❝ 제 23 회 ❞

2.4K 314 21
                                    

ㅇㅊ Bunny Spㅇㅅㅇce ㅊㅇ______________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅇㅊ Bunny Spㅇㅅㅇce ㅊㅇ
______________

Setelah kejadian itu,  Soobin lebih pendiam dari biasanya. Terkadang pemuda itu melamun dengan menekuk lututnya. Bahkan ia tak fokus dengan Yeonjun yang sering mengajaknya berbicara.

Binnie semakin sering muncul, namun dalam keadaan yang lebih little dari biasanya. Soobin tampak seperti bayi yang tak bisa berbicara,  hanya bisa merengek dan merangkak. Yeonjun sudah memberitahu ibunya tentang kejadian itu dan apa yang sudah terjadi pada Soobin.


Ibunya juga sama khawatir nya, Soobin dan Binnie tampak tak bisa diajak berkomunikasi, bahkan terkadang saat malam datang Soobin berteriak dan memegang telinganya,  disaat itu Yeonjun langsung memeluknya dan menenangkan Soobin.


Ia rindu Soobin,  bukan Soobin yang seperti ini. Ia rindu pada Soobin yang tersenyum dan mengomel padanya tentang dirinya yang terus - terusan mengerjakan tugas praktik saat berada dirumah.


" Soobin-ah? Love? Hyung sedang memanggilmu, kumohon jawablah sekali. Hyung ada disini, apa Soobin merasa takut? Bicaralah walau hanya sedikit? " Ia menghela nafas lelah,  bahkan Soobin tak menatapnya. Pandamgan Soobin terasa sangat kosong, ia sangat khawatir pada kekasihnya itu.

" Binnie? Kumohon diantara kalian berdua,  bicaralah? Binnie apa lupa tentang janji kita? Bukankah kita sudah berjanji untuk saling bertukar cerita dan pergi jalan - jalan? "

Pemuda itu hanya terdiam, ia tetap tak menatap Yeonjun. Soobin menunduk sambil memainkan jarinya,  entah apa yang sedang ia pikirkan. Yeonjun pasrah, ia mengambil jaket tebal dan memakaikannya pada sang submissive tak lupa juga mengalungkan syal merah tebal yang ia lihat saat pertama kali bertemu dengan Soobin.


" Ayo pergi? " Ia menggenggam tangan Soobin, mengasap punggung tangannya lembut. Mengajak Soobin untuk keluar dari apartemen. Pemuda itu hanya mengikuti arah Yeonjun membawanya, tanpa lelaki itu sadar, Soobin menatap tangan nereka yang saking bertautan. Ada rasa hangat dan tenang, ini Yeonjun nya. Soobin sangat kenal rasa hangat dari Yeonjun. Namun pemuda itu tetap terdiam.


" Ini sudah malam, tetapi disekitaran sini ada pemandangan yang indah. Sebelum kesana, ingin membeli tteokbokkie? Disana sangat enak. " Yeonjun mengajaknya pergi ke toko yang ada diseberang mereka tanpa melepaskan genggaman mereka, senyum tampannya masih mengukir wajahnya. Walaupun Soobin tak menjawab ucapannya,  setidaknya pemuda itu tak menolak ajakannya.

Yeonjun tak tega terus menerus melihat Soobin-nya termenung dengan tatapan kosong, ia sangat mengerti jika mentalnya terguncang karna kejadian itu. Terlebih lagi mengingat Soobin yang memiliki gangguan pada dirinya, ia sangat yakin ini lah penyebab Little space sindrom nya semakin bertambah parah. Soobin akan kembali menjadi Binnie saat bayang - bayang memori itu kembali terputar pada pikirannya. Sungguh,  jika Yeonjun bisa memindahkan gangguan sang kekasih. Ia dengan rela memindahkannya pada dirinya,  karna Soobin adalah yang terpenting baginya. Ia merasa sakit saat mendengar tangisan pelan Soobin saat malam tiba, pemuda itu menangis tak mengeluarkan suara,  tubuh lemahnya bergetar hebat. Yeonjun selalu berusaha menenangkannya, memeluknya dan mengecup puncak kepalanya agar Soobin merasa tenang kembali.


" Bin-ah, selain ini apa ada yang ingin kamu beli? " Ia masih tetap menatap kosong Yeonjun yang menatapnya lembut. 

" Tak ada? Love, are you okay? Should we go back? "

Tak ada jawaban yang diberikan Soobin,  pemuda manis itu menunduk menatap genggaman tangan mereka. Ia ingin menjawab ucapan kekasihnya itu,  tapi entah mengapa bibirnya seakan - akan terkunci rapat. Ia tau pasti ada suatu hal yang salah pada dirinya, tidak bisakah dirinya tak merepotkan Yeonjun? Ia selalu membuat lelaki tampan yang menjadi kekasihnya itu kerepotan, merasa sedih dan kecewa. Bahkan Soobin tau setiap malam Yeonjun mengelus rambutnya dan meminta maaf atas kejadian yang tak bisa ia lupakan.


Soobin masih tetap terdiam saat Yeonjun membawanya setelah membayar pesanan mereka,  lelaki itu membawanya kembali kedalam apartemen. Sungguh ia belum mau kembali, tetapi lagi lagi ia tak bisa mengungkapkannya.


Mereka kembali masuk, Yeonjun membukakan jaket tebal miliknya dan juga syal merah itu. Ia tersenyum kembali pada pemuda manis yang masih setia menunduk. Mengajaknya untuk duduk dan menyalakan tv sambil membuka bungkusan tteokbokki yang ia beli tadi.

" Soobin-ah,  makanlah ini manis. Kamu menyukainya kan? "

Soobin masih terdiam, ia kembali merasa bersalah pada Yeonjun. Lelaki itu seharusnya tak menghabiskan waktu dengan dirinya yang penuh dengan gangguan. Ia sangat tampan hangat dan manis,  tetapi Yeonjun harus bersama dirinya yang penuh kekurangan. Ia terisak kecil, tangan lentik dan lembut miliknya mencoba menggapai wajah tampan sang dominan.


" M-mianhae... " Jujur Yeonjun sedikit terkejut dengan perbuatan Soobin yang tiba - tiba,  ia senang pemuda manis itu sudah meresponnya. Bahkan berbicara padanya. Tetapi ia juga sedih saat sang kekasih yang terisak sambil mengusap wajahnya,  Yeonjun menggenggam tangan Soobin yang berada pada pipinya.  Ia tersenyum sambil menghapus air mata sang submissive.


" Kenapa kamu meminta maaf? Soobin tak memiliki salah apapun pada hyung? Waegeurae Binnie? "

" M-mianhae... J-junnie hyung seharusnya tak bersama Binnie— Soobinnie hanya bisa merepotkan Junnie hyung... "

" Aniya, apa yang kamu katakan? Sweatheart look at my eyes,  Soobin tak pernah sekalipun menyusahkan dan merepotkan hyung. " Ia memeluk Soobin,  membiarkannya menangis pada bahunya. Ia tak mengharapkan Soobin mengatakan hal itu padanya, Yeonjun tak pernah merasa tersusahkan atau terepoti oleh sang kekasih.


" Love, dengarkan aku. I choose you. And I’ll choose you over and over and over. Without pause, without a doubt, in a heartbeat, I’ll keep choosing you, Choi Soobin. Jadi jangan berpikiran seperti tadi, ok? "

Ya selalu begitu,  tentu saja. Yeonjun nya akan selalu memilih dirinya, ia seharusnya tak mengatakan hal itu. Hal yang membuat kekasihnya merasa sedih,  Soobin berharap hari esok semuanya menjadi sedikit lebih baik. Dirinya juga sadar tak seharusnya terlalu lama terpuruk bukan? Ia memiliki Yeonjun yang menunggunya. Setidaknya ia harus melawan rasa takut dan suara - suara itu, demi Yeonjun-nya.

-ΦΦΦ-

[] Sesuai janji aku :) karna book ku yang lain udah selesai, jadi aku nanti mau up book baru. Masih tentang Yeonbin pastinya

 ㅇㅊ Bunny Spㅇㅅㅇce ㅊㅇ____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅇㅊ Bunny Spㅇㅅㅇce ㅊㅇ
____________

©prjvatelifeu.

BUNNY SPACE! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang