Dua bulan kemudian...
Kring kring kring
Suara Alarm berdering untuk yang kesekian kalinya membuat Hanbin terusik lantas menggeliat. Lelaki itu mencoba membuka mata nya perlahan meraih benda berisik itu lalu mematikan nya.
Hanbin beranjak mengubah posisi nya menjadi duduk, mengusap wajah nya perlahan lalu menoleh pada sang istri yang masih setia terlelap.
Hanbin menyunggingkan senyum nya, lalu sebelum beranjak dari kasur lelaki itu mendekat ke arah sang istri, memandangi wajah polos Jennie dengan seksama.
Hanbin tertawa kecil. " istriku kalau tanpa make up gini cantik deh, bersyukurnya aku"
Merapihkan anak rambut dan menyelipkan nya kebelakang telinga, lalu Hanbin mengecup kening sang istri.
Cup
Satu kecupan saja namun dengan durasi yang lumayan lama. Tapi, ada yang aneh. Seperkian detik Hanbin mengernyit, memandangi wajah Sang Istri dengan Aneh.
"Kamu kok pucet sih? Panas juga"
Hanbin bermonolog seraya terus menempelkan punggung tangan nya di kening Jennie. Lalu, Lagi lagi Hanbin terhenyak.
Tubuh istrinya benar benar terasa panas."Eungh.."
Jennie terusik, lalu wanita Kim itu membuka matanya perlahan. Pemandangan pertama yang masih kabur itu adalah sesosok suami nya yang tengah memandangi nya heran.
"K-kamu udah bangun?" Tanya Jennie dengan suara serak Khas bangun tidurnya. Tapi, mengapa kini kepala nya terasa begitu pening?
"Ashh.." Jennie memegangi kepalanya yang terasa begitu berdenyut, rasanya saat malam tadi ia merasa baik baik saja.
"Kamu kenapa? Kamu pusing ya? Ini badan kamu panas loh sayang, ayo kita kerumah sakit!" Gencar Hanbin, Lelaki itu berniat beranjak dari kasurnya namun pergelangan tangan nya di tahan oleh sang Istri.
Hanbin berhenti, menolehkan kembali pandangan nya pada Jennie yang kini sudah terduduk dan bersandar pada punggung ranjang.
"Big no, aku gak papa. Paling cuma pusing biasa, kamu sekarang pergi mandi, nanti terlambat"
Hanbin menurunkan bahu nya, memandang istrinya lesu. " Beneran gak papa?"
Jennie mengangguk kukuh, " ngga papa, ada obat pusing ko di P3k.."
Hanbin menghembuskan nafasnya pasrah.
"Yaudah aku mandi, tapi kalo gak kuat bangun pokoknya kita kerumah sakit!"Jennie terkekeh pelan. "Iya"
➰➰➰
Waktu sudah menujukkan pukul 11.00 siang.
Jennie berjalan menuruni anak tangga, untuk menuju dapur.Oh ya, setelah Hanbin berangkat kerja tadi pagi, Jennie kembali membaringkan tubuhnya di atas kasur, sungguh kepalanya terasa begitu pening.
Satu persatu anak tangga dilaluinya, kemudian berjalan menuju dapur dan menghampiri lemari es berniat untuk mengambil sebotol air.
Namun, tiba tiba ponsel nya yang tegeletak diatas meja makan berdering. Jennie mengurungkan niatnya untuk membuka pintu kulkas, memilih berjalan menuju meja makan untuk melihat siapakah yang menelepon nya.
Meraih ponsel nya lantas mengernyit saat Nama ' Kak Mino' tertera di sana. Jennie menekan tombol Hijau lalu menaruh ponsel nya di telinga.
"Halo kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Jennie||Jenbin
Fanfiction"Gue nyerah mbin, selamat tinggal" Setelah mengatakan itu, buru buru jennie keluar dari apartemen Hanbin. Rasa sakit yang menjalar kian menggerogoti hatinya diiringi rasa kecewa yang luar biasa. Tapi Jennie harus kuat! Mau bagaimanapun ini adalah ak...