Lagi lagi dengan dua paperbag berisi makanan dan vitamin, Jennie melangkah maju mendekati Pintu ruangan Hanbin.
Kali ini ia memutuskan untuk mengetuk terlebih dahulu, takut-takut kejadian kemarin terulang kembali.
Setelah suara seseorang disana menyahut dan menginzinkannya masuk, Jennie segera membuka pintu dan menimbulkan kepalanya terlebih dahulu.
Disana hanya ada Hanbin, Tidak ada Dahyun ataupun karyawan yang lain.
Jennie tersenyum girang, lalu melangkah mendekati Meja kerja Hanbin."Selamat siang Kim Hanbin.." Sapa Jennie seraya menaruh paperbag itu di hadapan sang tunangan.
Hanbin melepas kacamata nya lalu meraih paperbag itu.
Sedang Asik mengeluarkan beberapa kotak makan yang dibawakan Jennie, Tiba tiba seseorang mengetuk pintu.Lagi lagi Hanbin berteriak 'masuk' kepada seseorang di luar sana.
Jennie menolehkan pandangan nya pada pintu. Sedikit terbelalak saat yang masuk adalah Wanita yang kemarin ia pergoki sedang asik bercumbu mesra dengan tunangannya.
Dahyun, ia membawa beberapa berkas yang seperti nya harus ditanda tangani oleh Hanbin.
Dahyun lekas berjalan menuju meja kerja Hanbin, sebelum itu ia menyempatkan untuk tersenyum dan membungkukkan sedikit tubuhnya ke arah Jennie yang sedang memainkan kuku nya di sofa.
"Ada beberapa berkas yang perlu di tanda tangan ". Kata Dahyun sambil menyerahkan Beberapa lembar berkas tersebut.
Hanbin meraihnya lalu menandatangani semua Kolom yang beratas namakan Kim Hanbin itu. Setelah selesai ia mengembalikan berkasnya yang langsung diraih oleh Dahyun.
"Kamu sudah makan siang? Apa kita perlu pergi keluar untuk makan siang bersama?.." Tanya Hanbin menatap Lekat Dahyun.
Jennie yang mendengar Coletehan sok manis Hanbin segera berdecih ke arah lain.
"Sok aku-kamu-an, lebay.." Gumam nya pelan.
Namun ternyata Hanbin mendengar hingga ia mendelik sinis ke arah Jennie.Dahyun yang menyadari situasi tengah berubah, ia memutuskan untuk menggeleng kepalanya kuat.
"Gak perlu, Aku udah makan siang, aku keluar dulu, permisi.."Dahyun bergegas melangkahkan kakinya tanpa menghiraukan Hanbin yang kini Telah membuka mulutnya untuk mengeluarkan beberapa kalimat lagi.
Setelah Dahyun menghilang dari pandangan, Jennie bangkit dari duduknya lalu berjalan mendekati jendela jendela besar di ruangan itu.
"Udah gue bilang gak usah kesini. Punya telinga gak sih lo?" Celoteh Hanbin lalu seperkian detik memasukkan sesendok makanan ke dalam mulutnya.
Jennie membuang nafas pelan.
"Tapi lo terus makan makanan dari gue kan?"Hanbin melirik ke arah Jennie dengan ekor matanya, sambil asik mengunyah. "Gue ngehargain aja, kasian lo jauh-jauh dari rumah bawain gue makan masa gak gue makan."
Jennie menatap ke arah keluar dengan telinga yang masih terbuka mendengar Celotehan Hanbin. Sesekali mulutnya komat-kamit mengumpati lelaki yang menurutnya sangat menyebalkan itu.
"Yaudah gue mau pulang aja deh.." Ujar Jennie lekas menyampirkan Tas selempang nya.
"Pulang bareng gue.." Sahut Hanbin, berhasil membuat Jennie Terdiam.
Pasalnya, Hanbin tak pernah menawarkan diri untuk pulang bersamanya. Bahkan dalam usia pertunangan nya selama dua bulan ini. Ini adalah kali pertama.
Diam-diam Jennie tersenyum samar, sepertinya Usaha nya semakin hari semakin membuahkan hasil. Tidak sia-sia-pikirnya.
"Gausah ge-er. Gue cuman gak mau lo digangguin laki-laki kurang kerjaan diluar sana gara-gara baju seksi lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Jennie||Jenbin
أدب الهواة"Gue nyerah mbin, selamat tinggal" Setelah mengatakan itu, buru buru jennie keluar dari apartemen Hanbin. Rasa sakit yang menjalar kian menggerogoti hatinya diiringi rasa kecewa yang luar biasa. Tapi Jennie harus kuat! Mau bagaimanapun ini adalah ak...