Bertemu Baron
__________________________Sashi berjalan bersama Rindu menuju kantin dengan lemas. Tadi malam ia kurang tidur karena terus memikirkan Benua dan Baron.
Dengan malas Sashi meletakkan Tumbler air minumnya diatas meja kantin dan duduk sambil menenggelamkan wajahnya diatas meja.
"Kalau ngantuk nggak usah ke kantin, kenapa gak dikelas aja, tidur," Ucap Rindu. Melihat Sashi malas membuat dirinya ikut malas melihatnya.
"Gue kepikiran, gimana ya Rin. Lo ada saran nggak sama gue?" Ucap Sashi lemah.
"Gak ada, kemarin gue saranin tapi lo bego' buat gue naik tensi tau nggak," Ucap Rindu marah.
Sashi menghela nafasnya kasar, menyangga pipinya dengan tangan kanan sedangkan tangan kirinya ia letakkan diatas meja.
"Gue gak laper."
"Hm, yaudah. Biar lo mati sekalian. Biar tuh Benua sama Baron gak ada satupun yang bisa milikin lo, biar adil," Ucap Rindu tanpa dosa.
"Jahat banget ya Allah, omongan lo ya Rin menusuk."
Rindu memutar kedua bola matanya, ia lalu berdiri berjalan menuju Bu Noli sang penjual nasi goreng di SMA Darma.
Berlama-lama dengan Sashi hanya akan menguras habis kesabarannya. Emosinya jika berbicara dengan Sashi langsung naik dari angka 0° menjadi 99,99°.
"Pesenin gue Rin, yang pedes biar tambah panas," Teriak Sashi.
Benua dan Cakra berjalan memasuki kantin, sepanjang perjalanan hampir siswi-siswi di SMA Darma Cakra goda.
"Hai Linda, gemeshhhh pengen tak tuing-tuing." Cakra mengeluarkan jurus andalannya dalam menggoda cewek.
"Linda Linda, kok kamu cantik banget sih. Membuat hati ini berdebar-debar," ucap Cakra.
"Apasih Cakra." Suara Linda terdengar marah, tetapi pipi gadis itu memerah.
"Ya ampun tambah gemes pipinya merah, pengen tak tuing-tuing."
Benua hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Menarik kuping Cakra agar tidak menggoda siswi bernama Linda lagi.
Kantin sudah sangat ramai, Benua mengedarkan pandangannya keseluruh arah. Melihat Sashi yang duduk sendiri sambil memainkan kuku tangannya.
Jiwa dan Guntur tidak ikut ke kantin. Entahlah dimana Jiwa berada, sedangkan Guntur ia dipanggil oleh Bu Arini.
Benua berjalan menuju meja Sashi dan di ikuti oleh Cakra. Benua mengambil duduk disamping Sashi. "Kenapa? Kayak lemas gitu?"
"Eh Kak Ben, nggak kok. Capek aja tadi belajar Fisika. Pusing liat rumus." Bohong Sashi, ia tadi tidak belajar Fisika sama sekali.
"Mau gue ajarin?" Tawar Benua.
"Hmm, boleh deh Kak. Kapan-kapan," ucap Sashi.
"Sekarang aja!"
"Pusing tau kak belajar terus." Dengus Sashi. Entah kenapa ia menjadi kesal sendiri dengan Benua.
"Maklum Ben, otak kentang." Sashi menatap malas kearah Cakra. Sashi tidak terima dihina seperti itu.
"Kak Cakra diam aja ya, otak aku sama otak Kak Cakra mendingan juga aku. Dasar otak kacang, tampilan luarnya aja bagus terus gede tapi dalemnya kecil."
Tak lama Rindu datang sambil membawa dua nasi goreng. Meletakkan nasi goreng pede pesanan Sashi dan satunya lagi nasi goreng super pedes miliknya.
Rindu menatap Cakra dan Benua beegantian, kemudian menatap kearah jalan masuk kantin. "Kenapa lo, cari Guntur?" Tebak Cakra.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERMOSO
Teen Fiction~Dia datang dengan membawa sebaris tanya dan seikat tawa~ Benua Aksa Prawiba, sang pawang matematika. Sumber jawaban berjalan di SMA Darma, berkencan dengan buku dan pelajaran hampir setiap harinya. Hal itulah yang membuat hubungan Benua putus denga...