"Vote dulu yuk! Jangan jadi Siders, kita saling menguntungkan ya, :) "
Hari ke-5.
Hanbin terduduk di sisi bangsal sang Istri. Laki laki Kim itu tak pulang-pulang. Padahal Mama Sandara sudah meminta nya untuk Istirahat, biar Jennie mama Sandara bisa gantian menunggu.
Hanbin menolak karena ia ingin menyaksikan sendiri kesadaran Jennie. Saat pertama kali membuka mata Hanbin Ingin ia yang dilihat oleh sang Istri. Hanbin rindu tatapan mata nya. Mata yang jernih dan luas itu.
Ceklek
Suara pintu terbuka, Hanbin menoleh kemudian melihat Kai dan Krystal tengah berjalan ke arahnya.
"Bro, apa kabar?" Tanya Kai lembut.
"Ya begini aja" Jawab Hanbin lemah.
Sebenarnya Kai tahu bahwa Hanbin tak baik baik saja. Terlihat bahwa Tubuhnya mulai mengecil, lingkaran Hitam di bawah mata. Kai tak tahu sebenarnya Seberapa Hari Hanbin tak tidur.
"Halo Hanbin, Gimana keadaan Jennie" Tanya Krystal membuka suara. Wanita itu tampak memandang tubuh Jennie dengan sendu.
Hanbin ikut menatap sang Istri yang masih setia terlelap itu.
"Yaa dia belum sadar. Ini udah hari kelima. Doain aja ya, semoga Jennie bisa lewatin masa kritisnya"Kai menaruh Satu parsel buah bawaannya di atas nakas, lalu lelaki itu mengusap kening Jennie. Jujur, Kai Rindu sekali dengan Jennie. Sudah berbulan bulan lamanya mereka tak bertemu. Sekalinya ada kesempatan bertemu, Jennie dalam keadaan sakit. Padahal, Kai Rindu tawa riang nya. Apalagi gummysmile Jennie yang membuatnya Candu itu.
Krystal pun meraih tangan Jennie lantas mengusapnya. Krystal memahami perasaan Kai saat itu. Dulu Kai pernah bercerita padanya bahwa Jennie seperti adik kandungnya Sendiri. Maka tak heran Jika Keystal biasa saja Saat Kai bersikap lebih pada Jennie.
"Kok bisa sih mbin? Gimana ceritanya?" Tanya Kai.
"Panjang Kai. Syukurnya sih sekarang orang nya udah berhasil di lacak polisi. Informasi terakhir katanya pelaku kabur ke Jeju. Tapi, Data dirinya udah di blokir. Jadi, dia gak bisa keluar Negeri. Gue harap sih Polisi secepatnya ngasih kabar baik" Jelas Hanbin panjang lebar.
Kai mengangguk paham.
" Gue penasaran siapa pelakunya. Ada hubungan apa sebenarnya Jennie sama si pelaku? Gue pengen tau motif nya apa"Hanbin hanya menggedikkan bahu nya pertanda tak tahu. Sungguh, Hanbin pun jujur masih kesal hingga detik ini. Demi Tuhan Hanbin tak ikhlas melihat orang yang ia sayangi di ganggu dan di usik kehidupannya.
"Eh tunggu, kalau data dirinya udah di blokir berarti polisi tau dong siapa pelakunya, emang gak ngasih tau lo?" Tanya Kai penasaran.
Hanbin terdiam sebentar, mencoba mencerna perkataan Kai.
"Iya juga ya? Gue belum dapet Informasi lebih Detail nya sih. Tapi gue bakal coba hubungin polisi nya sih, rencana nanti malem"Kai mengangguk.
"Oke-oke, lu yang tabah dah ya, jangan cengeng,lu laki bukan? Yang jagain Jennie kudu kuat!"Hanbin terkekeh kecil.
"Sialan haha"🍃🍃🍃
Hari ke -7.
Hanbin berjalan menyusuri koridor, Lelaki itu baru saja pulang dari rumahnya. Iya, mama Sandara memaksa. Sekarang Mama Sandara ada di ruang rawat Jennie. Ia bergantian jaga dengan Mama Chaerin dari semalam.
"Hanbin? Kamu udah Istirahat sayang?" Tanya Sandara saat melihat sosok anaknya telah berjalan ke arahnya.
Hanbin tersenyum.
"Udah mah, Hanbin udah lebih Fresh sih sekarang." Hanbin menaruh sekantong makanan di atas nakas. " Hanbin bawa makan buat mama"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Jennie||Jenbin
Fanfiction"Gue nyerah mbin, selamat tinggal" Setelah mengatakan itu, buru buru jennie keluar dari apartemen Hanbin. Rasa sakit yang menjalar kian menggerogoti hatinya diiringi rasa kecewa yang luar biasa. Tapi Jennie harus kuat! Mau bagaimanapun ini adalah ak...