7. Ternyata Ibu Zafran

650 31 1
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

-•o•-

 عَوْرَةٌ فَإذَا خَرَجَتْ اِسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ

“Wanita itu aurat maka bila ia keluar rumah syaitan menyambutnya.”
HR. At-Tirmidzi no. 1183-






























Zahra duduk di Lobby apartemen, matanya menyusuri jalanan di balik kaca besar yang membatasi bagian luar dan dalam

Tadi Zahra meminta bantuan Kafka untuk memesan ojek online. Untung saja Kafka mau. Mengapa tidak diantar Kafka? Sudah pasti Kafka akan menolaknya mentah-mentah. Jadi menurut Zahra, lebih bagi dirinya meminta bantuan

Memang sampai sekarang dirinya belum memiliki ponsel pribadi. Zahra memang tak pernah memintanya pada Kafka, ia tak tak enak bila harus melakukan hal tersebut

Dilihatnya sosok laki laki dengan motor matic dan jaket hijaunya. Zahra langsung keluar menuju orang tersebut dan berangkat ke rumah Zafran

Zahra merasa asing. Tentu saja sangat asing saat motor yang ia naiki menuju ke dalam kompleks perumahan mewah. Zahra dibuat terpukau dengan perumahan ini

Rumah rumah di perumahan ini sangat memanjakan mata dengan segala arsitektur bangunannya

Ojek yang Zahra naiki berhenti tepat di depan rumah bercat putih dengan nuansa klasiknya. Terparkir beberapa mobil dan motor di garasi yang lumayan luas itu. Gerbang rumah memang tak di tutup sehingga apa yang ada di halaman dapat terlihat di mata Zahra

"Berapa pak?" Tanya zahra

Driver ojek online itu menyahut "Dua puluh ribu neng" Zahra lalu memberikan uang pas dan driver itu berlalu

Zahra  ragu. Ia takut untuk masuk. Ia merasa tak pantas untuk melangkahkan kaki di rumah sebagus itu. Matanya menyusuri setiap inchi bangunan megah itu. Ia berharap seseorang akan mengajaknya bertemu sang pemilik. Atau lebih baik lagi jika sang pemilik yang datang menghampirinya

"Cari siapa dek?" Zahra terkejut. Panggilan itu membuatnya menoleh kebelakang "Loh, Zahra kan ya?" Tanya wanita itu. Zahra menganggukkan kepalanya sambil tersenyum

"Ibu apa apa kabar?" Tanyanya pada wanita tersebut. Ya, wanita itu yang ia temui di angkutan umum pagi tadi saat hendak berangkat ke sekolah "Ya baik lah. Saya nggak nyangka loh, ketemu kamu di sini. O iya, kamu ke sini ada apa ya?"

"Emm. Saya kayaknya salah rumah deh bu. Tadi saya cari alamat rumah temen saya. Ojeknya nurunin saya di sini soalnya"

"Salah gimana? Udah ngasih alamat jelas kan ke ojeknya?" Tanya ibu itu. Zahra merutuki dirinya. Bahkan ia tak tau karena yang memesan ojek tersebut adalah Kafka "Memangnya kamu cari alamat siapa? Siapa tau saya kenal ra?"

"Namanya, Zafran, iya Zafran" Ibu itu langsung tertawa. Zahra jadi dibuat bingung kali ini

"Kenapa nggak bilang dari tadi ternyata kamu kenal sama Zafran. Zafran ada di dalem kok. Paling lagi main sama adiknya" Zahra terkejut

"Ibu.." wanita itu tersenyum "Saya bundanya Zafran. Kamu panggil bunda aja ya. Bunda Syarifah. Biar lebih enak" Zahra dibuat bingung oleh wanita itu. Ia tak yakin memanggil Wanita itu dengan sebutan bunda. Tapi saat melihat syarifah, hatinya menghangat dan seakan dirinya melihat sosok ibunya yang telah tiada pada Syarifah

THE MUBRAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang