Seminggu setelah pertemuan dengan Kai.
Keadaan Jennie baik baik saja.
Dia masih tetap pergi bekerja, saling bertegur sapa dengan Kai, namun beda nya akhir akhir ini ia menyetir mobilnya sendiri walau sesekali Kai mengajak nya berangkat bersama.Bukan tak mau, tapi dia harus mulai membatasi diri.
Hariini adalah Akhir pekan, Jennie sedang asik berkumpul bersama sang Papa dan Mama di Gazebo belakang rumahnya.
Mereka berkumpul sejak pukul 10 pagi tadi, dan kini sudah menjelang sore. Mereka benar benar menghabiskan waktu bersamaan.
Syukurlah karena Jennie sedang berusaha merileks kan otaknya yang selalu diguncang tiba tiba akhir akhir ini.
"Jadi kamu Jomblo nih?" Tanya sang papa membuat Jennie sedikit mendelik ke arahnya.
"Papa! Awas aja kalau ngeluh gara gara anaknya Jomblo!" Sergah Jennie, mengerucutkan bibirnya gemas.
"Umur udah cukup kali buat seriusan.." imbuh sang mama. Jennie menatapnya malas seraya mematikan layar ponselnya.
"Jennie selalu serius, cowoknya yang gak bisa serius, Akhhh—-udahlah, Nanti kalau Jennie dapet yang serius langsung Nikahin aja la pa!" Rengek Jennie membuat kedua orangtua nya terkekeh.
"Memang sudah siap?" Tanya Jiyoung yang sedang rebahan di samping sang mama yang sedang mengupas Apel.
Jennie mengangguk antusias." Siap Siapin pokoknya!"
Jiyoung tertawa kecil.
"Perihal Nikah itu bukan hal yang kecil Je, Nikah itu sakral, kamu harus memantapkan hati kamu dulu. Umur masih panjang, jangan buru buru lah.."Jennie nampak berfikir." Iya juga sih, tapi umur gaada yang tau pah, siapa tau kan Besok Je——"
Belum sempat selesai sang mama segera memotong ucapan nya.
"Husss gausah dilanjut! Iya udah gausah denger kata Papa, kalau sudah ada calon yang serius ya disegerakan juga gpp, mama udah pengen nimang cucu!" Tutur Chaerin, sedangkan Jiyoung hanya menggeleng gelengkan kepalanya.
Maklum lah. Jennie anak mereka satu satunya, harapan cucu hanya dari Jennie, jadi wajar jika sedikit mendesak. Toh Jennie pun terlihat baik baik saja, karena jujur dia pun ingin segera memiliki pendamping yang serius.
Asik berbincang tiba tiba seseorang menghampiri mereka dengan jinjingan bungkusan di tangan nya.
"Selamat sore semua.."sapa hanbin seraya tersenyum manis.
Chaerin dan Jiyoung nampak menyambut antusias, lain dengan Jennie yang mengernyitkan Kening nya heran.
"Bawa makanan nih pah, mah" ujar Hanbin seraya menaruh bungkusan yang ukuran nya lumayan besar.
Jiyoung meraih nya lalu mengintip bungkusan tersebut. " wah apaan nih.."
"Ngapain Lo?" Tanya Jennie dingin, Hanbin yang sedang menatap keantusiasan jiyoung seketika menoleh.
"Berkunjung, bersilaturahmi, sekalian mau nemuin Lo.." jujur hanbin dengan santai nya semakin membuat Jennie mengernyit.
"Tebel banget muka Lo? Gue gak mau ketemu ya, Bye!!" Setelah mengatakan Itu, Jennie bergegas berdiri dan berlari menuju pintu rumahnya, meninggalkan mereka yang masih menatap punggung nya yang kian menjauh.
"Jennie!!! Ada tamu ini!!!" Teriak Chaerin sedangkan Jennie hanya mengacungkan jempolnya ke udara sebagai Jawaban.
"Gapapa mah, biar Hanbin nanti samperin ke kamar nya.." kata Hanbin seraya masih memperhatikan kepergian Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Jennie||Jenbin
Fanfiction"Gue nyerah mbin, selamat tinggal" Setelah mengatakan itu, buru buru jennie keluar dari apartemen Hanbin. Rasa sakit yang menjalar kian menggerogoti hatinya diiringi rasa kecewa yang luar biasa. Tapi Jennie harus kuat! Mau bagaimanapun ini adalah ak...