E n a m

3.1K 343 3
                                    

Malu Shi, Malu
________________________

Sashi melempar tas ransel berwarna ungunya di atas kasur dan setelahnya ia menjatuhkan tubuhnya di sana.

Hari ini cukup, bahkan sangat melelahkan. Sashi menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih bersih.

Ruangan yang tidak terlalu besar dengan cat dinding berwarna ungu dan putih yang menjelma sebagai kamar seorang gadis yang bernama Sashi Auzora.

Sashi, seorang gadis pindahan dari Bandung yang memilih untuk ke Jakarta dan tinggal bersama dengan Kakaknya, Satrio Abhimanyu.

Bukan tanpa alasan Sashi pindah ke Jakarta, Sashi hanya ingin menemani kakaknya yang sendirian di ibu kota indonesia ini. Sashi memiliki kedua orang tua yang lengkap, tetapi mereka berdua sedang pergi keluar negeri untuk mengurus sebuah bisnis.

Daripada Sashi tinggal sendirian di Bandung, lebih baik ia tinggal bersama Kakaknya saja, Kak Tio.

Sashi Auzora, gadis penyuka warna ungu. Baik piring, tumbler, warna dinding kamarnya, gorden, tas, dan sampul buku semuanya berwarna ungu.

Bahkan jika tidak ada warna kesukaannya yang melekat pada tubuhnya, maka Sashi akan berfikir dirinya kurang cantik. Jadilah gadis itu selalu memakai gelang tali berwarna ungu yang terpasang di lengan sebelah kanannya.

Sashi membalikkan badannya, ia mengambil boneka teddy berwarna ungu yang ukurannya cukup besar dan memeluknya.

"Kenapa jantung gue gemetaran ya, aneh. Apa mungkin gue mengidap penyakit jantung, enggak. Gue kan masih muda." Sashi bermonolog sendiri.

Hingga pusing memikirkan tentang jantungnya, Sashi bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.

Sashi turun kebawah dan melihat sang kakak yang sedang membawa dua piring berisikan nasi goreng dan menaruhnya di meja makan yang tidak terlalu besar, bahkan kursinya hanya ada empat.

Sashi duduk dan menatap nasi goreng yang Kak Tio simpan di hadapannya. "Pasti enak." Sashi langsung melahap nasi goreng buatan kakaknya.

Sashi ingin memasak, tetapi masakan buatan kakaknya jauh lebih lezat di bandingkan dengan masakannya.

Sashi pintar dalam memasak, ia sangat pintar menyalakan kompor hanya saja ia mati kutu dalam menakar bumbu masakan.

"Baru masuk aja udah punya pacar."

Sashi menghentikan kegiatan sarapannya. "Bukan pacar tapi calon pacar. Gimana Kak, ganteng kan?" Sashi melanjutkan makannya.

"Belum tentu sikapnya seperti wajahnya," Ucap Tio.

"Yang penting ganteng. Itu salah satu kriteria cowok Sashi."

"Lo adek gue satu-satunya, jadi gue nggak mau lo salah dalam milih cowok."

Sashi meminum segelas air putih sampai tandas. "Iya Abang," Ucap Sashi lebay.

"Bodo ah, iyain aja dari pada tambah ribet" Ucap Sashi dalam hati.

Sashi sangat tau keinginan Kakaknya yang menginginkan seseorang yang terbaik untuknya.

~⚪⚪⚪~

Sebuah keluarga yang sangat harmonis tengah makan malam. Keluarga yang utuh, lengkap tanpa kekurangan.

"Makasih Ma," Ucap Benua seraya tersenyum ke sang Mama yang tengah menuangkan nasi putih ke piringnya.

HERMOSOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang