ㅇㅊ Bunny Spㅇㅅㅇce ㅊㅇ
_____________
Seperti yang ia perkirakan, mendatangi acara reunian itu benar - benar ide yang buruk! Yeonjun kini selalu diajak dan dipaksa untuk ikut dengan mereka entah untuk apa, kemarin saat mereka berjalan - jalan di Hondae, gadis bersurai pirang seperti sapu ijuk milik sepupu sang kekasih itu datang mengajak Yeonjun secara paksa untuk pergi berjalan - jalan dan memakai alasan itu adalah kumpul angkatan mereka.Yang sialnya Choi Yeonjun bodoh itu bahkan tidak menolak! Menyuruh Soobin untuk pulang terlebih dahulu, membuat pemuda manis itu kesal. Sebenarnya pacar Yeonjun itu dirinya atau siapa? Terlebih jika kumpul angkatan pasti Park Jihoon akan ikut. Demi apapun! Ia kini sudah memasukan nama pemuda itu dari daftar orang yang paling ingin ia musnahkan. Jika saja ia dapat menuliskan nama seseorang pada buku deathnote pasti akan ia lakukan. Dan yang pertama kali ia isi adalah Park Ji Hoon.
Rasanya ia ingin sekali memukul Yeonjun karna terlalu polos serempet Bodoh itu. Bahkan dia tak peka dengan perubahan mood Soobin, lihatlah sang domina itu kini bermain ponsel dengan tenang tanpa memperdulikan dirinya.
' Tak! '
Ia terkejut dengan Soobin yang tampaknya sengaja meletakkan gelas itu dengan keras, kekasihnya itu sedang dalam mood yang tak bagus kah? Memang sedari kemarin Soobin tak banyak bicara, tetapi Yeonjun mengira pemuda manis itu hanya tak ingin banyak bicara. Yeonjun meletakkan ponselnya, dan terdiam menunggu Soobin berbicara layaknya seorang anak kecil yang siap diomeli.
" Apa?! Kenapa lihat - lihat! Sana main saja dengan ponselmu hyung. "
" Ani ani ani, mianhae Soobin-ah? Hyung sudah salah ya? "
" Hyung merasa bersalah memangnya? "Dengan ragu Yeonjun menggeleng, membuat pemuda manis itu bersungut semakin kesal saja. Jika ia tak tahu lalu mengapa meminta maaf?
" CHOI YEONJUN PABBO! " Ia berteriak lalu berjalan menjauhi Yeonjun yang tampak terkejut, lelaki itu membatu dan semakin membatu saat Soobin membanting pintu kamarnya, sebenarnya dirinya itu salah apa?
- ΦΦΦ -
" Binnie-ya? Makan malam dulu sebelum tidur, keluarlah jangan merajuk lagi. Apa hyung melakukan kesalahan? " Yeonjun kembali mengetuk pintu kayu coklat dengan gantungan kelinci bertuliskan Soobinnie pada bagian tengahnya. Sudah lebih dari tiga kali, namun Soobin tetap menolak dengan alasan tak lapar dan sedang diet. Ia menyerah saja, toh jika pemuda manis itu lapar dia akan keluar mencari makanan di dapur bukan?
" Arraseo, hyung tak akan memaksamu lagi. Hyung tidur duluan ya? "
Soobin semakin merungut kesal, kini lelaki itu bahkan tak membujuknya??? Apa Yeonjun sudah tak sayang lagi dengannya? Ia bahkan tak menanyakan alasan dirinya merajuk seperti ini. Mata bulat itu berair, ditambah lagi dengan perutnya meraung diberi makan. Ia ingin menangis saja rasanya, namun gengsi.
Akan tetapi apa daya, ia tak bisa selalu mengikuti gengsinya. Perlahan Soobin membuka pintu kamarnya, melirik kamar Yeonjun yang tampaknya sudah tertutup itu. Apa lelaki itu sudah tertidur? Toh lampu tengah apartemen mereka sudah dimatikan. Ia berjalan mencari makanan pada kulkas besar itu, tampak nampan makanan yang sepertinya sudah disiapkan Yeonjun.
Ah, ternyata lelaki itu masih peduli dengannya. Ia mengambil nampan itu dan menghangatkan kembali nasi yang sudah disiapkan Yeonjun. Kari dengan sup hanyat dan sundae itu paket yang sangat komplit menurutnya. Soobin meletakkan nampannya pada meja makan, lalu ia duduk sambil menunggu makanannya tak terlalu panas. Namun saat suapan pertama, lampu ruang makan mereka dinyalakan. Dengan cepan Soobin bersembunyi dibawah meja agar tak ketahuan.
Yeonjun hanya menghela nafas, apa pemuda manis itu tak berpikir jika tubuh bongsornya itu akan tertutupi oleh meja yang tak ada hambatan kursinya. Ia tampak sangat jelas dengan baju tidur kelinci pink miliknya. Yeonjun berjongkok, menatap sang kekasih dengan poker face nya.
" Mwohanya? Kamu masih tampak sangat jelas, percuma bersembunyi. "
Soobin kembali cemberut, usahanya agar tak ketahuan itu gagal total. Memang ya, berurusan dengan seorang jenius itu sangat susah sekali. Ia keluar dari tempat persembunyiannya, menatap ke arah lain karna tak berani menatap Yeonjun dan juga dirinya sedang merajuk bukan?
" Makanlah, kamu pasti lapar'kan Binnie-ya? Apa perlu hyung suapkan? "
" Ani!! Apa hyung pikir aku bayi apa? " Yeonjun mengangguk, mengambil nampannya dan mengarahkan suapan itu pada sang kekasih yang semakin cemberut saja.
" Aku bukan bayi! "
" Kamu kan bayi besar nya hyung, Love. Sudahlah makan dulu, jangan cemberut terus tuan sundae akan menangis jika—"
" Hyung~ aku bukan anak bayi! Bukan Binnie! Jangan perlakukan aku seperti bayi! Soobinnie sudah besar— hmmp! "
Yeonjun menyuapinya walaupun Soobin langsung menghentakan kakinya kesal, bisa - bisanya kekasihnya itu menyuapinya saat sedang berbicara?
Pemuda manis itu tadi bilang tak ingin diperlakukan seperti bayi, akan tetapi lihatlah sekarang. Bahkan dirinya meminta disuapkan dan mengancam akan semakin merajuk jika sang kekasih tak menuruti keinginannya.
Tetapi tak terlalu buruk, mood nya yang rusak kembali membaik. Bahkan ia tak lagi marah dengan Yeonjun, oemuda itu berhasil memperbaiki moodnya dengan caranya sendiri, entah dengan kekonyolan yang lelaki itu perbuat ataupun leluconnya.
Bahkan mereka memutuskan untuk saling memeluk sembari tertidur pada sofa kecil ruang keluarganya dengan Soobin berada dipelukannya sedang mengusak pipi gembil itu pada dada Yeonjun, mencari kehangatan pada yang lebih tua.
-ΦΦΦ-
ㅇㅊ Bunny Spㅇㅅㅇce ㅊㅇ
______________©prjvatelifeu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNNY SPACE!
FanfictionYeonbin AU. Little space! what is little space mean? apa kamu percaya adanya little space? Peringkat tertinggi #1 dari txt-12052020