Dua puluh tujuh

2.1K 171 7
                                    

Hari ke-7 setelah kejadian dipertemuan keluarga kemarin.

Hanbin masih setia terlelap di dalam selimut nya. Sudah seminggu juga lelaki itu tak pergi bekerja. Semuanya benar-benar berantakan. Baik perasaannya maupun rutinitasnya, semuanya benar benar tak terkendali!

Hanbin sendiri bingung mengapa ia menjadi seperti ini sekarang. Hati nya terasa sakit, melihat kedua orangtua nya mengatakan kecewa pada nya secara terang terangan. Tak lupa juga ia menghilangkan kepercayaan yang Jiyoung dan chaerin berikan padanya.

Kini ia sendiri tak bisa mengerti akan keadaan nya sendiri. Kesehatan nya semakin hari semakin menurun, hanbin benar benar melewati hari hari yang sulit!

Dahyun berjalan membawa sebuah nampan berisi semangkuk bubur dan segelas air putih, tak lupa juga ia membawa beberapa obat pereda panas.

Dahyun sangat khawatir akan keadaan hanbin, terlebih lelaki itu selalu menolak jika dahyun mengajaknya untuk konsultasi kesehatan ke dokter.

Dahyun melihat hanbin masih terlelap, lalu ia menaruh nampan yang ia bawa di atas nakas.
"Hanbin, kamu belum makan dari kemarin.."

Dahyun menatap lamat lamat wajah kekasihnya itu, hanbin benar benar menyedihkan sekarang! Dahyun juga sudah mengetahui perihal lelaki itu bertengkar dengan kedua orangtuanya. Seharusnya juga dahyun senang kini ia benar-benar memiliki Hanbin seutuhnya, tapi justru kini malah berbanding terbalik, boro-boro bisa senang jika hanbin saja malah seperti ini sekarang~

Dahyun menaruh punggung tangannya di kening hanbin, lalu seperkian detik ia menatap hanbin penuh khawatir.

"Mbin kamu panas banget loh ini, ayo kita kerumah sakit sakit sekarang!"

Hanbin menggeliat terusik, lalu membuka mata nya sedikit. "Gausah, aku gak mau pergi kemanapun.."

Dahyun membuang nafasnya jengah, sudah hampir enam hari tubuh lelaki itu terbaring lemah di atas kasur. Dahyun tahu setiap malam ia terjaga dari tidurnya, melihat keadaan hanbin atau sibuk memikirkan kondisi lelaki Kim itu.

Hanbin benar-benar dalam kondisi buruk. Terkadang juga lelaki itu sering mengigau menyebut nama Jennie, membuat dahyun kebingungan sendiri.

"Maafin aku mbin.." kata kata itu tiba tiba saja keluar dari mulut dahyun, entah mengapa sekarang hidupnya diselimuti rasa bersalah yang besar.

"Bener ya, hasil dari merebut milik orang lain memang gak seindah yang dibayangin.."





➰➰➰

"Lo mau eskrim cone rasa apa? Tunggu disini ya, biar gue yang cari.." ujar Kai menatap Jennie yang kini duduk di sebuah bangku dengan satu boneka bear yang ukuran nya sedang di dalam dekapannya.

Ya, itu boneka bear hasil dari permainan Kai tadi.

"Emmm gaada rasa pisang ya? Coklat aja deh.." jawab jennie membuat kai terkekeh geli, wanita itu sangat menggemaskan jika sedang memakai pakaian santai seperti ini, apalagi ia mengenakan hoodie hitam kebesaran, rambut di cepol asal, huh! Kai benar benar tak bisa melepaskan tatapan nya barang sedikitpun.

Kai pun mengangguk lalu berjalan meninggalkan Jennie sendiri.

Mereka kini sedang berada di area taman bermain. Kai yang mengajaknya, katanya sih berniat untuk menghibur sang tuan puteri!

Jennie sendiri merasa senang sih, karena dengan banyak nya kesibukkan ia perlahan akan bisa melupakan Hanbin, apalagi hampir selama seminggu ini Kai terus menemani nya.
Baik di dalam dunia pekerjaan atau diluar itu semua, mama dan papa jennie juga sepertinya mulai menerima keberadaan Kai, bahkan mereka terlihat antusias.

My Precious Jennie||JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang