T i g a

3.6K 304 6
                                    

Keturunan Dewa Yunani
_______________________________

Duduk sambil menikmati satu batang nikotin dengan asap yang di keluarkan membentuk huruf O yang perlahan-lahan menghilang di udara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Duduk sambil menikmati satu batang nikotin dengan asap yang di keluarkan membentuk huruf O yang perlahan-lahan menghilang di udara.

Roftoop, memang tempat yang pas untuk merokok. Bagaimana tidak, selain tempat itu yang sepi dan angin yang sejuk, anak-anak yang nakal pun bebas merokok di sana karena tidak adanya Cctv yang mengawasi.

Benua memang tidak bisa jauh dari benda yang hampir sebagian besar laki-laki pernah melakukannya. Benua memang perokok, tetapi laki-laki itu bisa membatasinya.

"Lo di sini ternyata, bagi dong ke gue."

Benua langsung melemparkan DOS rokok yang berwarna putih tersebut kepada Cakra. Cakra langsung menerimanya dengan senang hati dan melalukan hal yang sama yang Benua lakukan.

"Ngapain lo kesini? kehabisan stok cewek buat lo baperin?"

Cakra mengepulkan asap di udara. "Males. Gue lagi tobat sesaat," ucap Cakra.

Benua memukul bagian belakang kepala Cakra. "Ingat karma, lo nggak takut? Doa seorang perempuan yang tersakiti itu paling ampuh setelah doa seorang ibu. Tunggu waktu aja lo Cak."

"Lo mau nakut-nakutin gue? lo jangan buat gue takut dong," ucap Cakra yang terpaksa membuang rokoknya dan mengguncang tubuh Benua.

"Baru aja lo bilang tadi karma yang bakalan takut sama lo," ucap Benua santai yang menjatuhkan rokoknya dan menginjaknya.

"Gue cuma mau ngasih tau ke lo, berhenti buat anak orang baper terus ujung-ujungnya lo ninggalin dia."

Cakra merinding mendengar perkataan Benua. "Tapi Ben, ini tuh udah jadi hobi gue. Separuh jiwa dan raga seorang Cakrawala Bumi yang kegantengannya dapat nembus langit ketujuh dan pesonanya sedalam sungai Amazon."

"Dan pikiran seorang Cakrawala Bumi yang sedangkal air hujan di lubangan aspal?" Lanjut Benua menambahkan ucapan Cakra.

Telinga Benua rasanya mengeluarkan asap mendengar perkataan Cakra yang tidak ada hentinya memuji dirinya sendiri.

"Mentang-mentang lo pintar, sombong," cibir Cakra.

"Gue emang pintar, sedangkan lo muji diri sendiri tanpa bukti. Pesona sedalam sungai Amazon, cihhh orang berenang aja lo nggak bisa."

Cakra terdiam, ia tidak tau bagaimana acara menghina Benua. Menurutnya Benua adalah tipe cowok yang hampir menuju sempurna.

"Kenapa lo diem? nggak tau apa yang mau lo hina dari gue?" ucap Benua.

"Dihh, percuma ganteng, pinter, kaya, kalau tuh hati kosong melompong kayak bola pimpong yang di pukul Otong yang takut sama pocong."

"Ngomong lagi gue dorong lo Cak."

HERMOSOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang