Tiga puluh empat

1.9K 163 17
                                    

Jennie sedang duduk di kursi meja makan nya.
Sebelah tangan menopang dagu, sebelahnya lagi terus memainkan ujung roti.

Hampir satu jam ia duduk seperti itu, tak berniat bersuara, apalagi memakan makanan yang ada di hadapan nya. Bahkan susu pisang nya tak lagi menggoda.

Jennie memutar bola matanya, oke!
Dia sudah habis kesabaran.

"Lo mau sampe kapan sih?!" Ketus jennie seraya menatap jengah kehadapan nya.

Hanbin menggedikkan bahu nya acuh, kedua tangan nya masih setia melipat di dada.

Pasalnya, hanbin sejak pagi ada di rumah jennie. Mulai dari pukul delapan pagi lelaki itu membangunkan Jennie, lalu menunggu jennie mandi hingga sekarang berakhir di meja makan.

Jennie risih karena terus dibuntuti oleh hanbin, apalagi lelaki itu bilang tak akan pergi kerja jika jennie tak menyetujui ajakan nya.

Ya, ajakan untuk pergi belanja ke Mall.

Padahal kan jika jennie pergi menyetujui ajakannya, hanbin tetap tidak akan pergi bekerja bukan?

Hanbin bodoh!

"Je ayo lah! Kapan lagi lo diajakin pergi sama lelaki tampan se-korea selatan ini?" Tanya hanbin sombong.

Jennie berdecih." Masih ganteng lee min ho kemana mana! Kalau di bandingin nih ya sama lo, lo itu hanya sekedar remahan biskuit!"

Hanbin mendengus sebal. Lelaki itu pun beranjak dari duduk nya lalu menarik pergelangan tangan jennie secara paksa, dan menyeretnya hingga keluar.

"Heh! Apa apaan sih!!!! Hanbin!!! Lepas!!!!" Jennie meronta ronta tapi apalah daya, kini tubuhnya sudah masuk dengan sempurna di dalam mobil milik Hanbin.

Dengan segera hanbin masuk ke dalam mobil juga, diiringi jennie yang terus berceloteh.

"Hanbin! Gue belom make up! Gue belom ganti baju! Gue belom ambil tas, masa kaya gini outfit gue?" Keluh jennie seraya melihat penampilan nya sendiri.

Hotpants hitam pendek, t-shirt putih polos, juga sendal jepit biasa. Yaa walaupun merek sendalnya dior tapi kan tetep aja itu sendal jepit. Apalagi jennie yang notabene nya selalu menjaga penampilan meski hanya pergi ke toserba depan kompleks.

Hanbin melirik ke arah samping, lalu membuang nafas kasar.
"Udah cantik gausah make up, gausah ganti baju nanti banyak yang naksir, tapi ish itu celana yaampun nanti pokoknya pas sampe langsung beli yang panjang!"

Jennie menghembuskan nafasnya jengah.
"Gausah beli! Gue ganti aja hanbin! Buang buang duit aja heran.."

Hanbin menggeleng kuat." No! Nanti lo malah gak jadi pergi!"

Setelah perdebatan perdebatan kecil akhirnya mobil hanbin melaju begitu saja meninggalkan pekarangan rumah jennie.

Di dalam mobil jennie tak bersuara.
Gadis itu masih setia melipat kedua tangan seraya mengerucutkan bibirnya.
Apalagi saat cemberut seperti itu justru pipi nya malah terlihat semakin mengembang.

Hanbin yang sesekali menoleh pada jennie hanya bisa mengulum bibir nya. Jennie benar benar menggemaskan, ingin rasanya ia mencubit pipi gembul jennie, tapi segera ia tepis kemauan nya itu.

Sekitar lima belas menit.
Mobil yang dikendarai hanbin tengah masuk ke area basement sebuah Mall yang dekat dari kediaman jennie. Setelah selesai di parkirkan kedua nya keluar dari mobil-tentu dengan jennie yang masih diam tak bersuara.

Hanbin terkekeh lalu segera menghampiri wanita kim itu dan berjalan seraya merangkul bahu nya.

Jennie sempat tercekat dan dengan segera ia melepaskan rangkulan itu.

My Precious Jennie||JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang