1) Mengapa harus perjodohan?

2.8K 136 6
                                    


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Assalamualaikum, selamat bersua dengan cerita pertama aku, salam sayang semua!!❤️

___________________

"Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati." (QS Al-Hadid:6)

Allah tak pernah mengambil sesuatu darimu tanpa maksud menggantikannya dengan yang jauh lebih baik.

Cukup Allah menjadi pendengar setiamu ketika tidak ada satupun yang percaya dengan apa yang kamu ucapkan.

Tenang saja, tidak akan pergi kepada selain mu sesuatu yang Allah telah tuliskan untuk mu.

-Metamorfosa Rasa-

***

Sebut saja ia hujan, yang turun sejak alirannya mengairi sawah, sedang sebagian yang lain mengendap dibibir daun tua yang hendak tanggal dari dahannya. Tak henti-hentinya berharap bahwa akan ada cahaya yang membawanya menguap lalu terbang entah kemana. Ia hanya ingin tak berlama-lama memiliki wujud sebab baginya tiada adalah keberadaan yang sebenarnya.

Sama halnya dengan lelaki tatapan dinginnya, usianya yang kini hendak menginjak usia kepala tiga itu, kini sedang benar benar merasakan keadaan yang rumit. Tekanan dari Hanna yang tidak lain adalah Umi-nya dan Azzam adalah Abi-nya itu yang terus bersikeras menjodohkannya dengan perempuan yang notabene anak sahabatnya sendiri.

Membuat Arjun sekarang keluar dari ruang kerja nya hanya untuk sekedar mencari udara segar.

"Arjun. Tinggal nurut aja sama Abi apa susahnya? Umi mu pengen cepet punya cucu." Ucapan Azzam membuat jantung Arjun mencelos.

"Toh ini juga buat kebaikan kamu juga, Nak." Hanna melanjutkan.

"Umi, Abi. Bukankah Jodoh, rezeki dan kematian sudah Allah catat dimasing-masing takdir umatnya? Mengapa kalian selalu menekan Arjun untuk segera menikah? Menikah itu bukan sekedar kedua insan bersatu. Butuh pemikiran dan persiapan yang matang Umi." Meski tadi diruang kerjanya Arjun sempat menjawab dengan kata yang bisa dibilang meyakinkan, itu sama sekali tidak merubah kemungkinan bahwa Umi dan Abi nya yang tetap bersikukuh untuk menjodohkannya.

Sekarang lelaki dengan profesi sebagai Dokter spesialis syaraf itu masih duduk seraya menggumamkan Asma Allah dalam hatinya di Masjid Al-Ikhlas yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah sakit. Manik matanya melirik pada jam tangan, ternyata sudah pukul 15.00 itu tandanya ia sudah diam dengan durasi yang lama. Diraihnya ponselnya dan begitu banyak notifikasi yang masuk. Namun kebanyakan isi notifikasi itu tidak lain adalah junior nya yang hanya mengabari perkembangan pasien.

Arjun bangkit seraya berjalan memasuki tempat wudhu, diambilnya air wudhu dan ia melakukannya dengan khusyuk. Setelah selesai, kemudian ia hendak melakukan shalat Ashar, namun matanya sempat melirik dua anak SMA, Arjun bisa berkata begitu karena mereka mengenakan seragam SMA. Entah salah satu diantara keduanya membuat Arjun seraya berucap istighfar. Astaghfirullah, ingat Fi, hal yang kamu lakukan itu bisa menyebabkan Zinah mata. Batinya seraya ia masuk kembali ke area Masjid dan melaksanakan shalat ashar. Entah kenapa lelaki yang suka disapa Kahfi itu menyunggingkan senyuman manis.

Diraihnya sepatu, kemudian ia duduk untuk mengenakan sepatunya. Sudut matanya bisa melihat dengan sekilas bahwa kedua anak SMA itu sama seperti dirinya yang telah selesai melaksanakan sembahyang nya. Terdengar suara yang samar-samar.

METAMORFOSA RASA (END✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang