Enam [sudah revisi]

1.9K 196 11
                                    

Pagi ini Jennie terbangun dengan keadaan yang masih mengantuk dan Mata yang sembab. Semalaman ia terus saja terjaga dan menangis. Siapa lagi ulahnya jika bukan tunangannya sendiri- Kim Hanbin.

Jennie masuk kedalam kamar mandi untuk segera menyelesaikan Ritual Mandi nya.
Hariini Jennie ingin berlama-lama diam diri di dalam seonggok air sabun yang mengisi penuh sebuah  bathup🛁 .

Setelah tubuhnya terendam semua. Jennie menyalakan musik di dalam ponselnya untuk memberikan sensasi yang sedikit aesthetics.

Hariini adalah Hari Ulang tahunnya.
Hari dimana ia resmi menginjak umur 21 tahun. Papa dan Mama nya semalam memberikan Hadiah sebuah tas mewah padanya. Lalu teman nya yang bernama Lisa telah memberikan Ucapan kedua setelah orangtua nya semalam.

Mama nya sempat mengajukan ide untuk merayakan ulang tahunnya. Namun Dengan sigap Jennie menolak, Alasannya karena ia tidak ingin berlebihan tahun ini. Cukup seperti ini saja. Baginya ia sudah cukup terlalu tua, tidak butuh itu semua.

"Gue pengen berdoa sebaik-baik nya untuk hariini.." gumam nya pelan sambil terus mengusap sabun pada pangkal tangannya.

Asik dengan sabun dan air. Tiba tiba ia mendengar pintu kamarnya dibuka oleh seseorang.

Matanya menoleh ke arah bayang-bayang seseorang yang masuk ke dalam kamar mandi sontak membuat nya berteriak.

"Y-ya! Kim Hanbin! Keluar!" Pekik nya.

Bukannya keluar, lelaki itu malah membuka tirai pembatas membuat Jennie menurunkan tubuhnya agar tertutup sempurna oleh Sabun.

"Ngapain si lo? Sana keluar ah!" Ketus Jennie.

Keburukan yang menjadi keterbiasaan Hanbin. Memasuki Kamar Jennie tanpa mengetuk, apalagi menyelenong ke dalam kamar mandi yang sudah jelas ada seseorang sedang memakainya.

Hanbin mendaratkan bokongnya di bibir bathup.
" Selamat Ulang tahun Jennie.." katanya sambil tersenyum.

Senyuman yang sebelumnya belum pernah Jennie temui. Lantas Pipi Jennie memanas, seperti nya dalam hitungan detik akan segera memerah.

"Thanks!" Sahut Jennie seadanya. Hariini ia tidak akan menagih kado kepada Hanbin. Atau siapapun. Hanya sebuah ucapan Baginya sudah sangat berharga.

"Gue mau kasih hadiah buat lo.." Ucap Hanbin sambil menatap Jennie lekat.

Jennie mengedarkan pandangan nya pada hanbin, namun sepertinya lelaki itu tidak membawa kado apapun. Lantas apa hadiah nya?

"Ngapain? Nyari kado? Gue gak bawa.." Ujar Hanbin seolah mengetahui reaksi Jennie sekarang.

Jennie berdecih. " katanya lo mau kasih gue hadiah, mana? Apaan?" Gencar Jennie tidak sabaran. Jennie hanya ingin tahu saja Apakah Hadiah Yang Hanbin berikan Sangat mengesankan atau tidak.

Hanbin menggeser bokonnya menjadi lebih dekat, Jennie yang menyadari nya segera memasukkan tubuh nya lagi kedalam gumpalan busa hingga sebatas leher.

"Mau apa si lo?! Pergi sana ah! Ganggu tau ga!" Teriak Jennie sedikit gugup dicampur takut karena Tatapan Hanbin begitu Nakal.

"Gue mau kasih lo hadiah, merem dulu tapi.." tukas Hanbin lalu dengan terpaksa Jennie menutup kelopak matanya sambil terus mendumal.

"Mau ngasih hadiah aja ribet banget sih segala harus merem dul-.."

Chup

Belum sempat Jennie menyelesaikan kata-kata nya sesuatu yang kenyal hinggap di bibirnya.
Sontak hal itu membuat Jennie membuka matanya lebar-lebar.

My Precious Jennie||JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang