بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
-•o•-
"Nggak solat mas?" Leo yang bersandar di mobil sambil melamun jadi tersadar
Leo tersenyum kaku, bagaimana bisa ia sholat? Agamanya tak mengajarinya untuk melakukan itu "Enggak" Ia hanya mengantar Zahra ke tempat ini, gadis itu juga sudah menghilang di tengah keramaian orang yang hedak melaksanakan sholat idul fitri
Laki-laki berpeci itu menautkan kedua alisnya "Kenapa? Ini kan sekali dalam setahun. Jangan di lewatin begitu aja, sayang banget, belum tentu tahun depan ketemu lagi" Hey, apa ini, apa laki-laki di depan mendoakannya agar cepat menghadap tuhan? Tidak-tidak, wajar saja dia menanyakan hal demikian. Laki-laki itu tidak tau bahwa Leo adalah seorang katolik
Leo tersenyum "Saya nggak sholat, saya cuma ngantarin adik saya, saya Katolik"
Laki-laki itu tampak terkejut mendengar jawaban dari Leo. Ternyata keluarga tak seiman memang benar-benar ada
"Maaf mas, saya nggak tau"
Leo kembali mengeluarkan senyumnya "Santai aja kali"
"Kalo gitu, saya ke sana dulu ya mas, sholatnya keburu dimulai" Leo mengangguk faham
Tiga puluh menit lebih leo habiskan untuk menunggu Zahra, akhirnya batang hidung perempuan itu terlihat di di antara hiruk pikuk manusia yang tengah menggunakan mukenanya ataupun gamisnya
Maklum saja lama, mencari celah di antara ribuan umat manusia bukanlah hal yang mudah "Zahra lama ya kak?"
"Lama banget, sampe jenggotan gue di sini" Hey, Leo terlalu berlebihan sepertinya
"Maaf deh, abisnya ramai banget, Zahra nggak pernah ada di tempat se ramai ini. Kalo di kampung Zahra, masjid gede ya nggak segede ini. Jadi orangnya nggak terlalu banyak"
Leo tersenyum. Rupaya laki-laki itu memang tak pernah berhenti tersenyum "Iya, gue ngerti kok"
Mereka masuk ke dalam mobil putih milik Leo
"Loh kok keluar? Mau kemana?" Tanya Zahra saat menyadari mobil Leo berjalan menuju pintu keluar perumahan
Leo tak menggubrisnya, ia tetap fokus dengan jalanan di depannya
Jalan raya tak terlalu padat pagi ini karena banyaknya masyarakat yang memilih untuk mudik ke kampung halamannya
Dulu, Zahra selalu kesal saat menjelang hari raya Idul fitri begini. Semua siaran televisi membahas tentang kemacetan jalan tol hingga program kartun di stasuin televisi favoritnya pun ikut terganggu sehingga ia mengadu pada ayahnya sampai menangis meraung-raung agar gangguan dari berita menyebalkan itu menghilang
Ia jadi senyum-senyum sendiri mengingat masa-masa yang menurutnya jahiliyah itu
"Kenapa senyum-senyum gitu? Gue ganteng ya?" Pertanyaan konyol dari Leo itu sukses membuat Zahra memincingkan matanya
"Ya elah, matanya itu lo mbak, rasanya mau gue jadiin bakso"
"Ya habis kakak kepedean gitu"
Leo mencebikkan mulutnya, seru sekali menggoda seorang Zahra, ia bahagia karena Zahra bisa bangkit dari keterpurukan dengan mudah
Mobil Leo berhenti tepat di pintu masuk sebuah gedung dengan dinding yang hampir sepenuhnya menggunakan kaca itu "Kak?" Tanyanya tak percaya
Leo mengangguk "Gue nggak bisa ngelihat adek gue terus-terusan sedih begitu. Tenang aja, mama sama papa ngizinin kok"

KAMU SEDANG MEMBACA
THE MUBRAM
Teen FictionHidup bukan hanya tentang bagaimana cara kita mencari suatu kebahagiaan. Hidup merupakan bagaimana kita singgah dan menerima titipan dari Allah dengan baik di dunia yang fana ini Apa yang di rasa baik, belum tentu baik untuk kita dan apa yang dirasa...