11. Si Most Wanted Kafka

618 36 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

-•o•-

إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلْإِحْسَٰنِ وَإِيتَآئِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ وَٱلْبَغْىِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran
QS an-Nahl 90-








































Zahra berdiri di pinggir lapangan basket. Pertandingan belumlah dimulai, namun ia harus stay dari awal hingga pertandingan berakhir. Bu Rusma, selaku pembina ekstrakurikuler jurnalistik memerintahkan dirinya untuk melakukan dokumentasi

Awalnya ia hendak menolak, namun Zafran langsung menyodorkan kamera kepadanya dengan isyarat bahwa laki-laki itu akan mengajarinya

Benar saja, lima belas menit Zafran mengajarinya untuk mengambil gambar maupun mengatur mode kamera. Untungnya Zahra orang yang mudah memahami sesuatu. Jadi tak perlu berlama lama untuk belajar

Tiga hari lalu Zahra mendaftar di organisasi jurnalistik karena ia ingin mengisi kegiatan luangnya. Daripada ia bosan dirumah kan. Kafka juga mengizinkan bahkan bilang lakukan saja sesuka hati Zahra

"Eh Zahra. Elo yang di suruh?" Irene datang dengan membawa sebotol minuman dingin di tangannya

Zahra mengangguk "Iya nih, untung Zafran ajarin, kalo nggak, aku nggak tau gimana lanjutannya deh"

"Aduh, ternyata temenku ini mulai kepincut sama ustad Zafran nih" goda Irene sambil menyenggol bahu Zahra

"Ih, apaan sih Ren? Ini kan cuma tentang hubungan sesama rekan kerja aja. Nggak ada yang kepincut satu sama lain kok" Bantah Zahra

Irene mencebik "Elo sih enggak, si Zafran noh yang fall in love, apalagi satu organisasi, satu kelas, satu bangku pula. Padahal dia paling males kalo udah berurusan sama cewe"

Zahra tak menggubris. Ia malas membahas hal yang tidak terjadi. Baginya semua biasa saja. Hubungannya dengan Zafran juga hanya sebatas rekan kerja, tak lebih

"Yah, gue cariin dari tadi ternyata ada disini!" Raya datang dengan nafasnya yang memburu karena ia berlari sepanjang koridor sekolah

"Ngapain sih lari larian? Kek bocah lo!" Ledek Irene

Raya mencebik "Gue udah berbaik hati lari dari sabang sampai merauke cuma nyamperin elo, dan elo malah nyia-nyiain gue. Parah lo Ren!" Ujar Raya mendramatis

Zahra terkekeh saja tanpa ikut berkomentar. Dua sahabat lama itu sangat serasi menurutnya. Asal bicara, tapi tak di masukkan ke dalam hati

"Cowo lo noh! Udah tau tu badan kek abs oppa korea. Lah, dia malah keluar dari ruang ganti cuma pake celana doang. Apa nggak gila anak anak?"

Irene tampak membelalak kaget "Astaga! Tu orang ya! Udah gue bilangin juga! Masih aja begitu!" Irene langsung berlari menuju ruang ganti

"Kalian lucu ya" puji Zahra melihat tingkah kedua sahabat barunya itu

Raya menyekat "Eitss! Kalo bilang lucu, nggak usah pake embel-embel kalian. Cukup gue aja. Irene mah nggak lucu"

"O iya, kemarin gue bilang mau kasi lihat cowonya si Irene kan? Entar deh, dia tanding soalnya"

THE MUBRAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang