Ruang BK
_________________Sashi berjalan menuju kelas 12 Mia 2. Ia ingin menemui Benua dan mengembalikan buku yang sudah berisikan rangkuman materi serta rumus yang sudah ia tulis dan dibantu oleh Kak Tio
Tadi pagi pada saat Kak Tio mengantarnya, ia memberikan buku tersebut kepada Sashi. Jangan tanyakan reaksi Sashi, ia memeluk kakaknya itu sampai Kak Tio sulit bernafas.
Walaupun terlihat dari kantung mata Kak Tio yang hitam, tetapi ia senang melihat adiknya sebahagia itu.
Sisa satu kelas lagi maka Sashi akan sampai. Tadinya ia mengajak Rindu, tetapi gadis itu menolak. Sashi tau penyebab Rindu menolak untuk menemaninya, Rindu tidak ingin menginjakkan kakinya di kelas mantan.
Sashi bertanya kepada seseorang yang sedang duduk di depan pintu kelas sambil bermain game di ponselnya.
"Nyari siapa?" Murid yang duduk di samping temannya yang bermain game bertanya kepada Sashi.
"Kak Benua ada nggak Kak?" Sashi bertanya dengan pelan.
"Ohh Benua, tuh di dalem. Masuk aja." Sashi menganggukkan kepalanya dan berjalan masuk ke dalam kelas Benua.
Ia melewati dua murid yang duduk di depan pintu yang sangat sibuk bermain game.
Awalnya Sashi merasa gugup, murid-murid yang berada di kelas Benua semua menatapnya. Sashi begitu berani memasuki kelas kakak kelasnya, Tapi ini demi mengembalikan buku Benua dan demi mendapat tumbler baru.
"Wih ada Sashi, nyari siapa? Nyari gue yaaa." Sashi menatap Cakra yang sedang duduk di samping Benua. Di belakangnya ada Jiwa dan Guntur.
"Nggak Kak, gue kesini mau ketemu sama Kak Benua." Sashi berjalan menuju meja Benua yang terdapat Cakra di sampingnya.
Cakra menatap kearah Benua. "Wah gue curiga nih, ada cewek yang nyari lo bro. Jangan-jangan mau minta pertanggung jawaban lo lagi."
"Kak Cakra apa-apaan sih, gue cuma mau ngembaliin buku Kak Benua doang." Kemudian Sashi memberikan buku Benua dan tepat di hadapan pemuda itu.
"Nih Kak, gue udah nulis semuanya. Walaupun kemungkinan besarnya rangkuman materinya nggak sama maklumin aja. Kakak sih nggak mau balas chat gue, yaudah gue ambil yang pengertiannya doang sama rumus-rumus dasar matematika, kalau yang fisika aku cuma tulis yang kudapat di buku paket sama google."
"Di gaji berapa lo Shi mau nulis catatannya Benua, gue juga dong Shi. Gue jamin lo nggak bakalan rugi nulis catatan gue, gue kan ganteng."
"Apa hubungannya bege." Guntur yang ada di belakang Cakra mendorong kepalanya sehingga mengaduh kesakitan.
"Apa-apaan sih lo Tur, lo kecewa ya berharapnya Sashi tuh datengnya sama Rindu. Jangan terus berharap Tur, nggak enak. Nanti lo bisa jadi perjaka tua, mau lo?"
"Sok tau lo."
"Gue bukannya sok tau, tapi nih ya Rindu tuh tipe orang yang ogah buat mungut barang bekas lagi. Apa lagi barang bekasnya model kayak lo."
"Mending gue yang udah jadi mantan sedangkan lo pacaran aja nggak pernah, godain cewek aja terus lo," ucap Guntur tidak mau kalah.
"Lo semua bisa diam nggak sih!" Jiwa menatap kedua sahabatnya itu yang sudah seperti tikus dan kucing tidak pernah akur.
"Iya deh iya yang lagi punya masalah sama doi." Nada suara Cakra seperti mengejek Jiwa.
Jiwa menatap Cakra dengan tajam di depannya. "Sekali lagi lo ngomong gue suapin lo bara api." Perkataan Jiwa membuat Cakra bungkam.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERMOSO
Teen Fiction~Dia datang dengan membawa sebaris tanya dan seikat tawa~ Benua Aksa Prawiba, sang pawang matematika. Sumber jawaban berjalan di SMA Darma, berkencan dengan buku dan pelajaran hampir setiap harinya. Hal itulah yang membuat hubungan Benua putus denga...