❝ 제 11 회 ❞

3K 432 24
                                    

ㅇㅊ Bunny Spㅇㅅㅇce ㅊㅇ_______________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅇㅊ Bunny Spㅇㅅㅇce ㅊㅇ
_______________

Yeonjun menghidupkan ponselnya,  ia sangat terkejut saat melihat notifikasi yang menunjukan panggilan tak terjawab sebanyak dua puluh delapan kali dari Soobin. Membuatnya sangat khawatir, ia berlari tanpa berpikir panjang. Yeonjun yakin pasti ada sesuatu hingga pemuda itu menghubunginya sebanyak dua puluh delapan kali.

Ia berusaha menghubungi Soobin kembali,  tapi yang lebih muda tak menjawab beberapa panggilannya. Membuat Yeonjun semakin gelisah. Untung sekali jarak apartemen dan asrama tak sejauh itu hingga dirinya sudah hampir mendekati apartemen.

Yeonjun berlari menaiki tangga darurat saat telah sampai, semua pikiran negatif tentang pemuda itu menenuhi pikirannya. Apa yang terjadi pada Soobin? Ia kenapa? 

Sesampainya di pintu apartemen,  ia melirik curiga dengan lelaki tu bertopi hitam. Namun karena wajahnya tak terlihat dan ia terlalu mengkhawatirkan Soobin,  Yeonjun tak acuh pada lelaki tua itu dan memilih masuk mencari Soobin-nya.

" Soobin-ah?  Soobin! Choi Soobin?!! Kamu kemana?? Soobin-ah! Ini hyung,  Yeonjun hyung!! " Ia mengitari seluruh penjuru apartemennya,  namun tak menemukan Soobin. Hingga saat ia ingin membuka kamar pemuda itu,  pintunya terkunci. Untung sekali ia memiliki kunci cadangan,  akan tetapi jangan lupakan dengan meja besar dan berat sebagai penghalang pintu yang diberikan Soobin.

" Aissh! Jinja,  apa ini? Kenapa sangat berat? Soobin-ah?  Ini hyung,  buka lah. Soobin-ah? "

Yeonjun tak memiliki pilihan selain mendobrak hingga meja itu terdorong keras,  ia terkejut saat mendapati Soobin yang tengah meringkuk dengan peluh membasahi tubuh manisnya.

" SOOBIN!!!  Ya??! Bangun, Bin-ah? Bangun lah,  buka matamu. Kamu kenapa? Ya! Ini tak bisa terjadi,  ayo kita kerumah sa— "

" Y-yeonjun hyung.... " Suara lirih Soobin terdengar, pemuda itu membuka matanya perlahan membuat Yeonjun bernafas lega.

" Bin-ah? Ada apa denganmu? Kenapa begini? "

" M-museowo... Tak mau bertemu Appa....  S-selamatkan aku... " Tubuhnya bergetar ketakutan,  ia menggenggam salah satu tangan Yeonjun, memeluknya erat.

" Tak akan,  hyung akan melindungimu,  tenanglah Bin, ayo kita keluar sebentar. Kamu kepanasan, tak bisa begini. "

Yeonjun menggendongnya,  merebahkan Soobin pada sofa besar yang ada di ruang dekat tv mereka. Membiarkan anak itu memeluk tubuhnya erat saat Yeonjun duduk disebelahnya sambil membasuh keringat Soobin. 

" Aigoo....  Bin-ah, tak apa... Hyung ada disini,  aku tak akan pergi lagi. Kamu tak akan sendirian, mulai hari ini—" Ucapannya terhenti saat melihat pemuda itu telah bernafas normal,  matanya tertutup. Sepertinya Soobin sangat kelelahan hingga tertidur.

Yeonjun menyisir rambutnya dengan tangan,  mengelus pipi yang lebih nuda, dan mengecup pelan pucuk hidung bangir milik Soobin. Anak itu terlihat damai dalam tidurnya. Namun, ada yang mengganggu pikiran Yeonjun.

Siapa itu yang ada di depan pintu apartemennya tadi? Mengapa? Siapa yang ia cari? Apa lelaki itu ada hubungannya dengan Soobin yang begini? Apa jangan - jangan ia adalah ayah Soobin?!!

Yeonjun harus memastikan ini, ia melepaskan pelukan Soobin. Berjalan mencari ponsel anak itu, dan mengecheck daftar panggilan Soobin. Ada nomor yang tak dikenal dua kali menghubungi pemuda manis itu,  bersyukurlah dengan otak jenius Chpi Yeonjun. Ia berinisiatif melacak nomor sang pemilik, apakah ada kaitannya dengan laki - laki yang ada didepan apartemennya tadi.

Ia tak akan masuk ke asrama itu,  sebelum memastikan keadaan Soobin dengan aman. Lagipula semua itu bisa ia kerjakan juga dirumah. Yang terpenting Soobin-nya merasa aman.

ΦΦΦ

Sinar pagi itu menerobos melalui celah - celah jendela, menyinari wajah Soobin yang masih terlelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sinar pagi itu menerobos melalui celah - celah jendela, menyinari wajah Soobin yang masih terlelap.  Dengan sigap Yeonjun menutup tirai agar tidurnya tak terganggu,  menyiapkan makanan mereka seperti biasa.

Ia kembali duduk di samping Soobin,  mengelus puncak kepala yang lebih muda. Membangunkannya untuk sarapan,  hingga ia mendengar rengekan khas makhluk menggemaskan yang sudah lama tak muncul.

" Ungg~ H-hyungie~ hwuug mowing nini? " Ia duduk perlahan dan merentangkan tangannya,  Yeonjun menyambut rentangan tangan Soobin.  Dan menggendongnya agar duduk dipangkuan yang lebih tua.

" Good morning Binnie? Sudah lapar? Hyung sudah membuatkan makanan kesukaanmu dengan dino nugget dan telur. "

Namun bayi besar itu semakin mengeratkan pelukannya,  seakan - akan tak ingin jauh dari Yeonjun.

" Nini chuu wiwle yeonnie~ nu nu eawt!  Nini want miwk! " Ia menggerakkan jarinya sambil menatap Yeonjun dengan tatapan menggemaskannya, bibir yang melengkung kebawah dan nata bulat yang berkelap - kelip.  Siapalun tak akan tahan dan akan menuruti kemauan Binnie..

" Ok,  ok. No dino nugget? Mau almond uyu saja? Wait a minute little one,  hyung akan membuatkannya untuk mu sweatheart. " Ia tersenyum lebar,  menggoyangkan tubuhnya semangat. Pipi itu memerah dan semakin membulat menggemaskan.

" Huum! Ppai ppai! " Gigi kelinci dan dimple nya terlihat malu - malu. Soobin sangat manis. Ia sangat ingin menggigit pipi bakpao nya.  Kini tekat Yeonjun untuk memiliki Soobin semakin kuat.

-ΦΦΦ-

ㅇㅊ Bunny Spㅇㅅㅇce ㅊㅇ_______________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅇㅊ Bunny Spㅇㅅㅇce ㅊㅇ
_______________

©prjvatelifeu.


BUNNY SPACE! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang