E m p a t p u l u h e n a m

1.8K 150 8
                                    

Kemarahan Benua
______________________________

"Lo mati sebelum Yudistira, atau Lo hidup dan Yudistira mati?"

-BENUA AKSA PRAWIBA-

***

"MANA SI YUDISTIRA ANJING."

Benua memasuki base camp geng FELIX dengan amarah yang memuncak. Karena hanya satu hal yang dapat menurunkan emosinya, yaitu ketika membunuh Yudistira dengan tangannya sendiri.

Kabar pelecehan Yudistira terhadap Sashi baru ia dengar saat Satrio menghubunginya dan meminta Benua untuk menemui Sashi, karena gadis itu membutuhkannya.

Benua dapat melihat kekacauan Sashi, merasa takut jika ditinggal sendiri. Terus meracau meminta tolong dan Tidak ingin ditinggal sendiri.

"Merasa jago lo dateng kesini nyari Tira?" Beno bangkit berdiri, menatap Benua dengan mendongakkan dagunya menantang.

Tegar sedang tidak berada di base camp, tidak banyak anak-anak FELIX yang berada di bas camp. Hanya sekitaran 10 orang.

Benua menarik kerah kaos Beno, Menatapnya marah seperti siap membunuh. "Gue tanya dimana Yudistira, kalo lo nggak mau mati tunjukin dimana Yudistira." Ancam Benua.

"Yudistira nggak ada di sini," ucap Beno.

BUGH

Beno tersungkur dilantai, Benua kembali menghampiri Beno dan memberikannya pukulan lagi. Anak-anak FELIX yang berada di base camp langsung mengerubungi Benua.

Beno mengusap sudut bibirnya dengan ibu jari, menyeka darah yang keluar karena pukulan Benua yang mampu merobek sudut bibirnya.

"Gue tanya dimana Yudistira?" Tanya Benua. Ia mencoba untuk bersabar menghadapi Beno, emosinya ia tahan agar tidak membunuh Beno.

"Kalaupun gue tau Tira dimana, gue nggak bakalan ngasih tau Lo," ucap Beno. Ia bangkit dan berdiri menatap Benua.

Benua kembali memukul Beno, memukul wajahnya dan menendang perut Beno hingga kembali jatuh tersungkur. Benua berjalan mendekati Beno, mencengkram kuat kaos yang dipakai Beno dan sedikit mengangkatnya.

"Lo mati sebelum Yudistira, atau lo hidup dan Yudistira mati?"

BUGH

Benua tersungkur kedepan, sebuah pukulan mendarat di punggungnya. Anak-anak FELIX ingin kembali menyerang Benua, tetapi Jiwa dan beberapa anak VESTOR lainnya datang diwaktu yang sangat tepat.

"Lo nggak pa-pa?" Tanya Jiwa.

"Gue nggak pa-pa."

Dua kubu yang berbeda saling menyerang. Dilihat dari jumlah anggota FELIX yang tak sebanding dengan VESTOR, sudah dapat dipastikan jika VESTOR akan unggul.

Benua melihat ke sekeliling, matanya menangkap seseorang yang baru saja berlari keluar dari base camp. Tidak ingin mengundur waktu lama, Benua mengejar orang tersebut.

Menarik tudung Hoodie yang dipakainya, tetapi orang yang tak lain adalah Yudistira menyerang Benua. Beruntung Benua dapat menghindari tendangan Yudistira.

Giliran Benua yang menyerang dengan brutal. Menendang dan memukul Yudistira secara brutal sampai tersungkur ketanah. Memukul Yudistira tanpa ampun dan seolah-olah akan mengantarkan Yudistira menuju kematian.

Benua menatap Yudistira dengan nafas yang terengah-engah. Ia belum puas memukul Yudistira, ia baru akan merasakannya setelah Yudistira lenyap dari bumi.

Yudistira menampilkan senyum smirknya, memandang Benua remeh. "Baru aja gue sentuh dia sedikit. Apalagi kalau gue bener-bener hancurin hidup dia."

Yudistira tertawa sambil terbatuk-batuk. "Ya tapi gue seneng sih, bisa sentuh dan liat tubuh dia. Lo pacarnya belum pernah kan? Ha Ha Ha, keduluan sama gue," ejek Yudistira.

Benua mengepalkan tangannya kuat, Urat-urat tangan lehernya mencuat. Menatap Yudistira dengan sorot mata tajam dan rahang yang mengeras. "Mati Lo bangsat."

Benua sudah siap berlari memukul Yudistira, tetapi Jiwa, Guntur dan Cakra datang dan menahannya. "Jangan sampe Lo jadi pembunuh," ucap Jiwa.

Benua menatap Jiwa dengan rahang yang mengeras. "Lo nggak tau gimana perasaan gue, gimana kalau Cahaya yang berada di posisi Sashi?" Jiwa diam. "Mungkin Lo bakalan lakuin apa yang akan gue lakuin, bunuh si bajingan itu."

"Gue minta, Lo semua lepasin gue. LEPAS!"

Guntur menatap Jiwa, gelengan kepala dari Jiwa pertanda bahwa jangan sampai melepaskan Benua, dan Huntur paham akan hal itu.

"LEPAS, LEPASIN GUE BANGSAT. BIAR GUE BUNUH BAJINGAN INI." Teriak Benua. Ia terus memberontak agar Jiwa, Guntur dan Cakra melepaskannya.

"Ben, sadar," ucap Guntur dan masih menahan Benua.

BUGH

Wajah Cakra terpaling kesamping, darah segar langsung mengalir dihidungnya. "Gue salah apa sih bangsat, kenapa gue yang ditonjok," ucap Cakra.

"GUE BILANG LEPAS YA LEPASIN."

Ia menarik Guntur agar tidak menahan Benua. "Tur lepas, bisa-bisa Lo kena tonjok Benua," ucap Cakra dan berusaha melepaskan pegangan tangan Guntur.

"Lo apa-apaan sih Cicak. Ini teman lo mau bunuh orang," ucap Guntur marah.

"Cari aman Tur."

"Cakra, Lo bisa serius nggak? Sesuaikan sama kondisi," ucap Jiwa.

"Gue kurang serius apa lagi, ha? Emang susah ya wajah orang ganteng sulit buat ditebak."

Benua berhasil melepaskan diri dari tahanan Jiwa dan Guntur yang lengah karena kebodohan Cakra yang mengajaknya berdebat.

Benua kembali memukul Yudistira tanpa ampun. Melintir tangan Yudistira yang sudah melecehkan Sashi sampai patah.

"Karena Lo Benua bisa lepas." Marah Guntur.

"Nikmatin aja Tur."

"Kalo sampe Benua bunuh Yudistira, Lo yang bakal ditangkap." Ucap Jiwa dan menatap Cakra tajam.

"Loh kok gue sih, ya nggak bisa gitu dong. Lain yang buat, lain yang tanggung jawab. Mana bisa gitu ferguso."

Sampai suara sirine mobil polisi terdengar. Dua orang polisi mengamankan Benua, dan dua orang lagi membantu Yudistira untuk bangkit.

~⚪⚪⚪~

Jam 02:45 dini hari, Benua datang berkunjung kerumah Sashi. Ia baru pulang dari Kantor polisi akibat perbuatannya kepada Yudistira.

Yudistira mengalami patah tulang dan memar di seluruh wajahnya. Akibatnya Yudistira harus dirawat di rumah sakit, setelah Yudistira sembuh barulah akan diproses di Kantor Polisi.

Satrio melaporkan Yudistira ke polisi sebagai tindak pelecehan terhadap Sashi.

Benua mengetuk pintu rumah Sashi. Tidak lama, Satrio keluar dengan mata menyipit karena mengantuk. Salahkan Benua yang datang bertamu di jam 2 pagi.

Satrio menguap, ia menyandarkan tubuhnya di samping pintu. "Di rumah Lo nggak ada jam? Bertamu juga ada adabnya."

"Saya cuma ingin menemui Sashi kak," ucap Benua.

"Sashi tidur, jangan ganggu dia. Sebaiknya kamu pulang dan datang di pagi hari." Usir Satrio, ia ingin menutup pintu, tetapi di tahan oleh Benua.

"Kak, saya mohon."

⚫⚪⚫⚪

LANJUT / GAK LANJUT?

Jangan lupa buat share cerita BENUA ke teman-teman sesama pengguna Wattpad

Dan yang paling penting adalah vote dan komentar kalian yang paling aku tunggu

See you✨

JANGAN LUPA FOLLOW!

HERMOSOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang