Dua puluh satu

2K 147 27
                                    

Sudah sekitar satu minggu Hanbin bersikap manis kepada tunangannya, Jennie.
Kedua nya juga jadi lebih sering menikmati waktu berdua.

Hanbin membuktikan ucapan nya bahwa ia akan memperlakukan jennie selayaknya tunangan pada umumnya.

Jennie merasa senang, tentu!
Siapa yang tak senang jika diperlakukan spesial oleh tunangan nya sendiri?
Rasanya jennie seperti memulai dari awal, semua kesakitan nya juga kebencian nya terhadap Hanbin menghilang seketika hanya karena seminggu ini lelaki itu terus membuat nya senang.

Memang bisa dibilang lemah, tapi itulah kekuatan cinta.

Hariini Jennie bersiap kembali untuk pergi ke kantornya, ia sudah melewati weekend kemarin dengan penuh kesenangan. Karena lagi lagi Hanbin menemaninya dua hari penuh.

Jennie menyampirkan tas selempangnya, lalu kembali masuk ke dalam walk in closet untuk memilih sepasang high heels yang akan ia kenakan hari ini.

Setelah selesai, Jennie keluar kamarnya untuk segera melakukan sarapan. Disana sudah ada mama dan papa nya yang kebetulan sudah pulang dari luar kota.

"Pagi mah,pah.." sapa Jennie lalu mendaratkan bokongnya di salah satu bangku.

Ia menuangkan susu pisang kesukaannya lalu melahap beberapa potongan roti selai kacang kesukaannya. Hariini wajahnya tampak sumringah tidak seperti biasanya, dan itu semua tak luput dari perhatian papa nya. Membuat sang papa keheranan.

"Seneng banget kayanya muka kamu Je, habis menang lotre?.." Tanya Jiyoung.

Jennie mendongakkan wajahnya menatap sang papa seraya tersenyum lebar. "Engga pah, emang seneng harus pas dapet lotre doang?.."

"Bener kata papa kamu, biasanya tiap pagi muka nya flate, kaya gak punya kebahagiaan sama sekali.." Sambung Chaerin sambil terus mengolesi permukaan roti.

Jennie membuang nafas nya lembut.
"Jennie gak papa mah,pah, yaampuuun!Jennie lagi goodmood aja.."

Jiyoung dan Chaerin hanya mengangguk angguk paham saja. Seperkian detik suara klakson mobil terdengar di halaman rumahnya membuat seisi ruang makan menoleh ke arah pintu utama.

"Jemputan tuh.." Celetuk Chaerin seraya menunjuk pintu utama dengan dagu nya.

Jennie beranjak dari duduknya. "Jennie berangkat dulu ya pah, mah.."

"Hati hati.." Jawab Jiyoung.

Setelah mengecup pipi sang papa dan mama, Jennie segera berjalan menuju pintu utama.
Setelah sampai, dilihatnya disana sebuah mobil dengan sang empunya yang terduduk di bangku kemudi, Bukan Kai kali ini yang menjemputnya, Melainkan Hanbin.

Ya, lelaki itu meminta kepada Jennie untuk tidak usah pergi bekerja bersama Kai, dia sendiri yang akan mengantarkan nya.

Bukan apa-apa. Hanbin takut Kai akan mengambil langkah lebih unggul dari nya.
Mau bagaimanapun mulai saat ini, Hanbin harus selalu ada untuk jennie, jangan sampai tunangan nya itu meminta bantuan kepada orang lain, termasuk hal menjemput dan mengantarkan ke tempat pekerjaan.

Jennie masuk ke dalam mobil dengan disambut oleh senyum hangat dari Hanbin.

"Berangkat sekarang?.." Tanya Hanbin yang tentu dijawab anggukan oleh Jennie.

"Sekarang dong!" Seru jennie.

Hanbin menginjak pedal gas nya perlahan. Mobilnya pun kian melaju meninggalkan pekarangan rumah Jennie. " mari mengantar tuan puteri!"

Jennie hanya terkekeh dan bersemu merah menahan malu. Semoga saja selamanya hanbin akan tetap begini~batinnya.

***

My Precious Jennie||JenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang