Tiga puluh lima

1.8K 151 10
                                    

"t-tapi..gue udah ada yang lain.."

"..gue udah ada yang lain.."

"Udah ada yang lain.."

"Ada yang lain.."

"Yang lain.."

"Arghhhhh!!!!" Hanbin mengusap kasar wajah dan rambut nya. Bayangan bayangan kemarin kembali teringat jelas di otaknya.

Ia fikir semua akan berjalan sesuai rencana nya. Meminta maaf,Mengajak Jennie pergi, meminta nya untuk kembali dan menjalin hubungan seperti dulu. Terlebih ia mengira bahwa jennie pasti masih menyayangi nya.

Tapi itu semua hanya rencana.
Dan rencananya 100% gagal!
Ia tak bisa mendapatkan apa yang ia mau sekarang. Jennie sudah ada yang lain. Apa yang harus hanbin lakukan selanjutnya?

Hanbin kembali memfokuskan dirinya pada layar monitor, sesekali memijat pelipisnya frustasi. Benar-benar sulit! Jennie benar benar sukses membuat nya kesulitan.

Hariini ia kembali bekerja, dan di ruangan nya tampak sepi, tak ada orang lain. Apalagi Sekeretarisnya- Dahyun-ekheemmm— sudah tidak masuk kerja lagi, jadi ia menyelesaikan pekerjaan nya sendiri.

Bekerja sendiri dengan keadaan perasaan yang kacau memang bukan ide yang bagus!
Buktinya selama ia duduk di hadapan monitor tak satupun pemahaman yang masuk ke dalam otak nya.

Ceklek

Pintu ruangan nya terbuka, menampilkan sesosok lelaki berpakaian kerja tengah berjalan ke arah nya dengan dua buah cup kopi ditangan nya.

"Nih, biar otak lo lebih fresh.." kata Bobby seraya menyodorkan satu cup kopi pada hanbin.

Hanbin melirik bobby sekilas lalu meraih kopi tersebut dan menyeruputnya pelan.

"Gue tau lo lagi stress kan? Keliatan dari muka lo.." ujar Bobby sembari mendaratkan bokongnya di salah satu kursi.

Hanbin diam Tak menyangkal.tangan nya masih memutar mutar cup kopi di atas meja. Dan itu membuat bobby semakin miris melihatnya.

Bobby menghembuskan nafasnya kasar.
" kalau ada masalah mending lo cerita sama gue, santuy lah gaakan bocor.."

Hanbin melirik bobby dengan mata nya, lalu ikut menghembuskan nafasnya.
"Karma is real, right?"

Bobby menaikkan sebelah alisnya.
" are you a karmic victim?"

Hanbin memalingkah wajahnya ke arah lain.
"Sepertinya, yang jelas gue ngerasa seperti itu."

"With??? Emm—-j-jennie k-kaahh?" Tanya bobby memastikan.

Sedikit informasi bahwa bobby memang mengetahui bahwa jennie adalah tunangan hanbin, dan sedikit lebih tau juga soal hubungan hanbin dengan tunangan nya itu——maksudnya mantan tunangan nya itu kurang baik.

Hanbin mengangguk pelan.
"Gue kemarin minta maaf sama dia bob, tapi—dia udah ada yang lain, secepet itu ya?"

Bobby terdiam, sedikit iba juga melihat hanbin. Memang benar benar menyiksa seperti nya. Terlihat bahwa akhir akhir ini hanbin benar benar tak bisa mengerjakan pekerjaan nya dengan baik, juga mengurus diri nya sendiri dengan baik.

Tapi mau bagaimana lagi?
Hanbin harus menerima semua konsekuensinya.

Bobby berjalan perlahan mendekat ke arah hanbin, tangan nya terulur mengusap bahu sang teman, berusaha memberikan ketenangan.

"Yang sabar bro, semua yang lo lakuin pasti ada feedback nya. Lo harus terima konsekuensi nya. Dan—- soal cepet, yaaaa gue yakin sih jennie belum sepenuhnya lupain lo.."

My Precious Jennie||JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang