Empat puluh lima

1.6K 164 9
                                    

🍭author mau kasih tau kalau kalian vote cerita ini itu artinya kalian kasih apresiasi.

🍭nah, dengan cara itu Author jadi lebih semangat buat ngelanjutin work ini.

Happy reading


Sebuah Meja tersusun rapih dengan berbagai Hidangan Makanan Jepang juga Italia.
Lilin lilin Yang memancarkan sinar kuning kemerahan ikut menghiasi setiap sudut meja tersebut.

Malam ini kediaman Keluarga Jiyoung sungguh terlihat mewah, begitupun dengan sang empunya yang memakai pakaian Elegan layaknya akan menerima tamu keluarga Raja.

Heol! Bagi mereka itu biasa. Apalagi mereka sangat Antusias untuk acara malam ini.

Chaerin dengan Gaun hitam panjang nya berjalan ke arah Jiyoung yang sedang Merapihkan dasi nya di depan ruangan televisi.

"Pah, udah siap?" Tanya Chaerin.

Jiyoung menoleh lalu tersenyum." Udah dong, btw cantik banget ih"

Chaerin tersipu malu, entah mengapa jadi ingat masa muda hehe~
"Makasih pah, oiya, jadi mereka datang nya kapan?"

Jiyoung melirik arloji gold yang melingkar di pergelangannya sekilas lalu kembali menatap Chaerin. "Bentar lagi kayanya, mereka bilang sepuluh menit lagi sampe"

Chaerin mengangguk, lalu keduanya nampak berjalan ke arah Meja Yang sudah dihiasi berbagai macam makanan juga lilin-lilin itu. Mencoba memastikan apakah ada yang kekurangan atau bahkan kelebihan.

Sedangkan disisi lain, seorang wanita Tengah berdiri di hadapan Cermin besar nya.
Jennie, merapihkan rambut nya yang bergelombang itu, menatap dirinya sefokus mungkin.

"Berasa Mimpi" Ujarnya setelah tadi menepuk pipi nya dua kali. Wanita itu lantas tersenyum, senyum yang menandakan rasa lega nya.

Malam ini tepatnya, Papa Jiyoung memberitahu nya bahwa Keluarga Siwon akan datang kerumahnya. Dan yang paling mengejutkan adalah, Kim Hanbin. Lelaki itu, katanya akan melamar Jennie dan akan menikahi nya secepatnya.

Jennie yang diberitahu mendadak itu lantas sedikit shock, Dia juga masih sedikit tak percaya bahwa akhirnya ia akan kembali di lamar oleh Lelaki Kim itu.

Sebenarnya, Perasaan nya masih takut akan tentang kejadian masa Lalu. Ya, tak bisa dipungkiri Jennie pun takut masa masa itu terulang kembali.

Tapi, Sekuat mungkin Jennie menepis fikiran itu. Dia mencoba memantapkan juga percaya pada dirinya sendiri bahwa kini Hanbin akan serius padanya.

Ya, semoga dan doakan saja!

Drrrtttt drrrtt

Ponselnya Jennie bergetar, Terpampang sebuah panggilan Telepon dari Sang mama.
Jennie segera meraih ponselnya, menekan tombol Hijau lalu menaruhnya di telinga.

"Hallo ma?"

"Turun sekarang sayang, mereka udah datang."

"I-iya ma"

Tut

Telepon di akhiri, Jennie menghembuskan nafasnya berulang ulang. Oh tuhan, benar benar gugup sekali. Rasanya lebih Gugup dibanding tunangan nya yang pertama dulu.

Jennie mengusap dada nya, menetralkan degup jantung nya yang berdetak hebat.
Kembali menghembuskan nafasnya lalu perlahan tungkai nya melangkah.

***

Brakk

Hanbin menutup pintu mobil nya sedikit kencang. Merapihkan setelan jas nya lalu perlahan melangkah mengikuti kedua orangtua yang yang berjalan lebih dulu darinya.

My Precious Jennie||JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang