❝ 제 10 회 ❞

3.4K 441 36
                                    

 ㅇㅊ Bunny Spㅇㅅㅇce ㅊㅇ______________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅇㅊ Bunny Spㅇㅅㅇce ㅊㅇ
______________

( + ) Lebih kerasa chap ini kalau dengerin mulmed :)

Minggu ini sangat membosankan,  ia hanya pergi kuliah lalu pulang, apartement pun terasa sangat sepi setelah Yeonjun hyung-nya di asramakan untuk mengikuti perlombaan. Lelaki itu sangat giat belajat hingga setiap dirinya memberi pesan pasti akan dibalas lama. Tapi tak apa,  Soobin selalu berdoa agar hyung-nya menang dalam perlombaan itu. 

Ia membersihkan ruang tamu dan menghidupkan tv, mengingat bayangan saat Yeonjun membantunya mengerjakan tugas pertama perkuliahannya,  Soobin itu jurusan komunikas, tetapi sangat ajaib sekali Yeonjun bisa membantunya mengerjakan tugas. Ternyata julukan ' Yeonjun si jenius ' itu memang benar.  Soobin tersenyum kecil,  ah ini baru lima hari. Tapi ia sudah merindukan Yeonjun.

Ponselnya berbunyi,  tanpa melihat siapa yang menghubunginya Soobin langsung mengangkat ponselnya. Berharap jika Yeonjun lah yang menghubungi. Namun, pilihannya mengangkat telfon itu kesalahan fatal baginya. Ia mendengar suara yang sangat ia hafal,  semua awal dari hal yang menyakitkan dalam hidupnya.

" Ya ima! Mengapa kau kabur? Kau tau appa akan merindukanmu bukan? Aku sudah menunggu mu hingga lima tahun lamanya, apa kau tak merindukan ku Soobinnie? " Ia menjatuhkan ponselnya, semua kenangan yang diberikan ayahnya datang begitu saja dari pikirannya.

Bagaimana dulu ayahnya menyeret, memukuli bahkan bertindak tidak senonoh kepadanya. Saat itu Soobin hanya seorang bocah berumur delapan tahun. Ia bungkam dengan apa yang dilakukan Ayahnya,  saat itu ibu membelanya. Soobin hanya bergantung pada ibunya. Hingga mereka keluar dari rumah itu, dan tinggal bersama sang ibu dan kakak kembarannya.

Mereka tampak tenang,  namun disaat umurnya beranjak sebelas tahun. Terjadi penembakan didalam gedung sekolah dasarnya,  ia dan Sanha — kembarannya. Menjadi korban yang terkena tembakan,  akan tetapi naas Sanha tak bisa diselamatkan.

Membuat sang ibu yang tak bisa menerima kematian anak nya,  ia menyalahkan Soobin atas apa yang terjadi. Memukulnya dan mengumpati bocah itu. Tetapi Soobin tak membenci ibu-nya,  ia ikut menyalahi dirinya menjadi penyebab meninggal kembarannya. 

Ia berubah menjadi pribadi yang pendiam, menerima segala perlakuan buruk entah dari lingkungan sekolah maupun rumahnya. Tetapi ia tetap tak mengaku dan menceritakannya kepada yang lain,  anak itu terus begitu hingga kehidupan masa smp-nya.

Soobin yang merasa sangat tertekan itu, mencoba untuk mengiris pergelangan tangannya. Mencoba untuk membunuh dirinya agar terbebas dari segala hal yang menyakitkan.  Ia sangat depresi hingga dimasukkan kedalam rumah sakit jiwa.

Setelah adik ibu-nya mengetahui hal itu,  ia berusaha mengeluarkan Soobin. Dan membuat dirinya sedikit lebih hidup,  namun sayang. Selama didalam rumah sakit itu ada salah satu hal dalam dirinya yang salah. Hingga ia di diagnosa menjadi penderita sindrom little space.

Kehidupan Little nya berjalan lebih lama dibandingkan Soobin yabg asli,  namun setelah ia dapat mengendalikan tubuhnya. Soobin berusaha ingin berubah,  dan masuk ke salah satu universitas favorite di korea,  hingga ia berakhir disini. 


Tangannya bergetar,  ia menatap nomor yang tak dikenal itu menghubungi dirinya kembali. Dengan ragu,  ia mengangkat telfonnya.

" Ya, kau tau appa bisa melacak mu? Tunggu disana anak manis. Appa akan datang,  neon bogosipheo kkeuji? Baik - baiklah Soobinnie. "

Tidak,  ia tak mau. Ia takut dengan ayahnya,  Soobin berlari mengunci segala pintu dan jendela yang memungkinkan pria tua itu untuk masuk kedalam apartemen nya. Dan mencoba untuk menghubungi Yeonjun beberapa kali,  tetapi ia tak menjawab panggilan Soobin.

Setelah memastikan semua terkunci rapat, Soobin membanding pintu kamarnya. Mengunci dan menghambatnya dengan meja belajar. Ia ketakutan, sangat ketakutan. Suara - suara itu bahkan dapat ia dengar dengan jelas. Walaupun ia sudah berusaha menutup telinganya.

' Jebal,  tolong aku. Yeonjun hyung... Nan museowo.... '

Ia menangis sambil menutup mulitnya agar tak mengeluarkan suara,  dirinya sangat ketakutan. Bukan ini yang Soobin harapkan,  mengapa lelaki tua itu datang kembali?  Apa kesalahannya? 

" Kau memang anak yang tak berguna. "

" Kenapa tak mati saja? Ikut dengan kembaranmu itu? "

" Choi Soobin, lemah dan mudah diraba. Dasar jalang. "

" Bahkan kau tak menolak saat ayahmu sendiri melecehkanmu? "

" Menjijikan. "

Ia kembali memukul - mukul kepalanya agar suara itu dapat berhenti,  namun itu sia - sia. Suara nya semakin terdengar jelas,  membuat kepala Soobin terasa ingin pecah. Pemuda manis itu perlahan - lahan kehilangan kesadarannya,  hingga ia hanya bisa melihat gelap saja. 

-ΦΦΦ-

[] Kemarin aku gak bisa update,  sorry ya guys. Lagi gak mood aja, apalagi setelah keluar pengumuman snmptn. Seharusnya sih gak kecewa bgt tapi gimana ya, walaupun udah nyiapin mental. Ngeliat beginian. Ambyar aja aku...

Yang gak lulus sama kaya aku, ayo kita semangat buat utbk?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang gak lulus sama kaya aku, ayo kita semangat buat utbk?

Yang gak lulus sama kaya aku, ayo kita semangat buat utbk?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅇㅊ Bunny spㅇㅅㅇce ㅊㅇ
_____________

© prjvatelifeu.

BUNNY SPACE! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang