Attention:
Part ini mengandung 18+, yang mau skip boleh skip aja. Tapi, menurutku ini masih aman aman aja lah. Jadi, alangkah baiknya Vote dulu sebelum baca.
Spam comment ya!
Happy reading
Jennie membuka matanya perlahan, mengerjap ngerjap kan sekilas berusaha menetralkan penglihatan nya yang masih terlihat buram.
Wanita Kim itu terkesiap saat merasakan sebuah tangan hangat yang melingkar di perutnya. Ya, itu Tangan Kim Hanbin.
Suaminya sejak beberapa Jam yang lalu.
Karena kini ia pun masih mengenakan Gaun pengantin juga Hanbin belum mengganti pakaian juga rupanya.Jennie mengubah posisinya menjadi duduk, melepaskan perlahan tangan Hanbin yang melingkar di perutnya.
Melirik ke jam dinding.
Rupanya waktu menunjukkan pukul 02.00 malam. Sebentar lagi Akan menjelang pagi.Jennie berjalan menuju meja riasnya.
Duduk lalu mulai melucuti aksesoris yang masih menempel di tubuh nya itu.
Kemudian setelah selesai ia mulai meraih Sebuah kapas dan menuangkan beberapa tetes micellar water untuk membersihkan make up dempul nya.Perlahan Jennie menatap dirinya di dalam pantulan Cermin. Besok ia akan terbangun dengan Sesosok Lelaki di sampingnya.
Lelaki yang Kini akan menjadi bagian hidup nya secara Utuh. Tak akan ada lagi halangan.Ya, semoga saja. Karena kita tak tahu kedepannya akan ada apa. Akan terjadi apa. Yang jelas, Jennie akan bersiap menghadapi itu semua.
Setelah selesai dengan wajahnya. Wanita Kim itu kini mulai berjalan menuju Kamar mandi. Ia berniat akan mandi, tentu! Karena sungguh badan nya terasa sangat lengket.
Mungkin Hanya mandi singkat. Tidak ada acara berendam dalam segumpal busa untuk merilekskan Otaknya. Karena Mandi tengah malam begini tidak baik untuk kesehatan nya.
Sekitar tiga puluh Menit, Jennie keluar dari kamar mandi sudah mengenakan piama tidur pendek yang memperlihatkan sedikit paha mulusnya, juga bagian dada genjang nya.
Jennie berjalan menuju jendela dan menyibakkan sedikit gorden hitam nya.
Suasana kamarnya terlihat tamaram. Gelap lebih tepatnya. Hanya ada pencahayaan dari lampu tidur.
Jennie menoleh ke arah Hanbin yang masih terlelap menggunakan kemeja Putihnya. Lelaki berhidung mancung itu benar benar sudah menjadi suaminya. Maaf, kadang Jennie masih belum percaya bahwa ia menikah. Saat mandi pun ia berkali kali mencubit pipi nya. Takut takut ia hanya bermimpi.
Setelah memandangi wajah Yang sedang terlelap nyaman itu. Jennie kembali menghadapkan pandangan nya ke arah Langit.
"Terimakasih Tuhan. Ini adalah Jawaban yang engkau berikan kepadaku. Mulai hariini Hanbin seutuhnya jadi milikku" Gumam nya pelan. Sangat pelan. Bahkan nyaris tak terdengar.
Memandangi Bentangan Pemandangan yang berada di luar Jendela. Tak terasa Wanita itu meneteskan air matanya. Entah Air mata untuk mengekspresikan apa itu.
Sedih, atau senang?
Jennie hanya berfikir bahwa. Mulai Hariini ia mempunyai tanggung Jawab besar. Membahagiakan Hanbin, melayani nya, menemaninya dalam susah maupun senang, Merawatnya.juga mengisi kekurangan Lelaki itu.
Jennie masih tak menyangka bahwa perjuangannnya kini sudah terjawab. Pernikahan yang awalnya ia kira tak akan tergapai, kini benar benar nyata di alaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Jennie||Jenbin
Fiksi Penggemar"Gue nyerah mbin, selamat tinggal" Setelah mengatakan itu, buru buru jennie keluar dari apartemen Hanbin. Rasa sakit yang menjalar kian menggerogoti hatinya diiringi rasa kecewa yang luar biasa. Tapi Jennie harus kuat! Mau bagaimanapun ini adalah ak...