Kegilaan Yudistira
_________________________________Jam 14:35 Wib, Sashi Duduk didepan televisi sambil menonton film. Sesekali ia mengunyah Snack kentang yang berada didalam mulutnya.
Daripada Tidak tau harus melakukan apa, lebih baik Sashi menonton telivisi. Ingin bermain ponsel, baterainya habis. Mengerjakan soal? Tidak ada tugas besok. Jadi Sashi bisa berleha-leha.
Satrio turun dari tangga dan menghampiri adiknya. "Shi, ganti celananya." Suruh Tio, pasalnya Sashi hanya memakai hotpants dengan kaos kemeja putih kebesaran.
"Panas Kak." Tio hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Jangan keseringan pake gituan, nanti kalau tiba-tiba ada tamu terus kamu cuma pake itu, nggak baik."
"Iya Kak. Kak Tio mau kemana?"
"Mau ke Kafe, ingat jangan pergi keluar lagi kalau nggak izin sama Kakak," ucap Tio memperingati.
Sashi mengangkat tangan kanannya, mensejajarkan jari telunjuknya dengan alisnya. "Siap komandan."
Satrio mengacak-acak rambut Sashi. "Pinterr, itu Kakak udah goreng ikan gurame sama masak sayur bening. Kalau lapar makan, jangan nunda-nunda nanti sakit."
"Iya Kakakku sayang," ucap Sashi.
Sebelum bangkit Satrio mengecup kening adiknya. Hanya kecupan singkat. "Jaga rumah, kalau ada orang asing jangan dikasi masuk."
"Iya Kak."
Satri berdiri dan di ikuti oleh Sashi. "Mau anter Kak Tio sampe depan," ucap Sashi karena terlihat dari kedua alis Satrio yang terangkat pertanda ia bertanya kenapa Sashi ikut berdiri.
"Ohh, yaudah ayo." Satrio mengaitkan tangannya dileher Sashi. "Nanti kalau pulang mau dibeliin apaan?"
"Hmm." Sashi mengetuk dagunya dengan jari telunjuk. "Martabak yang di depan kafe Kakak," ucap Sashi dan menoleh kearah Satrio.
"Apa lagi?"
"Itu aja, ntar aku gendut lagi."
"Ya bagus dong, malahan Kakak pengen supaya kamu gendut. Kakak miris liat kamu, kayak kurang gizi padahal udah kakak kasi makan."
Sashi mengerucutkan bibirnya. "Kak Tio ih," sebal Sashi.
Satrio menarik kedua pipi Sashi. "Uluh uluh, anak kecil marah." Satrio tertawa, sedangkan Sashi masih mempertahankan wajah marahnya.
"Kakak pergi dulu." Satrio masuk kedalam mobil dan menurunkan kaca mobil setelah ia didalam. "Ingat pesan kakak."
"Iya," jawab Sashi singkat dan terlihat sebal.
"Shiii."
Sashi menyengir. "Hehehe, nggak marah kok. Kak Tio hati-hati, ingat pesanan aku," ucap Sashi. Mobil Satrio lalu melaju meninggalkan rumah.
Setelah mobil Kakaknya sudah tidak terlihat lagi, Sashi membalikkan badannya untuk memasuki rumah kembali. Tetapi saat gadis itu membuka pintu sebuah sepeda motor memasuki lingkungan rumahnya.
Sashi tidak jadi menutup pintu rumahnya, ia melangkah menuju seseorang yang datang kerumahnya. "Loh Kak Tira."
Yudistira membuka helmnya dan tersenyum kearah Sashi. "Apa kabar?" Tanya Yudistira.
"Baik Kak, kok bisa tau rumah aku sih Kak?" Tanya Sashi.
"Tadi nggak sengaja lewat di depan. Eh gue liat Lo jadi mampir. Nggak pa-pa kan?" Bohong. Yudistira berbohong, sebenarnya ia tau rumah Sashi sudah lama. Karena ia pernah mengikuti Sashi sampai kerumah gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERMOSO
Teen Fiction~Dia datang dengan membawa sebaris tanya dan seikat tawa~ Benua Aksa Prawiba, sang pawang matematika. Sumber jawaban berjalan di SMA Darma, berkencan dengan buku dan pelajaran hampir setiap harinya. Hal itulah yang membuat hubungan Benua putus denga...