Guntur dan Rindu
____________________________Kantin sudah penuh sesak, Jiwa dan ketiga sahabatnya duduk dikantin dengan peluh yang membasahi tubuhnya. Keringat bercampur debu membuat mereka lepek dan terlihat dekil. Tapi walaupun seperti itu, tidak mengurangi kadar ketampanan mereka.
Jiwa dan Cakra melepaskan seragam sekolahnya, menyisakan kaos hitam polos yang membaluti tubuhnya, sedangkan Guntur hanya membuka semua kancing seragam sekolahnya.
Benua, tidak ada yang berubah dari penampilan cowok itu. Walaupun sekarang dasi ia lepaskan dan kaki baju yang dikeluarkan.
"Gila nyokab lo Tur, lari keliling lapangan duapuluh kali terus bersihin aula dan semua lab di sekolah. Mati aja deh gue Tur, mana bau banget lagi nih badan." Cakra mencium bagian ketiaknya secara bergantian. "Gagal rencana gue buat jalan sama Delila sepulang sekolah."
"Ini semua karena Kaisar, pengen gue picek-picek tuh kepalanya yang sebesar ketumbar. Kalau aja bunuh orang gak masuk penjara, udah lama gue racunin si ketua OSIS songong itu," Omel Guntur.
"Nikmatin aja, hitung-hitung gak belajar dijam pertama," Ucap Benua.
"Tumben lo mau bolos Ben," Heran Jiwa.
"Males, pelajaran prakarya," Ucap Benua.
Sashi terus menarik tangan Rindu agar mengikutinya menuju meja dimana ada Benua. "Ayoo Rin, ih berat banget sih," Omel Sashi.
"Gue gak mau Shi, lo aja ya. Gue cari meja lain aja," Tolak Rindu.
"Nggak. Katanya lo udah move on dari Kak Guntur, yaudah buktiin ke gue sekarang," Ucap Sashi.
Mau tak mau Rindu pasrah ditarik Sashi sampai dimeja dimana terdapat Jiwa, Benua, Guntur dan Cakra.
"Hai Kak Ben," Sapa Sashi lalu duduk disamping Benua. "Kasian banget deh Kakak di hukum. Tuh kan jadi keringetan, nih Kak minum." Sashi menyodorkan tumblernya dan diterima oleh Benua.
Setelah meminum air, Sashi mengeluarkan sapu tangan berwarna ungu dari saku seragamnya. Melap wajah dan bagian leher Benua.
"Ninoninonino, disini ada orang mbak mas," Teriak Cakra. Sashi yang mendengarnya hanya menyengir.
"Palyboy diam aja okey," ucap Sashi. Kemudian ia menatap Rindu. "Rin duduk, tuh disamping Kak Guntur ada kosong." Suruh Rindu.
"Roman-romannya, akan ada bunga yang bermekaran. Tur, itu jantung aman?" Tanya Cakra.
Guntur membuka kedua matanya lebar lalu menendang kaki Cakra, kebetulan Cakra duduk didepannya. "Tuh mulut lo bisa dilakban bentar?"
Rindu mengambil duduk disamping Sashi. Melihat itu, Guntur berdiri dan bergeser untuk duduk disamping Rindu.
"Apaansih lo, ngapain pindah?" Tanya Rindu risih.
"Karena oksigen gue ada disini," Ucap Guntur santai. Rindu hanya memutar kedua bola matanya.
Tak lama Cahaya datang dan memberikan Jiwa sebotol air mineral. "Suka banget ya dihukum," Ucap Cahaya sambil duduk disamping Jiwa.
"Ya ampun, pasangan gue mana?" Teriak Cakra dramatis.
"Beb Cakra, ini minumnya." Delila datang dan duduk disamping Cakra sambil membawa jus mangga dan meletakkannya di depan Cakra.
"Makasih Yang," Ucap Cakra dan meminum jus tersebut. Tidak sengaja matanya melihat seorang perempuan yang sama. Cakra hanya tersenyum menampilkan smirknya.
"Itu pacar Kak Cakra ya?" Tanya Sashi.
"Iya, siapa lo?" Bukan Cakra yang menjawab tetapi Delila dengan muka songong dan tidak santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERMOSO
Teen Fiction~Dia datang dengan membawa sebaris tanya dan seikat tawa~ Benua Aksa Prawiba, sang pawang matematika. Sumber jawaban berjalan di SMA Darma, berkencan dengan buku dan pelajaran hampir setiap harinya. Hal itulah yang membuat hubungan Benua putus denga...