30. Terungkapnya Sebuah Hubungan

650 36 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

-•o•-

Saat ini Zahra dan Kafka tengah berada di pusat perbelanjaan terbesar di kota. Sejak tadi Zahra terus berkeliling ke sana sini untuk mencari sesuatu yang ia inginkan

Bukan untuknya, tapi ia hendak mencari sesuatu yang akan jadikan sebagai hadiah ulang tahun untuk Ratna, esok wanita paruh baya itu akan berulang tahun, Zahra jadi pusing sendiri karena ia tak tau hendak membeli apa

"Udah apa belom sih? Elo mau yari kado apa pengedar sabu sabu sih?" Langkah Zahra terhenti, ia membalik badannya. Zahra dapat melihat jelas guratan kesal di wajah Kafka

Bagaimana Kafka tidak kesal, Zahra terus berkeliling tanpa henti, memangnya Kafka tidak letih?

"Kelamaan ya?" Kafka tak menjawab, ia malah memalingkan wajahnya karena sudah terlanjur kesal

"Maaf deh, soalnya aku nggak tau mau kasi mama kado apa"

"Kan gue udah bilang, di fikirin dulu dari rumah. Gue yang repot kan kalo udah gini"

Zahra menunduk "Ya kalo gitu bantu supaya cepat ketemu"

Kafka mendegus "Emang ya cewek!" Kafka langsung berlalu begitu saja dan meninggalkan Zahra. Zahra tak tinggal diam, ia mengikuti langkah kaki Kafka yang lumayan lebar itu

"Ih tunggu! Jangan cepat-cepat jalannya" akhirnya Zahra mampu mengimbangkan langkah kakinya dengan Kafka

"Makannya, punya kaki jangan pendek banget, jalan aja lama banget lo"

"Gini-gini tu ciptaan Allah tau, jangan mengina, syukur-syukur kamu dikasih istri yang punya kaki" Kali ini Zahra sangat pintar, lima bintang untuknya. Kafka hanya bisa terdiam

"Istri?" Langkah Zahra dan Kafka terhenti saat keduanya melihat sosok perempuan dengan rambut curly nya

"Irene?" Lirih Kafka

Apa yang harus Kafka dan Zahra perbuat? Irene mendengar semuanya? Sudah pasti jelas sekali perkataan Zahra tadi

"Irene, kamu?" Zahra tak percaya, mengapa dirinya bisa berada dalam kondisi sulit seperti ini?

"Ra? Kasih tau gue, gue salah dengar kan?" Irene langsung berbalik ke arah Kafka "Kaf, aku salah dengar kan? Ayo jawab Kaf, jawab!" Kafka tak tau bagaimana menjawab pertanyaan Irene. Ia sudah tersulut rasa bersalah, dan akhirnya fakta yang ia tutupi selama ini terungkap

"Zahra, kenapa ra? Kenapa? Kenapa gue nggak tau kalian saling kenal dekat? Kenapa gue nggak tau kalo kalian jalan bareng gini? Dan kenapa, lo nggak kasih tau gue kalo lo is.." belum sempat Irene menyelesaikan omongannya Zahra langsung menghambur ke pelukan Irene, ia tak tau lagi harus apa, hanya ini satu-satunya cara yang bisa ia lakukan

Pusat perbelanjaan bukanlah tempat yang cocok untuk membicarakan perihal hubungan Zahra dan Kafka. Oleh karena itu, Kafka dan Zahra membawa Irene ke taman kota yang saat ini sedang sepi pengunjung, kebetulan letaknya juga tepat di depan pusat perbelanjaan

"Kenapa kalian nggak pernah bilang sama gue? Kenapa kalian bohongin gue?" Irene sudah banjir air mata kali ini

"Ren, aku bisa jelasin semuanya. Ini nggak mudah buat aku sama Zahra, Ren. Semua ini cuma kecelakaan aja" Kalimat itu memang benar adanya. Zahra dan Kafka menikah karena suatu kecelakaan, namun entah mengapa Zahra merasa sakit saat Kafka mengatakan bahwa hubungan keduanya hanyalah sebuah kecelakaan

Irene menggeleng "Tapi kamu sama Zahra... Kenapa bisa? Zahra masih SMA, dan kita masih ada hubungan Kaf, kenapa kamu nggak bilang dari awal. Berapa lama kalian sembunyiin ini?"

THE MUBRAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang