Dua puluh enam

2.1K 187 11
                                    

Malam ini tepatnya pukul 20:00 keluarga Jiyoung dan siwon mengadakan pertemuan di salah satu restaurant bintang Lima.

Untung saja siwon sudah pulang dari luar kota, karena Jiyoung mengajak keluarga nya bertemu dalam keadaan mendadak.

Dua keluarga sudah duduk rapih di meja yang ukuran nya lumayan besar. Mereka semua sudah menyelesaikan acara makan besarnya. Kini kedua keluarga tersebut tengah menunggu sang pelayan membersihkan meja mereka.

Setelah selesai, Jiyoung melirik hanbin dan Jennie yang sama sama terdiam dan menunduk sejak pertama datang. Bahkan saat acara makan dimulai pun kedua orang itu terlihat tidak menikmati makanan mereka.

"Gue ngajak keluarga lu makan disini bukan karena gak ada perihal yang mau diomongin, justru anak gue-jennie pengen ngomong sesuatu sama kita terutama elu won.." ucap Jiyoung membuat siwon menegakkan duduknya.

Jiyoung dan chaerin memang menyerahkan semuanya pada Jennie. Biar saja putri nya itu menjelaskan perihal perjodohan ini. Lagipula jika Jiyoung yang bicara takut takut tidak sesuai apa yang Jennie inginkan.

Disisi lain Hanbin masih terdiam tak bergeming. Ia sudah tahu apa yang akan dibicarakan jennie. Dan bodohnya Hanbin belum memberitahu perihal kehamilan kekasihnya itu kepada kedua orangtua nya.

Jennie berdehem pelan. " mama sandara, papi siwon, jennie sebelumnya mau minta maaf.."

Sandara dan siwon semakin memicingkan mata mereka pada Jennie. Wanita itu juga tampak sedikit gugup.

"Jennie minta maaf karena jennie gak bisa lanjutin perjodohan ini, sebelum nya juga jennie udah bicarain ini semua sama papa jiyoung dan mama chaerin.." tutur jennie tenang. Siwon melirik jiyoung, lelaki itu tampak tersenyum hambar pada Siwon.

Sandara mengerutkan keningnya. Lalu ia menatap jennie intens. "Loh? Kenapa? Kamu ada masalah lagi ya sama hanbin? Bicarain baik baik dulu sayang.."

Jennie menggeleng kuat kepalanya. Pertama ia melirik Hanbin sekilas, lelaki itu tampak semakin terdiam tak berniat membuka suara sedikitpun. Jennie menarik nafas kemudian kembali membuangnya. " udah gak ada yang bisa dibicarain lagi soal hanbin sama jennie ma, keputusan jennie udah bulat. Lagi pula hubungan jennie sama hanbin udah gak bisa diperbaiki.."

Jennie tertunduk, jiyoung sebagai sang papa mengusap bahu putrinya itu. Jiyoung tahu bahwa selama ini ia hanya membuat putri nya itu menderita.

Siwon memijit pelipisnya frustasi, sedangkan sandara malah semakin menatap jennie penuh penasaran. " memang kalian ada masalah apa sih?.."

"Kalau mama tanya soal masalahnya, mama tanya langsung aja sama hanbin.." jawab jennie.

Sandara menolehkan pandangan nya pada sang putra. Ia pun menajamkan tatapan nya pada hanbin karena lelaki itu tak kunjung bicara. Sandara tau pasti ini semua berawal dari kesalahan hanbin.

"Hanbin. Jelasin semuanya sama papa dan mama.." ujar Siwon santai tapi penuh penekanan.

Hanbin masih terdiam, wajahnya menekuk.
Bahkan mendongakkan kepalanya pun hanbin tak bisa, mendadak tubuhnya terasa kaku.
Nyali nya juga menciut.

"HANBIN JELASIN SAMA PAPA!" Pekik siwon, sandara segera mengusap punggung nya memberikan ketenangan.

Hanbin mengangkat wajahnya. Ia bingung harus memulai dari mana, ia juga belum siap akan tatapan kecewa yang akan ia terima dari sandara dan siwon. Menarik nafas nya dalam dalam lalu menghembuskannya. Kini hanbin memberanikan diri menatap manik sang papa.

"Maafin hanbin pah.." lirihnya pelan.
Wajahnya kini berubah menjadi sedikit sendu.

"Yang di ucapin jennie bener, hanbin bukan laki laki yang baik buat dia, h-hanbin....bakal jadi calon ayah buat perempuan lain.."

PLAK

Satu tamparan keras mendarat di pipi kiri Hanbin. Semua mata langsung tersorot kepadanya termasuk Jiyoung dan chaerin. Setau Mereka, Hanbin hanya bersikap tak layak pada putri mereka karena hanbin tak pernah menyetujui perjodohan ini. Tapi ternyata memang ada alasan lain pula yang membuat jennie meminta perjodohan ini segera di batalkan.

Jennie membelalakan matanya, dia juga tak percaya jika hanbin akan berkata sejujur itu.
Dia juga sedikit tak tega melihat hanbin di tampar sang papa, tapi mau bagaimana lagi, itu adalah konsekuensi yang harus hanbin terima.

"J-jadi hanbin ngehamilin p-perempuan lain?.." Tanya chaerin, wanita itu sungguh kaget, kini ia mengusap dada nya yang terasa sakit. Jennie segera menghampiri sang mama dan mengusap usap bahunya.

"Mah, mama tenang dulu, tarik nafas buang nafas, mama gak boleh keget kaya gini.." tukas Jennie khawatir.ia mendudukkan kembali sang mama di bangku nya.

"Sejak kapan papa ngajarin kamu jadi laki laki brengsek kaya gini hah?!" Cerca siwon, wajahnya kini sudah merah padam. Emosi nya mencuat ke permukaan kepala.

Sedangkan sandara sudah terisak dibangkunya, merasa kecewa karena perbutan anaknya, juga merasa malu pada keluarga Jennie.

"Mama kecewa sama kamu!" Sarkas Sandara lalu berjalan meninggalkan meja mereka begitu saja.

Jiyoung memejamkan matanya, ia berusaha meredam emosinya. Biar saja siwon yang memberi anak nya pelajaran. Yang terpenting Jiyoung cukup tau dengan sikap asli Kim Hanbin. Sungguh saat ini Jiyoung benar benar menyesal karena telah menjodohkan anak kesayangan nya dengan lelaki brengsek seperti hanbin.

Melihat keadaan yang semakin tak bersahabat. Jiyoung segera membawa sang istri dan anaknya untuk pulang. Lagi pula jiyoung sudah terlalu kecewa untuk berdiam diri lebih lama lagi disini. Apalagi terus menerus melihat wajah hanbin, Itu hanya akan membuat emosi jiyoung naik lagi.

Jiyoung, Chaerin dan jennie berjalan meninggalkan meja. Tersisakan siwon yang masih memarahi habis habisan anak nya itu.

Bugh bugh

Siwon memberikan sebuah bogeman membuat hanbin jatuh tersungkur. Jennie yang sedang berjalan seketika membalikkan badan nya. Ia sedikit meringis melihat hanbin tengah disiksa di sana. Mau bagaimanapun Jennie masih mempunyai rasa peduli di hati nya. Namun seketika sang papa menarik pergelangan tangan nya.

"Pulang jennie.."

Jennie pun kembali berjalan mengikuti sang papa dan mama nya.

                             ➰➰➰

Jennie terduduk di bibir kasurnya, ia baru saja sampai dirumah dan segera masuk ke dalam kamar nya.

Perasaan nya tak karuan sekarang, jadi malam ini  ia benar benar resmi menjadi mantan tunangan dari seorang kim hanbin?

Jennie memegangi dada nya yang tiba tiba terasa sesak. Mengingat kembali kejadian tadi disaat hanbin dipukuli habis habisan oleh siwon, sungguh sebenarnya jennie tak tega melihat itu semua!

Perlahan air mata nya meluruh, rasa kecewa dan sakit hati kembali menyerang dirinya.
Jennie benar benar tidak tahu akan sanggup atau tidaknya menjalani hidup tanpa sosok kim hanbin sekarang.

Jennie menepuk nepuk dada nya kuat,
"Hiks..sakit.."

Ini lah akhirnya, bukan kemarin.
Mau tidak mau jennie harus menerima semua ini dengan lapang dada. Jennie juga harus memantapkan hati untuk segera melupakan hanbin, meski butuh waktu yang lama.

Selama ini, hampir menjelang satu tahun jennie menahan segala kesakitan hati nya atas perbuatan hanbin. Dan malam ini adalah rasa sakit yang paling sakit diantara sakit yang lain. Penutupan memang selalu beda bukan?

"Gue harap lo bisa jaga b-bayi lo kelak hanbin.." lirih jennie, air mata nya masih setia menetes. Biarlah ia menumpahkan segala sedihnya di malam ini.


















Aku rasa part ini pendek banget ya?
Mian ya hehe.

Gimana sama part ini?

Ohiya jangan lupa tetep vote and comment ya❤️

My Precious Jennie||JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang