Mereka Akan Nyerang Sekolah Kita
____________________________Benua mencari tempat duduk yang kosong dan nyaman, ia ingin menulis kembali rangkuman materi dan rumus-rumus ke dalam buku yang baru.
Kemarin bukunya basah karena tertumpah air dari tumbler seorang gadis yang pernah ia tolong, bukannya gadis itu meminta maaf malah ia meminta ganti rugi karena tumblernya pecah.
Benua menulis dengan santai, perpustakaan sunyi hanya beberapa murid yang sedang berjalan di rak mencari buku dan untuk di baca.
Sashi berjalan masuk ke perpustakaan, ia ingin meminjam buku paket pelajaran. Rindu tidak datang menemaninya, gadis itu berangkat lebih dulu ke kantin untuk mencari tempat duduk sebelum kantin itu sesak dan di penuhi oleh siswa yang kelaparan.
"Bu saya mau pinjam buku paket Biologi sama kimia." Sashi memberikan dua buku yang tebal ke Bu Inggit untuk ia tulis kedalam buku panjangnya.
"Setiap tiga hari kamu wajib dateng buat perpanjangi masa pinjamannya." Sashi menganggukkan kepalanya mendengar perkataan Bu inggit.
"Iya Bu, saya permisi." Sashi membalikkan badannya dan berniat untuk keluar, tetapi matanya menangkap seseorang yang sudah membuat tumblernya pecah di sela rak buku.
Sashi berjalan menuju ke arah Benua sambil membawa buku tebal yang ia bawa. "Kak Benua," Sapa Sashi.
Sashi duduk di samping Benua, Benua yang di sapa hanya melirik sejenak ke arah Sashi kemudian lanjut menulis.
"Kak Benua rajin yaa, Nanti kalau kita punya anak pasti otaknya pada encer karena Bapaknya pinter."
Benua hanya bisa pasrah mendengar perkataan Sashi. Menurutnya gadis ini sudah tidak waras, jika Benua meladeninya itu sama saja ia berbicara dengan orang gila.
"Kak Ben?"
Benua hanya bergumam sambil terus menulis.
"Kak Benua nggak ada niatan gitu buat ganti rugi? Kan Kak Benua yang salah main tabrak-tabrak gue, Kak Benua ganti yaaa, plisss. Tumbler itu tumbler kesayangan gue Kak."
Benua menghentikan aktivitas menulisnya dan menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi. "Lo bisa ganti buku gue yang basah?"
"Bisa kok, gue punya buku bekas yang banyak di rumah. Besok gue ganti buku kakak, tapi Kak Benua juga harus ganti tumbler gue yang pecah dan harus warna ungu."
Ingin rasanya Benua menjambak rambut yang ada di disampingnya ini. "Persoalan buku doang tuh gampang, lo bisa ngembaliin buku sama catatan yang ada di dalamnya kayak semula?" Sashi terdiam. "Nggak kan?"
"Tapi Kak nasib tumbler gue gimana?" Rengek Sashi.
"Lo punya duit kan, lo bisa belli yang baru"
KAMU SEDANG MEMBACA
HERMOSO
Teen Fiction~Dia datang dengan membawa sebaris tanya dan seikat tawa~ Benua Aksa Prawiba, sang pawang matematika. Sumber jawaban berjalan di SMA Darma, berkencan dengan buku dan pelajaran hampir setiap harinya. Hal itulah yang membuat hubungan Benua putus denga...