terkejut dan hampir kehilangan keseimbangan karena ditarik oleh Sashi secara tiba-tiba.
"Ada apa sih Sashi, gue hampir kejengkang tau nggak kebelakang." Ucap Rindu sedikit kesal.
"Lo liat nggak tuh Kak Benua lagi latihan basket, uwwu banget tau nggak." Rindu memutar kedua bola matanya, Sashi mulai lagi deh.
"Biasa aja tuh." perkataan Rindu membuat Sashi meliriknya kesal.
"Eh Rin, Lo nggak liat tuh ada mantan Lo juga tuh." Rindu merasa risih jika ada yang menyebut-nyebut Guntur sebagai mantannya.
"Bisa nggak Lo tuh nggak usah nyebut-nyebut kalau dia mantan gue. Sebut nama kan bisa?" Omel Rindu.
"Gitu aja marah, kenyataannya emang gitu kan?"
Rindu menjadi geram sendiri. "Huuuu Sashi, udah deh males gue. Mau pulang aja." Rindu sudah berjalan terlebih dahulu, tetapi ia berhenti karena Sashi yang masih belum tergerak ditempatnya. "Shi, Lo nggak mau pulang?"
Sashi mengacuhkan Rindu dam masih fokus menatap kearah lapangan basket. Rindu menghentakkan kakinya dan berjalan menuju Sashi dan menarik gadis itu.
"Ayoo Sashi kita pulang." Rindu masih berusaha menarik lengan Sashi, tetapi gadis itu malah menghentakkannya.
"Nggak mau Rindu," tolak Sashi. "Kita kelapangan yuk," Ajak Sashi.
"Nggak."
"Ayolah Rindu, mau ya yah yah, mau ya Rindu. Sekalian lo ketemu sama Kak Guntur siapa tau cinta lo bisa tumbuh lagi kan."
"Sekali nggak ya nggak lo aja sana, gue mau pulang byee." Rindu benar-benar pergi dari hadapan Sashi.
~⚪⚪⚪~
Keringat yang berbulir bulir turun mengalir dari kening sampai ke leher. Hari ini Benua menyempatkan untuk latihan basket sekalian untuk berolahraga sore.
Setelah latihan selesai, Benua berlari menuju bangku yang terbuat dari semen dan bersandar di kawat yang mengelilingi lapangan tersebut.
Benua mendongakkan kepalanya keatas sambil menutup mata, membiarkan angin sore menyapu wajahnya. Pengen jadi angin yang nyentuh wajahmu Bang Ben...
Sampai tanpa Benua sadari, seorang gadis dengan rambut dikuncir kuda menghampirinya.
Sashi menatap wajah Benua, ia pun menjadi mesam mesam sendiri. Ternyata Benua sangat tampan, ditambah keringat yang mengalir dari wajahnya sampai keleher dan ketika menelan ludah jakun dilehernya naik turun.
Sashi nggak kuat Makkkk, tolong Sashi.
Sampai Benua membuka kedua matanya dan terlihatlah netra hitam itu. Benua menegakkan kepalanya dan tersadar akan adanya Sashi yang berdiri di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERMOSO
Ficção Adolescente~Dia datang dengan membawa sebaris tanya dan seikat tawa~ Benua Aksa Prawiba, sang pawang matematika. Sumber jawaban berjalan di SMA Darma, berkencan dengan buku dan pelajaran hampir setiap harinya. Hal itulah yang membuat hubungan Benua putus denga...