Jennie sedang mengemudi mobilnya untuk pergi ke apartemen Hanbin.
Padahal ia sangat malas, namun mama nya memaksa untuk menemui Hanbin.Sebenarnya bisa saja Jennie berbohong, dengan mengatakan 'iya' tapi tidak perlu pergi karena sang mama menyuruhnya lewat telepon.
Tapi kejadian kemarin saat Kai bercerita tentang pertengkaran nya dengan Hanbin,
Membuat nya ingin bertanya langsung pada tunangan nya itu apa yang sebenarnya terjadi.Mobilnya telah memasuki basement apartemen Hanbin. Jennie lekas turun sambil membawa dua paperbag isi makanan.
Rasanya sudah satu minggu Jennie tidak membawakan makan kepada sang tunangan, pasti lelaki itu merasa aman dan bebas karena Jennie tak menemuinya.
Setelah mengetuk pintu Apartemen. Ia sedikit merapihkan rambut nya yang tergerai. Lalu seseorang mulai membuka pintu, sudah pasti Kim Hanbin. Jennie sudah memasang senyum palsu nya.
Tapi sepertinya bukan Hanbin. Seseorang itu adalah perempuan. Memakai Piama santai dan wajah nya belum memakai riasan apapun.
Tentu saja Jennie mengenalnya."D-dahyun? ko ada disini pagi-pagi?.." tanya Jennie sedikit gugup. Memandangi Penampilan Dahyun.
Tidak mungkin Dahyun pergi ke Apartemen Hanbin sepagi ini dengan Piama nya bukan?
"Gue tinggal disini.."
Deg
Jennie tertohok. Rupanya Dahyun tinggal berdua bersama tunangannya. Sudah sejauh itu kah hubungan mereka? Jennie menahan rasa sesak nya yang kembali terasa. Lalu mulai berdehem untuk menghilangkan gugup nya itu.
"Boleh masuk? Mama nyuruh gue nemuin Hanbin.." Ujar Jennie. Ia sengaja membawa nama mama nya agar Dahyun tak mengira bahwa ia datang semata mata karena inisiatifnya sendiri.
Dahyun mengangguk lalu mempersilahkan Jennie masuk. Dahyun terus memasang wajah datarnya, membuat Jennie sedikit tidak nyaman.
Setelah menaruh dua paperbag di atas meja makan, Dwimanik nya menemukan Hanbin yang baru saja keluar kamarnya dengan wajah bantal nya. Lelaki itu mengenakan celana training hitam dan bertelanjang dada.
Tubuhnya begitu Atletis-begitu kira kira isi Fikiran Jennie saat mendapatkan pemandangan roti sobek Hanbin.
"Jennie?.." Suara Hanbin mulai terdengar. Membuat Jennie sedikit gelagapan.
"Gue disuruh kesini sama mama.." Ucap Jennie seadanya. Hanbin mengangguk lalu mengajak Jennie ke kamarnya.
Berbicara dengan Jennie empat mata di ruang tamu bukanlah ide yang bagus karena akan ada kemungkinan Dahyun mendengar.
Jennie mengekori Hanbin yang kembali masuk ke kamarnya, Setelah masuk Jennie segera mendudukkan bokongnya di bibir kasur Hanbin yang masih berantakan.
Saat pertama masuk ke kamar, Jennie tak henti henti nya mengoceh di dalam hati akibat pemandangan yang tak mengenakkan itu.
Kamar yang berantakan juga pakaian yang berserakan dimana-mana. Apakah Hanbin tak merapihkan nya? Jennie segera bergegas untuk merapihkan kasur Hanbin.
"Sebenernya Dahyun tinggal disini tuh ngapain sih, masih berantakan aja!" Gumam Jennie pelan.
"Apa?" Tanya Hanbin seperti mendengar ocehan Jennie diam diam.
"GAK!" Jawab Jennie ketus.
Hanbin memperhatikan lekat setiap pergerakan yang dilakukan Jennie.
Wanita itu merapihkan Kasur nya dengan telaten. Berlanjut membersihkan lantainya dan menaruh pakaian - pakaian kotornya di keranjang baju.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Jennie||Jenbin
Фанфик"Gue nyerah mbin, selamat tinggal" Setelah mengatakan itu, buru buru jennie keluar dari apartemen Hanbin. Rasa sakit yang menjalar kian menggerogoti hatinya diiringi rasa kecewa yang luar biasa. Tapi Jennie harus kuat! Mau bagaimanapun ini adalah ak...