Cewek Sinting, Gila, Miring
_____________________________"Katanya mau jadi cewek kalem, baru beberapa jama aja udah berubah jadi kembang api lagi"
~Benua Aksa Prawiba~°°°°
Setelah Bu Ratna keluar, Sashi buru-buru memasukkan alat tulis menulisnya kedalam tasnya. Hal itu membuat Rindu memicingkan kedua matanya melihat kelakuan Sashi.
"Mau kemana Shi?, Buru buru amat,"Rindu masih menatap kegiatan Sashi yang menarik resleting tasnya dan kemudian menyampaikannya dikedua bahunya.
"Tugas negara."
Perkataan Sashi membuat kening Rindu berkerut. "Tugas negara? Apaan sih Lo yang jelas ngomongnya."
"Udah ya Rindu, gue buru-buru." Sashi pergi meninggalkan Rindu dengan berlari keluar kelas.
Sashi menunggu sampai kelas Benua bubar. Gadis itu berdiri tepat di pintu keluar kelas 12 Mia 2.
Sampai satu persatu murid kelas 12 Mia 2 keluar dari kelas dengan raut wajah yang nampak lelah.
Diantara murid tersebut, Sashi mengenal 3 orang murid lelaki yang berjalan beriringan keluar dari kelas.
"Eh Kak Jiwa, Hai Kak," Sapa Sashi ramah.
"Yang disapa cuma Jiwa doang nih?" celetuk Cakra yang berdiri di samping Jiwa.
"Nah, itu Lo seharusnya nyadar kalau pesona Jiwa lebih kuat daripada lo," Ucap Guntur.
Jiwa hanya melirik Cakra dan setelahnya ia berjalan pergi meninggalkan Sashi, Cakra dan Guntur tanpa ada kata sepatah pun yang ia keluarkan.
Sashi hanya menatap kepergian Jiwa dengan pandangan yang sulit diartikan. Beginikah rasanya dihiraukan? Ada namun tidak dianggap.
"Yang sabar ya Shi, Jiwa emang gitu orangnya. Dingin tapi dia baik kok," Ucap Guntur memberikan pengertian agar memaklumi sikap cuek Jiwa.
"Iya Kak, gue udah biasa kok di cuekin apalagi sama yang ganteng-ganteng. Udah kebal gue mah."
"Nah, lebih baik lo nyapa gue aja Shi. Gue orangnya baik, ramah, ganteng pula. Gue nggak akan pernah cuek sama cewek," ucap Cakra penuh percaya diri.
"Dasar Lo Cak, reptil"
Sashi hanya tertawa mendengarnya. Menurutnya Cakra adalah orang yang sangat lucu.
"Lo ngapain ke sini?" Tanya Guntur. "Nggak mungkin kan Lo nggak punya alasan kesini, atau lo kesini cuma mau nyapa Jiwa doang?"
"Nggak Kak, gue kesini mau nyari Kak Benua. Dia ada kan?"
"Loh kok cuma nyari Benua, gue nggak gitu?" Ucap Cakra penuh harap.
"Nggak Kak, nanti kalau gue butuh sesuatu pasti langsung cari Kak Cakra."
"Yehhh itu mah lo dateng pas butuh doang," ucap Cakra.
Sashi kembali tertawa. Andai saja Rindu tidak pernah memperingatinya agar tidak mendekati Cakra karena dia adalah seorang Playboy cap buaya, maka Sashi mungkin akan senang berada di dekat Cakra tetapi perkataan Rindu membuatnya takut.
"Kak Benua, dimana Kak?" Tanya Sashi.
"Tadi di panggil Bu Lidya, dia itu ketua kelas Shi. Tapi selain dia jadi ketua kelas yang mengayomi teman-temannya, dia juga menjadi sumber jawaban berjalan di kelas kami."
Sashi tidak mengerti akan penjelasan Guntur. "Maksud Kak Guntur apasih?"
"Jadi gini Shi, jawaban tugas kita sekelas itu sama. Sampai titik komanya juga sama, dan Bu Lidya tau siapa dalang dari jawaban semua murid."
KAMU SEDANG MEMBACA
HERMOSO
Teen Fiction~Dia datang dengan membawa sebaris tanya dan seikat tawa~ Benua Aksa Prawiba, sang pawang matematika. Sumber jawaban berjalan di SMA Darma, berkencan dengan buku dan pelajaran hampir setiap harinya. Hal itulah yang membuat hubungan Benua putus denga...