Tujuh belas

2K 184 7
                                    

Hari ini adalah hari minggu, dimana hari ini seluruh karyawan perusahaan ataupun pelajar diliburkan dari aktivitas mereka.

Jennie sedang sibuk memilih cat kukunya, masih mengenakan bathrobe, ia baru saja menyelesaikan mandi susu nya.

"Emm warna hitam sama pink bagus kayanya.." Monolog Jennie sambil memperhatikan Jari jari nya yang di rentangkan tepat di hadapan nya.

"Oke! Black and pink!" Seru nya kemudian mulai mencat kuku nya dengan warna yang ia sukai itu. Entah mengapa Menurut jennie warna pink dan Hitam itu adalah paduan warna yang tepat.

Sekitar dua puluh menit untuk dapat menghasilkan kuku nya yang tercat dengan rapih itu, kini ia sedang meniup nya pelan agar cepat mengering.

Sebenarnya bisa saja jennie pergi ke salon, namun wanita itu lebih suka memakai nya sendiri dirumah. Karena jennie handal dalam hal men-cat kuku!

Ceklek

Pintu kamarnya terbuka tanpa suara ketukan terlebih dahulu. Jennie melihat seseorang yang masuk ke dalam kamarnya itu.

"Ngetuk dulu sebelum masuk.." Ujar Jennie sambil terus fokus pada kuku-kuku nya.

Hanbin merebahkan tubuhnya di kasur Jennie tanpa menyahuti ucapan yang Jennie lontarkan. Wajahnya juga terlihat sedikit masam.

Jennie tak mengacuhkannya, ia masih tetap fokus pada kuku nya yang kini terlihat lebih cantik. Sesekali juga ia bersenandung kecil, tanpa berniat berbicara pada tunangan nya itu.

"Kemana aja lo?.." tanya Hanbin akhirnya, ia berbicara sambil menaruh kedua tangan nya di belakang kepala, dengan kaki yang bertumpangan.

"Maksudnya?.." tanya Jennie singkat.

Hanbin berdecak sebal." Seminggu ini lo kemana? Gaada muncul di kantor gue, biasanya lo bawain gue makanan!"

"Emang gue grabfood pribadi lo yang bisa tiap hari anter makanan?.." tanya Jennie sinis membuat Hanbin memutar bola mata nya malas.

"Itu udah jadi kewajiban lo sebagai tunangan gue kim Jennie.."

Jennie terkesiap akan ucapan hanbin.
Apa katanya? Tunangan? Haishh tapi ia tak pernah memperlakukan Jennie selayaknya seorang tunangan.

Hanbin bangkit dari tidurnya, mengubah posisi nya menjadi duduk. Ia memicingkan matanya pada Jennie yang masih asik dengan kuku-kuku nya.

" lo ada hubungan apa sama kai?.." Celetuk Hanbin. Nada nya terdengar sangat serius, membuat Jennie keheranan. Untuk keberapa kalinya hanbin menanyakan soal ini. Apakah jawaban jennie kemarin belum cukup membuatnya percaya?

"Ngomong apa si lo? Gue gak ada hubungan apa-apa.." jawab Jennie santai, membuat Hanbin sedikit kesal.

"Lo pikir gue gak liat kemarin lo makan siang bareng si Kai? Pinter banget ya lo sekarang nyari pelampiasannya.." Tukas Hanbin sambil tertawa sarkas, Jennie mendelik ke arah nya.

"Jaga mulut lo Kim Hanbin!"

Hanbin malah semakin terkekeh remeh, sambil terus memandang jennie sinis.
"Memang bener kan? Dengan cara lo deketin pria lebih dari satu itu seolah lo terlihat sebagai wanita murahan.."

Jennie sontak membulatkan matanya. Tak percaya atas lontaran hanbin, berani nya lelaki itu mengucapkan kalimat yang benar-benar menancap tepat di pusat Hati Jennie.

"Terus apa beda nya sama lo hah? kalo gue cewek murahan, Gimana sama dahyun pacar lo itu? Yang rela ngangkang hanya sebuah Nama CINTA!" Sarkas Jennie, matanya memerah, tangan nya mengepal kuat.

My Precious Jennie||JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang